Skip to main content

Trip to Lombok (Part 1)


Pepatah bilang "Once a year, go to a new place and enjoy your new world". Dan kali ini alhamdulillah berkesempatan untuk menjejakkan kaki di tempat baru, di Lombok. Di acara kantor ini, aku membawa serta Bintang dan Ayahnya. Pengalaman pertama nih pergi rame-rame. Seru.

Postingan tentang perjalanan kali ini aku bagi jadi tiga, aku buat cerita per hari supaya nggak kepanjangan :) Kami berangkat dengan first flight, jam 05.40 WIB, jam empat lebih seperempat sudah sampai di bandara. Bintang sempat cranky saat menunggu proses group check in yang lumayan memakan waktu. Harusnya jam segitu dia masih bobok nyenyak soalnya. Ditambah lagi suasana bandara saat itu ramai sekali, udah kayak terminal bus aja.

Tapi alhamdulillah pas di pesawat dia tenang, malah so excited melihat deretan pesawat dan gumpalan awan. Berkali - kali dia tepuk tangan gembira, tertawa dan ngemil juga.

ceria di pesawat
kumpulan awan yang membuat Bintang terpana
Tujuan pertama kami adalah Desa Sukarare. Di sini kami menyaksikan cara pembuatan tenun Sasak. Kegiatan menenun biasa dilakukan oleh kaum perempuan, ada peraturan adat yang menyatakan bahwa seorang perempuan tidak boleh menikah jika dia tidak/belum bisa menenun. Tujuan dari aturan ini adalah agar wanita bisa menghasilkan uang sendiri jika menikah nanti, jadi tidak melulu bergantung pada suami.


Dengan adanya peraturan tsb, tak mengherankan jika hampir semua rumah penduduk yang aku temui punya alat tenun di depan rumah masing - masing.


Pengunjungpun diperbolehkan untuk mencoba menenun. Salah satunya rombongan yang mencoba adalah Pretty.


Setelah puas berkeliling di perkampungan warga, kami sarapan pagi. Menunya adalah Nasi Balap Puyung. Sepintas mirip dengan Nasi Krawu khas Gresik. Nasinya disajikan dalam bungkusan daun pisang berbentuk segitiga. Isinya nasi, suwiran abon ayam kering, kedelai, sambal dan daging. Rasanya enak, bumbunya tebal. Tapi pedasnya nggak nahan. Perut masih kuat, tapi bibir udah nggak tahan. Menurutku sih makanan ini akan lebih bisa dinikmati kalau level kepedasannya diturunkan. Hehehe.

Nasi Balap Puyung


setelah kenyang foto dulu
Tujuan selanjutnya adalah Pura Lingsar. Di sana ada pura, taman, sumber mata air dan kolam ikan. Seperti pada pura lainnya, pengunjung diwajibkan memakai kain adat untuk dikenakan di pinggang. Aku nggak ikutan masuk karena Bintang lagi tidur, kasian kalau ditidurin di stroller dan diajak jalan. Paginya dia bangun jam tiga pagi, makanya aku nggak mau mengganggunya. Tapi ini ada foto - foto untuk memberikan gambaran bagaimana keadaan pura.







Setelah dari Pura, dan yang cowok selesai Sholat Jumat kami makan siang di salah satu local resto yang aku lupa namanya. Menunya Ayam Taliwang. Jujur aku nggak puas sama masakannya, bumbunya biasa, rasanya biasa, tidak ada yang spesial. Tapi alhamdulillah mengenyangkan untuk perut yang sepagian belum kemasukkan nasi, hahahaha.

And then rombongan diantar ke hotel. Kami menginap di Lombok Garden Hotel. Aku suka deh hotel ini, hommy dan segar karena mengusung tema garden sesuai namanya. Jadilah Bintang bisa bermain di taman, sekedar jalan - jalan, berlarian mengejar burung atau melihat ikan. Sebenarnya ada kolam renangnya dan Bintang sudah bawa peralatan renang tapi nggak jadi renang karena siangnya udah jalan - jalan, sampai hotel sudah sore dan aku lanjut meeting.

salah satu deretan kamar

depan kamar

Bintang jalan - jalan di taman setelah sarapan
to be continued.

