Skip to main content

Trip to Johor (Part 1, Walking Around Johor Bahru)

Hallo.

Aku baru saja kembali dari Johor untuk mengikuti Study Abroad Fair yang diadakan oleh Universiti Teknologi Malaysia. Ini pertama kalinya aku pergi dengan rombongan dekanat. Sempat deg-degan sih awalnya, tapi alhamdulillah all is well. Meskipun baru kenal, kami cepat akrab satu sama lain. Perjalanan ini, merupakan pertama kalinya aku pergi dinas ke luar negeri dengan menggunakan layanan group tour. Kami menggunakan GT Tours, langganan kantor. Alasan utamanya adalah di Johor transportasi umumnya tidak sebagus dan sebanyak di KL atau Singapore. Hal ini akan menyulitkan kami untuk mobile dengan jumlah barang bawaan yang cukup banyak. Alhamdulillahnya biaya perjalanan dinasnya sesuai Standar Biaya Umum (SBU), jadi uang saku yg dipegang jumlahnya masih lumayan. Btw ini pertama kalinya aku pergi ke LN dapat uang saku sesuai SBU, biasanya judulnya dana bantuan. Alhamdulillah.

Pesawat dari Surabaya ke Johor cuma ada sekali sehari. Jadi mau nggak mau, harus mau. Kami naik AirAsia, berangkat dari Juanda jam 06.25. Waktu tempuh penerbangan kami 2 jam 20 menit. Karena berangkatnya masih pagi, kami memutuskan membeli inflight meals buat sarapan. Kalau anda melakukan prebooked meals, anda akan mendapatkan diskon 20%. Setiap makanan yang dipesan dalam prebooked meals akan mendapatkan complimentary mineral water. Pagi itu aku memesan Roast Chicken With Dijon Creamy Sauce. Rasanya sungguh enak. Empat potong daging ayam yang well done, disajikan bersama potato wedges, wortel dan brokoli rebus dibalut saus yang creamy tapi tidak eneg sama sekali. Porsinya sangat pas untuk sarapan. Makanan AirAsia memang patut diacungi jempol. Mereka sadar betul bahwa ini salah satu ladang uang mereka, maka mereka pun menggarapnya dengan baik, tidak main-main.






Meskipun sebenarnya mengantuk karena bangun sejak jam 2, nyatanya aku nggak bisa tidur di pesawat. Awan tebal menemani perjalanan, sehingga membuat pesawat goyang-goyang ketika menabrak awan.

Pesawat mendarat dengan mulus di Senai International Airport di Johor Bahru. Bandara ini mengingatkanku pada Bandara Sepinggan karena dikelilingi perbukitan. Tapi juga mengingatkanku pada Bandara Adi Sucipto untuk ukuran. Cuma bangunan Senai lebih modern. Proses skrining keimigrasian di Senai lebih ketat daripada di KLIA. Aku ditanyai dari mana, mau ke mana dan diminta menunjukkan tiket balik. Kalau tidak bisa menunjukkan tiket balik, akan digiring ke kantor imigrasi. Dugaanku sih karena Johor merupakan pintu masuk utama parà TKI, karena dekat dengan Batam. Saranku, it will be so much better if you speak in English to the imigration officer. Kalau nggak, pasti disangka TKI. Dan perlakuan mereka beda banget. Huhuhu


Ms. Norhan, tour guide kami, sudah menunggu di arrival hall. Setelah berkenalan dan menaikkan koper ke mobil, kami menuju Johor Premium Outlet karena letaknya searah dengan Senai. Sepanjang perjalanan kami disuguhi pemandangan perbukitan berkapur dan perkebunan kelapa sawit. Cuaca dan suhu di Johor Bahru tak jauh beda dengan di Surabaya.

JPO adalah pusat perbelanjaan barang-barang bermerk di Johor. Mengusung konsep mall terbuka, JPO menjadi salah satu daya tarik tersendiri karena menawarkan diskon yang menggoda iman dan bisa menguras kantong. JPO terdiri dari dua lantai, buka dari jam 10.00 - 22.00. Untuk memudahkan ada berbelanja, terdapat directory di dekat pintu masuk. Anda juga bisa meminta peta di bagian informasi.

Tiga jam di JPO cukup menguras kantong saudara-saudara. Padahal aku masuk ke outlet low macam cotton on, bath and body works, rubi shoes dan Vincci. Di sana aku beli kemeja, sendal, sepatu, baju buat Bintang, botol minum dan parfum. Daftar outletnya bisa Anda lihat di webnya ya.

Untuk menambah kenyamanan pengunjungnya, JPO dilengkapi dengan bangku taman, foodcourt, musholla, money changer, stoller rental, area parkir yang luas dan playground. Jadi, kalau anak-anak capek atau bosen mengikuti mamanya belanja, bisa banget main di playground.






