gambar diambil di sini |
Pernahkah kita berpikir, kalau besok mati, kita bawa bekal apa? Pernahkah kita berpikir kalau besok mati, apakah bekal yang selama ini kita siapkan cukup menyelamatkan? Pernahkah kita berpikir, bahwa kita tidak akan pernah bisa kembali untuk mengambil bekal yang tidak cukup?
Kematian adalah sebuah keniscayaan. Namun sayangnya, yang kita tahu selama ini tidak banyak yang menggerakkan untuk segera berbenah. Bahwa ajal itu, keniscayaan itu bisa kapan saja datang.
"Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapati kamu, sekalipun kamu berada dalam benteng yang tinggi dan kokoh" (Q.S An Nisaa : 78)
Dzikrul maut adalah sesuatu yang harus terampil kita lakukakan. Karena hanya dengan mengingat kematian persiapan itu akan bisa dikerjakan dengan baik. Namun sayangnya segala amalan baik itu arusnya sangat lemah. Berdekatan dengan Quran dengan istiqomah itu tidak mudah. Untuk bangun malam menegakkan qiamul lail terus menerus sangat berat. Memaafkan kesalahan orang di mana kita mampu membalasnya itu tidak mudah. Sungguh semua yang berpotensi kebaikkan itu daya tariknya lemah. Dan sebaliknya, semua yang mungkar itu tarikannya begitu kuat.
"Tiap - tiap umat mempunyai batas waktu, maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya." (Q.S Al A'raf: 34)
Pertanyaannya adalah apakah persiapanmu untuk kuburmu dan akhiratmu? Usahakan dengan sungguh - sungguh menjalankan kewajiban - kewajiban, hal - hal yang disunnahkah, sedekah rahasia, merahasiakan amal shalih, sholat malam, semoga saja engkau selamat.
(Evi S. Zubaidi dalam Majalah Nurul Hayat Edisi Februari 2015)
Comments