Skip to main content

Cerita Tentang Pesawat Terbang


To invent an airplane is nothing. To build one is something. But to fly is everything. 
(Otto Lilienthal)

Naik pesawat terbang buat sebagian orang adalah makanan sehari-hari. Surabaya - Jakarta bisa PP dalam sehari, lalu esoknya terbang ke kota lainnya lagi. Tapi, bagi sebagian orang naik pesawat terbang adalah kemewahan, atau malah masih sekedar harapan.

Aku ingat betul, ketika aku masih kecil, sumuran anak taman kanak-kanak, aku punya cita-cita naik pesawat. Setiap kali ada pesawat terbang melintas, aku mendongakkan kepala dan melambaikan tangan. 

Seusai ritual itu, aku akan bertanya "Bu, kapan aku bisa naik pesawat".

"Nanti kalau kamu sudah besar, belajar yang rajin ya", jawab Ibu.

Pada saat itu aku cuma mengangguk, tidak menanyakan lebih lanjut apa hubungan antara naik pesawat dengan rajin belajar. Yang pasti, mimpi itu tetap terpatri. Ketika usiaku semakin bertambah, aku menjadi lebih paham bahwa sebenarnya naik pesawat tidak masuk dalam rencana di keluargaku. Kenapa? Karena rumahku jauh dari bandara, kalau mau mengunjungi saudara yang tinggal di kota yang berjauhan, orangtua lebih memilih untuk menggunakan kendaraan umum seperti bus atau kereta api, lebih praktis. Tapi, mimpi naik pesawat tetap aku genggam erat. Aku percaya suatu saat Allah akan mengabulkan doaku.

Lima belas tahun kemudian, tepatnya di tahun 2008, akhirnya mimpiku untuk bisa naik pesawat terkabul. Aku masih bisa mengingat dengan jelas bagaimana momen bingung, takut dan excited waktu itu. Aku pertama kali naik pesawat seorang diri, dari Jakarta ke Surabaya, setelah mengikuti interview kerja di salah satu multi national company. Tiketku ditanggung oleh perusahaan itu. Pesawat yang pertama kali aku naiki adalah Batavia Air, yang saat ini sudah tinggal nama. Di atas pesawat aku mengenang kembali bagaimana aku memimpikan naik pesawat sejak kecil, lalu kini bisa menjadi nyata. Diam-diam aku menangis, bersyukur Allah mengabulkan doaku, meski setelah bertahun-tahun kemudian.

Aku kemudian menyukai kegiatan naik pesawat. I'm so excited to visit new places. Selalu ada banyak cerita di balik sebuah perjalanan, yang mayoritas adalah tempat atau pengalaman baru buatku. Maka, saat ini aku selalu antusias setiap kali ada penugasan. Ke mana surat tugas berbicara hayuk saja.
***
Bintang, anak semata wayangku rupanya persis seperti aku. Obsesinya naik pesawat terbang. Dia rajin menabung demi bisa naik pesawat terbang. Setiap kali mendapatkan angpau dari kakek nenek atau saudara, dia akan memberikannya ke aku sambil bilang "nabung, mau naik pesawat". Ini terjadi setelah dia merasakan kemewahan naik pesawat di usia 1,5 tahun, waktu ke Lombok. 

Dua tahun kemudian, dia naik pesawat lagi ke Jakarta waktu menghadiri pernikahan adikku. Saking excitednya naik pesawat, dia berjuang keras menahan kantuk. Demi menyaksikan pesawatnya lepas landas dan mengudara. Pada akhirnya dia ketiduran ketika pesawatnya sudah berada di keseimbangan. Berbeda denganku, Bintang tidak perlu menunggu belasan tahun untuk bisa naik pesawat (lagi). Alhamdulillah banget, dia punya kesempatan yang lebih baik daripada ibunya. 

Meski belum sering dilakukan, tapi setidaknya dia sudah beberapa kali merasakan naik pesawat terbang. Tahun ini dia senang sekali bisa naik pesawat terbang lagi. Kami pergi ke Cilegon menengok adikku yang sekarang tinggal di sana. Untuk menggenapi pengalamannya naik pesawat, waktu itu aku memilihkan pesawat besar untuk penerbangan pulang. Senang sekali dia mendapati pesawatnya besar, Airbus. Di dalam pesawat dia duduk manis, mengamati pemandangan dari balik jendela sambil menikmati cemilan yang diberikan pihak maskapai.

Sebelumnya, ketika masih di waiting room, dia asyik mengamati puluhan pesawat landing dan take off, lalu bersorak heboh ketika melihat satu pesawat double deck milik Etihad. Dia bilang "Aku mau naik itu Buk". Aku katakan padanya "Insyaallah, suatu saat nanti Bintang bisa naik pesawat segedhe itu, ke tempat yang lebih jauh dari yang pernah Bintang datangi. Bintang rajin berdoa sama Allah ya". Dia mengangguk, sambil mengucap "aamiin".

Maka, setiap kali aku sedang dalam penerbangan, aku tak lupa berdoa supaya aku bisa terbang lagi, melihat sisi lain keindahan Illahi. Aku juga berdoa untuk Bintang, I hope he could fly higher than me, as far as possible. Aamiin. So, keep on dreaming, never stop believing!!

"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenarana." (Q.S Al Baqarah: 186)

Comments

Popular posts from this blog

Nasi Pupuk

Nasi Pupuk adalah Nasi Campur khas Madiun. Biasa ada di resepsi perkawinan dengan konsep tradisional, bukan prasmanan. Makanya biasa juga disebut Nasi Manten. Isinya adalah sambal goreng (bisa sambel goreng kentang, krecek, ati, daging, atau printil), opor ayam (bisa juga diganti opor telur), acar mentah dan krupuk udang. Berhubung sudah lama tidak ke mantenan tradisional, jadi aku sudah lama banget tidak menikmatinya. So, membuat sendirilah pilihannya. Soalnya tidak ada mantenan dalam waktu dekat juga. Hehehe. Alhamdulillah bisa makan dengan puas :) Happy cooking, happy eating.

[Review] Urban Wagyu: Makan Steak di Rumah

tenderloin steak rib eye steak Sejak kapan itu pengen makan steak, cuma suami keluar kota terus. Lalu, lihat feed IG kok nemu steak yang bisa delivery. Tergodalah aku untuk ikut beli di  @urbanwagyu . Mereka adalah steak house yang melayani delivery order saja, karena untuk sementara belum ada restonya. "Wah, seru nih  bisa makan steak di rumah", pikirku. Pesananku: rib eye well done, mashed potato, mixed vegies, extra grilled baby potato dg mushroom sauce. Sedangkan pesanan suami: tenderloin well done, french fries, mix vegies dengan black pepper sauce. Pesanan kami datang dengan kemasan box cokelat ala pizza dengan keterangan tentang detail pesanan di salah satu sisinya. Dagingnya dibungkus alumunium foil, saus dibungkus cup plastik dan diberikan peralatan makan dari plastik  dan dilengkapi dengan saus tomat dan sambal sachet. Reviewnya sebagai berikut: Dagingnya empuk banget, bisa dipotong dengan peralatan makan plastik. Lembut dan