Skip to main content

Pumpkin Doughnut


Postingan kali ini masih edisi penasaran sama panganan berbahan dasar Labu Parang. Kalau sebelumnya sudah membuat Pumpkin Cake, kali ini aku membuat Pumpkin Dougnut. Resepnya hasil nyontek di blognya Mbak Hesti. Makasih banyak ya mbak buat inspirasinya. :)

Donat Labu Parang
Bahan-bahan:
350 gram tepung terigu (harusnya mix antara protein rendah dan tinggi)
150 gram labu kukus, haluskan
2 sdt ragi instant
80 gram gula pasir
50 ml susu (tergantung kadungan air pada labu parang)
1 kuning telur
1 butir telur
30 gram mentega
gula halus dan kayu manis bubuk untuk taburan

cara membuat:
1. Campur semua bahan kering kecuali garam dan mentega. Aduk rata. Masukkan labu, telur, kuning telur dan campuran susu hangat.
2. Kocok dan uleni menggunakan mixer. Setelah mulai rata, masukkan garam dan mentega. Uleni lagi sampai elastis. Kalau adonannya agak lembek boleh ditambahkan sedikit tepung, karena kadar air dalam labu beda-beda sehingga berpengaruh juga pada adonan.
3. Untuk donat ring, giling adonan sampai ketebalan sekitar 1.5 cm lalu potong menggunakan donat cutter. Letakkan di loyang bertabur terigu. Untuk donat bulat yang kecil (beignet) bentuk menjadi bola-bola kecil. Fermentasikan sekitar 30-45 menit.
4. Panaskan minyak dengan api sedang. Goreng donat sampai kuning keemasan.
5. Sajikan dengan taburan gula halus dan kayu manis. 



Hasilnya lembut, teksturnya lebih ke arah roti jika dibandingkan dengan donat kentang. Aku suka sekali warnanya kuning cerah, alami tanpa pewarna. Kalau aku sih jujur lebih suka sama donat kentang dari segi rasa dan tekstur. Mungkin karena aku penggemar kentang hehehe. 


Happy cooking, happy eating.

Comments

Popular posts from this blog

Bintang GTM

Seminggu ini menjadi salah satu minggu yang membuatku sedih. Bagaimana tidak, Bintang yang selama ini pemakan segala mendadak GTM. Usut punya usut, dia lagi sariawan. Ini sariawan yang kedua. Setelah yang pertama sembuh, sekarang kok ya nongol lagi. Mana kejadian ini muncul ketika Bintang recovery dari batpil, di mana saat itu makannya tidak seperti biasanya. Ya iyalah, orang sakit mana gampang makannya. Sedih lihat Bintang jadi agak tirus gitu pipinya. Makannya dikit geraknya banyak, nggak bisa diam. Ngocehnya juga banyak. Sedih juga ngebayangin berapa BBnya sekarang. *sembunyikan timbangan. Selama sariawan Bintang jadi sedikit makannya. Di sariawan pertama dia masih mau makan meski harus bubur. Masih gampang juga nyuapinnya. Di sariawan yang kedua susahnya minta ampun, dia lebih sering GTM. Aneka masakan sudah aku coba, aku sengaja memasakkan aneka menu favoritnya. Tapi cuma disentuh seimprit, itupun kalau dia mood. Kesabaran semakin menipis karena khawatir kekurangan asupan...

Cerita Dari Jogja (Part 2)

Bandara Adi Sucipto: tampak depan Kali ini aku akan bercerita tentang bandara yang ada di Jogja, yaitu Adi Sucipto International Airport. Meskipun bertaraf internasional, bandara ini termasuk kecil secara luasan bangunan dan landasan. Beda jauh dengan bandara Juanda di Surabaya atau Soekarno Hatta di Jakarta. Ruangan kedatangan domestiknya nggak terlalu gede, bisa dikatakan kecil malah, "cuma" dilengkapi tiga baggage claim.  boarding room antrian masuk pesawat Untuk boarding room, berbeda dengan bandara lainnya yang bebentuk persegi panjang, di bandara ini bentuknya setengah lingkaran. Karena jumlahnya cuma satu, maka penumpang dari berbagai maskapai akan bercampur baur di sini. Boarding room ini dilengkapi 4 gate untuk naik pesawat. Cuma kemarin pas aku check in , di boarding pas s ku tertera gate 0. Berhubung ini baru pertama kali terjadi, daripada tersesat di bandara, aku bertanya ke salah satu petugas yang ada. Dari beliau, aku mendapatkan informa...

Aku dan Freezer = Pembuktian :)

Suka yang aneh - aneh. Doyan belanja. Boros. Keras kepala. Pemimpi. Itulah komentar orang - orang sekitar pas tahu aku berencana beli freezer baru karena freezer yang lama udah nggak muat buat ASIP. Sempat stress juga karena omongan tersebut. Tapi mereka kan nggak pernah berada di posisiku. Mereka nggak pernah pompa ASI kayak aku. Sempet kendur juga ketika disodori pertanyaan "emang bakal penuh?", "kalau udah nggak dipakai mau diapakan?". Hmm... Akhirnya aku tetap pada keputusanku, beli freezer baru. I don't care with all they said any longer. Modal utamaku cuma bismillah. Dan ketika freezer itu datang, apa yang terjadi? Aku menangis haru saat tahu freezer itu akhirnya penuh, bahkan nggak muat untuk ASIP yang ada setelah botol - botol yang berceceran (baca: dititipkan di mana - mana) dikumpulkan dan dipindahkan ke situ. Alhamdulillah wa syukurillah, aku berhasil membuktikan bahwa freezer ini emang worth to buy . Aku membuktikan kalau aku bisa ...