Setelah dari JPO kami diajak makan ke salah satu restoran all you can eat, namanya Restoran Singgah Selalu. Menu yang disajikan banyak banget pilihannya. Sampai bingung mau pilih yang mana. Hehehe. Aku akhirnya menjatuhkan pilihan pada Kare Rajungan, Sup Tulang Sapi, Capcay dan Ikan Goreng. Duh girang banget aku ketemu Kare Rajungan, soalnya pas kepengen. Alhamdulillah rasanya juara. *pukpukperut*


Selanjutnya kami menuju Masjid Sultan Abu Bakar, yang merupakan Masjid tertua di Johor Bahru, untuk sholat. Rute selanjutnya ke Cocoa Rich yang merupakan gerai cokelat. Aku nggak beli apa-apa di sana, cuma icip-icip aja, hahaha.

Arulmigu Sri Rajakaliamman Glass Temple
Pura yang merupakan tempat peribadatan masyarakat Hindu ini mencatat rekor sebagai Pura Kaca pertama di Malaysia. Pura ini buka 07.00-22.00 waktu setempat. Untuk masuk ke area ini pengunjung dikenakan tarif 10 ringgit. Waktu kami datang, pas ada sembahyang.


Perjalanan kami hari itu ditutup makan malam di L.C Katering and Restaurant. Alhamdulillah makanannya enak, pas dengan lidah kami.


Johor Premium Outlets
Jalan Premium Outlets
Indahpura 81000 Kulai
Johor Darul Takzim
Tel: +607 661 8888
Fax: +607 661 8810
Open hours: 10.00-22.00

Rumah Makan Singgah Selalu
36-F, Jalan Bertingkat Skudai
Danga Bay 80200, Johor Bahru
Tel: +607 237 7255
Open: 24 hours

Arulmigu Sri Rajakaliamman Glass Temple
Jalan Tun Abdul Razak, Bandar Johor Bahru
80000 Johor Bahru
Tel: +607 223 5502

Comments

Popular posts from this blog

Nasi Pupuk

Nasi Pupuk adalah Nasi Campur khas Madiun. Biasa ada di resepsi perkawinan dengan konsep tradisional, bukan prasmanan. Makanya biasa juga disebut Nasi Manten. Isinya adalah sambal goreng (bisa sambel goreng kentang, krecek, ati, daging, atau printil), opor ayam (bisa juga diganti opor telur), acar mentah dan krupuk udang. Berhubung sudah lama tidak ke mantenan tradisional, jadi aku sudah lama banget tidak menikmatinya. So, membuat sendirilah pilihannya. Soalnya tidak ada mantenan dalam waktu dekat juga. Hehehe. Alhamdulillah bisa makan dengan puas :) Happy cooking, happy eating.

Cerita Tentang Pesawat Terbang

To invent an airplane is nothing.  To build one is something.  But to fly is everything.  (Otto Lilienthal) Naik pesawat terbang buat sebagian orang adalah makanan sehari-hari. Surabaya - Jakarta bisa PP dalam sehari, lalu esoknya terbang ke kota lainnya lagi. Tapi, bagi sebagian orang naik pesawat terbang adalah kemewahan, atau malah masih sekedar harapan. Aku ingat betul, ketika aku masih kecil, sumuran anak taman kanak-kanak, aku punya cita-cita naik pesawat. Setiap kali ada pesawat terbang melintas, aku mendongakkan kepala dan melambaikan tangan.  Seusai ritual itu, aku akan bertanya "Bu, kapan aku bisa naik pesawat". "Nanti kalau kamu sudah besar, belajar yang rajin ya", jawab Ibu. Pada saat itu aku cuma mengangguk, tidak menanyakan lebih lanjut apa hubungan antara naik pesawat dengan rajin belajar. Yang pasti, mimpi itu tetap terpatri. Ketika usiaku semakin bertambah, aku menjadi lebih paham bahwa sebenarnya naik pesawat tidak masuk

[Review] Urban Wagyu: Makan Steak di Rumah

tenderloin steak rib eye steak Sejak kapan itu pengen makan steak, cuma suami keluar kota terus. Lalu, lihat feed IG kok nemu steak yang bisa delivery. Tergodalah aku untuk ikut beli di  @urbanwagyu . Mereka adalah steak house yang melayani delivery order saja, karena untuk sementara belum ada restonya. "Wah, seru nih  bisa makan steak di rumah", pikirku. Pesananku: rib eye well done, mashed potato, mixed vegies, extra grilled baby potato dg mushroom sauce. Sedangkan pesanan suami: tenderloin well done, french fries, mix vegies dengan black pepper sauce. Pesanan kami datang dengan kemasan box cokelat ala pizza dengan keterangan tentang detail pesanan di salah satu sisinya. Dagingnya dibungkus alumunium foil, saus dibungkus cup plastik dan diberikan peralatan makan dari plastik  dan dilengkapi dengan saus tomat dan sambal sachet. Reviewnya sebagai berikut: Dagingnya empuk banget, bisa dipotong dengan peralatan makan plastik. Lembut dan