Comments

Popular posts from this blog

Bintang GTM

Seminggu ini menjadi salah satu minggu yang membuatku sedih. Bagaimana tidak, Bintang yang selama ini pemakan segala mendadak GTM. Usut punya usut, dia lagi sariawan. Ini sariawan yang kedua. Setelah yang pertama sembuh, sekarang kok ya nongol lagi. Mana kejadian ini muncul ketika Bintang recovery dari batpil, di mana saat itu makannya tidak seperti biasanya. Ya iyalah, orang sakit mana gampang makannya. Sedih lihat Bintang jadi agak tirus gitu pipinya. Makannya dikit geraknya banyak, nggak bisa diam. Ngocehnya juga banyak. Sedih juga ngebayangin berapa BBnya sekarang. *sembunyikan timbangan. Selama sariawan Bintang jadi sedikit makannya. Di sariawan pertama dia masih mau makan meski harus bubur. Masih gampang juga nyuapinnya. Di sariawan yang kedua susahnya minta ampun, dia lebih sering GTM. Aneka masakan sudah aku coba, aku sengaja memasakkan aneka menu favoritnya. Tapi cuma disentuh seimprit, itupun kalau dia mood. Kesabaran semakin menipis karena khawatir kekurangan asupan...

Cerita Dari Jogja (Part 2)

Bandara Adi Sucipto: tampak depan Kali ini aku akan bercerita tentang bandara yang ada di Jogja, yaitu Adi Sucipto International Airport. Meskipun bertaraf internasional, bandara ini termasuk kecil secara luasan bangunan dan landasan. Beda jauh dengan bandara Juanda di Surabaya atau Soekarno Hatta di Jakarta. Ruangan kedatangan domestiknya nggak terlalu gede, bisa dikatakan kecil malah, "cuma" dilengkapi tiga baggage claim.  boarding room antrian masuk pesawat Untuk boarding room, berbeda dengan bandara lainnya yang bebentuk persegi panjang, di bandara ini bentuknya setengah lingkaran. Karena jumlahnya cuma satu, maka penumpang dari berbagai maskapai akan bercampur baur di sini. Boarding room ini dilengkapi 4 gate untuk naik pesawat. Cuma kemarin pas aku check in , di boarding pas s ku tertera gate 0. Berhubung ini baru pertama kali terjadi, daripada tersesat di bandara, aku bertanya ke salah satu petugas yang ada. Dari beliau, aku mendapatkan informa...

Aku dan Freezer = Pembuktian :)

Suka yang aneh - aneh. Doyan belanja. Boros. Keras kepala. Pemimpi. Itulah komentar orang - orang sekitar pas tahu aku berencana beli freezer baru karena freezer yang lama udah nggak muat buat ASIP. Sempat stress juga karena omongan tersebut. Tapi mereka kan nggak pernah berada di posisiku. Mereka nggak pernah pompa ASI kayak aku. Sempet kendur juga ketika disodori pertanyaan "emang bakal penuh?", "kalau udah nggak dipakai mau diapakan?". Hmm... Akhirnya aku tetap pada keputusanku, beli freezer baru. I don't care with all they said any longer. Modal utamaku cuma bismillah. Dan ketika freezer itu datang, apa yang terjadi? Aku menangis haru saat tahu freezer itu akhirnya penuh, bahkan nggak muat untuk ASIP yang ada setelah botol - botol yang berceceran (baca: dititipkan di mana - mana) dikumpulkan dan dipindahkan ke situ. Alhamdulillah wa syukurillah, aku berhasil membuktikan bahwa freezer ini emang worth to buy . Aku membuktikan kalau aku bisa ...