Sengaja menulis postingan ini karena gemes sama beberapa orang yang sirik berlebihan yang akhirnya menyulut kebencian. Kasus ini menimpa orang yang bilangan umurnya sudah dikatakan cukup matang, tapi ternyata itu tidak berbanding lurus dengan kedewasaan yang mereka punya. Ah, memang benar kata pepatah, menjadi tua itu pasti, tapi menjadi dewasa adalah pilihan.
Sebentar lagi aku akan menikah, banyak sanak saudara dan sahabat yang ikut berbahagia. Tapi ada beberapa orang yang ternyata sebaliknya, mereka nggak suka, dengan alasan yang berbeda. Yang pertama, sebutlah si A. Dia nggak suka karena dia yang lebih lama pacaran sampai sekarang belum naik pelaminan. Yang kedua, sebutlah si B. Dia nggak suka karena usianya lebih tua tapi hubungannya dengan sang kekasih katanya masih belum tahu kemana arah dan tujuannya. Yang ketiga, sebutlah si C. Dia nggak suka karena dia barusan patah hati, membatalkan tunangan karena ternyata ceweknya mendatangkan banyak permasalahan yang tak berkesudahan. Yang keempat, sebutlah si D. Dia nggak suka karena dia lebih dulu lamaran tapi nikahnya keduluan aku yang lamarannya belakangan. Mengutip salah satu kalimat yang lagi trend di televisi, "trus kalau mereka belum menikah itu salah gue? Salah temen - temen gue?" :p
Masing - masing orang punya permasalah sendiri - sendiri, ada yang memang disebabkan oleh diri mereka sendiri dan ada pula yang disebabkan orang lain. Tapi kalau terus - terusan menyalahkan orang lain dan menarik diri, kapan masalahnya akan selesai? Begitupun soal menikah atau belum, itu berkaitan dengan pilihan dan suratan. Aku yakin sebenarnya everything has got its place and time. Jodoh ada di tangan Tuhan. Kalau toh sudah berusaha tapi belum ada hasilnya ya wallahualam, something happens for a reason, mungkin Allah berkehendak lain. Ikhlas menerima suratan takdir yang diberikan Tuhan memang bukanlah perkara yang mudah. Tapi alangkah bijak dan lebih baik kalau tidak mengutuki kebahagian orang lain atau membenci orang lain atas pernikahannya. Hal - hal kayak gini malah akan mempermainkan emosi dan menguras energi.
So far aku masih cukup bersabar menghadapi mereka, aku nggak mau mengambil hati, nggak mau terlalu peduli karena nanti malah capek sendiri. Aku cuma bisa berdoa aku bisa bijak menyikapi ini, dan semoga bisa dewasa menghadapi semua yang terjadi dalam hidup.
Comments