Salah satu teman baikku baru saja keguguran. Hasil analisa medis menyatakan bahwa terjadi pembelahan kromosom yang tidak sempurna pada janin sehingga janin tidak bisa berkembang dan akhirnya meninggal. Di tengah beredarnya musibah tersebut salah seorang teman berkomentar "dia sih pake ngomong-ngomong ke orang klo dia hamil", "emang kenapa?" tanyaku, "klo kandungan belum tiga bulan tuh harusnya nggak boleh diomong-omongin dulu, bisa bikin nggak jadi". Aku langsung diem, speechless. Rasa - rasanya omongan itu nggak pantes diucapkan di tengah musibah. Apalagi oleh seorang yang well-educated. Menurutku omongan kayak gitu tuh nggak punya dasar yang kuat, cuma didasari oleh mitos yang berkembang di masyarakat. Padahal, mitos itu nggak semuanya benar. Banyak juga kok orang yang "membeberkan" kandungannya sebelum usia tiga bulan, tapi kandungannya baik - baik saja sampai lahiran. Sebenarnya keputusan untuk mem-publish kehamilan adalah sebuah pilihan dan hak pribadi.
Kalau aku pribadi lebih percaya pada logika dan ajaran dalam agama. Logika bahwa kejadian tersebut punya penjelasan logis yang dikeluarkan oleh pihak medis sebagai pihak yang berkompeten di bidang tersebut. Dan tentu saja ajaran dalam agama bahwa Tuhan adalah pengatur segalanya. Tuhan-lah yang memutuskan semua rencana manusia. Hidup, mati, jodoh dan rezeki adalah misteri Illahi. Itulah yang dinamakan takdir.
Comments