Skip to main content

Pepes Tahu dalam Cup



Mood booster pagi ini adalah bikin cooking project dan ternyata berhasil. Rasa dan penampilan sesuai harapan. Thanks to Mbak Isna yang sudah menginspirasi resep ciamik ini. Sebenarnya ini adalah pepes biasa, cuma bentuknya sedikit berbeda. Bukan dibungkus dalam daun pisang seperti biasa, tapi dicetak dalam cup. Penampilannya jadi berubah total. Lebih eye catchy :) Cocok untuk diparaktekkan ketika daun pisang sulit ditemukan. Cocok banget dimakan selagi hangat di saat cuaca seperti ini, bikin nambah lagi. Menu yang sedianya aku jadikan lauk untuk bekalku bersama sayur bobor amat menggodaku untuk mencemilnya saat sarapan tadi. Untung jadinya banyak, jadi no problemo hehe. Ini dia resep Pepes Tahu dalam Cup, aku modifikasi sedikit dari resep aslinya.

Bahan:
6 buah tahu putih, hancurkan dengan garpu
250 gr udang, sisakan ekornya 
Daun kemangi secukupnya (hasil petik dari kebun sendiri)
1 butir telur, kocok lepas
1 sdt garam
1/2 sdt merica
1/2 sdt gula pasir
2 sdm saus tiram
Cabai rawit untuk hiasan 

Bumbu iris:
1/2 buah bawang bombay
5 siung bawang putih

Cara membuat:
  1. Aduk bumbu yang diiris, tahu, udang dan telur.
  2. Tambahkan daun kemangi, aduk rata.
  3. Beri garam, merica, gula pasir dan saus tiram. Aduk rata.
  4. Cetak dalam cup. Di resep pakai silicon cup, karena nggak punya aku pakai alumunium cup untuk cetakan nastar :)
  5. Kukus selama dua puluh menit. Angkat.
  6. Biarkan agak dingin agar mudah dilepas dari cetakannya.
Rasanya enak, segar. Mbah dan suami memujinya. Alhamdulillah. Oiya, saran dari Mbah, harusnya telurnya dua biji supaya lebih kokoh. Okay, nanti dicoba dieksekusi selanjutnya.


Happy cooking, happy eating.

Comments

Popular posts from this blog

Bintang GTM

Seminggu ini menjadi salah satu minggu yang membuatku sedih. Bagaimana tidak, Bintang yang selama ini pemakan segala mendadak GTM. Usut punya usut, dia lagi sariawan. Ini sariawan yang kedua. Setelah yang pertama sembuh, sekarang kok ya nongol lagi. Mana kejadian ini muncul ketika Bintang recovery dari batpil, di mana saat itu makannya tidak seperti biasanya. Ya iyalah, orang sakit mana gampang makannya. Sedih lihat Bintang jadi agak tirus gitu pipinya. Makannya dikit geraknya banyak, nggak bisa diam. Ngocehnya juga banyak. Sedih juga ngebayangin berapa BBnya sekarang. *sembunyikan timbangan. Selama sariawan Bintang jadi sedikit makannya. Di sariawan pertama dia masih mau makan meski harus bubur. Masih gampang juga nyuapinnya. Di sariawan yang kedua susahnya minta ampun, dia lebih sering GTM. Aneka masakan sudah aku coba, aku sengaja memasakkan aneka menu favoritnya. Tapi cuma disentuh seimprit, itupun kalau dia mood. Kesabaran semakin menipis karena khawatir kekurangan asupan...

Cerita Dari Jogja (Part 2)

Bandara Adi Sucipto: tampak depan Kali ini aku akan bercerita tentang bandara yang ada di Jogja, yaitu Adi Sucipto International Airport. Meskipun bertaraf internasional, bandara ini termasuk kecil secara luasan bangunan dan landasan. Beda jauh dengan bandara Juanda di Surabaya atau Soekarno Hatta di Jakarta. Ruangan kedatangan domestiknya nggak terlalu gede, bisa dikatakan kecil malah, "cuma" dilengkapi tiga baggage claim.  boarding room antrian masuk pesawat Untuk boarding room, berbeda dengan bandara lainnya yang bebentuk persegi panjang, di bandara ini bentuknya setengah lingkaran. Karena jumlahnya cuma satu, maka penumpang dari berbagai maskapai akan bercampur baur di sini. Boarding room ini dilengkapi 4 gate untuk naik pesawat. Cuma kemarin pas aku check in , di boarding pas s ku tertera gate 0. Berhubung ini baru pertama kali terjadi, daripada tersesat di bandara, aku bertanya ke salah satu petugas yang ada. Dari beliau, aku mendapatkan informa...

Aku dan Freezer = Pembuktian :)

Suka yang aneh - aneh. Doyan belanja. Boros. Keras kepala. Pemimpi. Itulah komentar orang - orang sekitar pas tahu aku berencana beli freezer baru karena freezer yang lama udah nggak muat buat ASIP. Sempat stress juga karena omongan tersebut. Tapi mereka kan nggak pernah berada di posisiku. Mereka nggak pernah pompa ASI kayak aku. Sempet kendur juga ketika disodori pertanyaan "emang bakal penuh?", "kalau udah nggak dipakai mau diapakan?". Hmm... Akhirnya aku tetap pada keputusanku, beli freezer baru. I don't care with all they said any longer. Modal utamaku cuma bismillah. Dan ketika freezer itu datang, apa yang terjadi? Aku menangis haru saat tahu freezer itu akhirnya penuh, bahkan nggak muat untuk ASIP yang ada setelah botol - botol yang berceceran (baca: dititipkan di mana - mana) dikumpulkan dan dipindahkan ke situ. Alhamdulillah wa syukurillah, aku berhasil membuktikan bahwa freezer ini emang worth to buy . Aku membuktikan kalau aku bisa ...