Assalamualaikum.
Sebelumnya perkenankan aku dan keluarga mengucapkan "Selamat Idul Fitri 1438 H. Taqobbalallahu minna wa minkum, mohon maaf lahir batin". Semoga kita dipertemukan dengan Ramadhan tahun-tahun mendatang, aaminn.
Postingan pertama setelah liburan panjang adalah wisata kuliner selama kami mudik. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya di mana aku seakan lepas kendali ketika lebaran tiba, tahun ini aku bisa mengontrol diri. Perut sudah tidak bisa jika diisi terlalu banyak, bakal berasa begah. Di antara sekian banyak menu kuliner ketika mudik, hanya ada empat yang kami buru. Yaitu: Nasi Pecel Yu Gembrot, Dawet Suronatan, Sate Gule Kambing dan Nasi Jotos. Kami memakannya di jam makan, kecuali dawet. Jadi tidak ada ceritanya frekuensi makan ditambah. Untuk cemilan pun aku atur, incip sepotong dua potong cookies saja. Dan aku hanya ngincip di tempat-tempat yang memang cookiesnya the best, heheh. Kalau di tempat lain aku lebih suka makan sesuatu yang jarang kutemui misalnya Tape Ketan Hitam dan Tumpi (Rempeyek Kacang Hijau). Alhamdulillah perjuangan menjalankan pola hidup (lebih) sehat selama setengah tahun sudah mulai terlihat hasilnya. I'm beyond happy. Hasilnya ketika balik dari liburan berat badanku stabil di angka 55. Ahaii!! Masih ada PR 3 kilo lagi nih anyway.
Nasi Pecel Yu Gembrot
I love Nasi Pecel, like a lot. Dan di antara sekian banyak warung Nasi Pecel, warung milik Yu Gembrot ini adalah favoritku. Aku paling suka Nasi Pecel dengan lauk empal atau rempelo ati goreng. Malam itu sepincuk pecel pesananku datang dengan lauk empal karena rempelo atinya sudah habis. Nasi hangat dengan porsi yang tidak terlalu banyak, ditemani sayuran (daun singkong, kacang, kecambah pendek), rempeyek kacang, kripik tempe (yang nggak ikut kefoto), kering tempe dan serundeng telah mendarat dengan selamat di perutku. Aku makan dengan tangan, sungguh nikmatnya. Yang aku suka dari Nasi Pecel di sini bumbunya enak, empalnya empuk banget, menggigitnya effortless lah. Lalu, ada kasir tersendiri, jadi tidak ada ceritanya habis pegang uang trus pegang sayuran. Lebih higienis.
Malam itu suasana warung itu sangat ramai, maklum dalam suasana lebaran di mana orang males masak dan pengennya kulineran. Pengunjung sampai diharuskan mencatat nama dan pesanannya untuk kemudian dipanggil sesuai antrian. Beruntung aku dapat tempat duduk sebelum makanan datang. Dua porsi pecel lauk empal, dua botol beras kencur dan sebungkus rempeyek kacang ditebus seharga enam puluh ribu rupiah. Agak mahal untuk ukuran di Madiun, tapi it's worth every peny. Anda bisa melihat banyak foto artis dan pejabat dipajang di tembok warung, salah satu tanda jika racikan pecel di sini memang spesial. Tapi buatku yang lebih bisa dijadikan acuan adalah banyaknya pengunjung lokal yang datang, karena mereka adalah pelanggan sehari-harinya.
Es Dawet Suronatan
Legenda dawet di Madiun ya di sini tempatnya. Sejak aku kecil sudah ada, nggak tahu kapan pastinya. Yang aku ingat ketika kuliah, harga semangkok dawetnya tiga ribu rupiah. Hingga kini semangkoknya berharga delapan ribu rupiah. Dawet di sini berisikan ketan hitam, tape singkong, bubur sumsum dan cendol. Disiram dengan sirup gula merah dan santan. Cocok banget dimakan ketika cuaca panas. Rasa dawet di sini masih tetap seenak dan seotentik dulu. Seporsi cukup buatku. Tapi kalau mau lebih kenyang bisa nambah lagi.
Nasi Pecel Yu Gembrot
Jl. Imam Bonjol (Kompleks Pasar Besi) Madiun
Buka 07.00 - 21.00 WIB
Depot Suronatan
Jl. Merbabu No 10 Madiun
Buka jam 07.00 - 16.00 WIB
Comments