Weekend kemarin aku pulang ke Ngawi, rasanya aku harus membiasakan memakai kata "pulang" bukan "main" lagi since I'm one step closer to be a part of his family. Tujuan utamanya adalah tanda tangan dokumen persyaratan nikah. Kirain dokumennya belum kelar karena aku dan si yangkuw belum tanda tangan, ternyaa udah beres karena Bapak kena baik sama orang kelurahan dan KUA :)
Mumpung aku di sana, dan ketemu ma keluarga (inti) jadilah kita diskusi soal nikahan kami. Sometimes, to be honest, I'm still amaze and hardly believe that I would have my wedding soon, it's still such a dream, but I do thank to God for making it comes true. Dari diskusi ini ternyata ada beberapa hal yang berubah dari rencana awal. Aku awalnya merencanakan mahar dan seserahan bertemakan "angka delapan" as my favorite number. Tapi aku harus "merelakan" keinginan itu nggak jadi karena adanya perubahan tadi. Seserahan yang awalnya aku rencanakan delapan box, sekarang bengkak jadi 12 box, itupun kemungkinan bakal nambah lagi jadi 15 - 16 box. Si ibu udah beli beberapa barang tambahan buat "meramaikan suasana". Sempet sedih si awalnya, tapi akhirnya bisa nerima, aku berusaha menghargai perjuangan ibu buat beli ini itu, apalagi beliau udah mengeluarkan waktu, tenaga dan biaya yang nggak sedikit. Lagi pula tujuannya kan juga baik, so why not? Kenapa aku harus sedih? Justru aku harus bahagia karena ini adalah salah satu bentuk ungkapan cinta dan kasih sayang keluarganya buat aku, that's why mereka berusaha memberikan yang terbaik untukku.*nangis terharu*
Trus, soal mahar juga ada perubahan. Maharnya si tetap perhiasan, tapi beratnya mengalami perubahan. Itu setelah ibu membuatkan perhiasan buat aku dari emas 24 karat milik beliau. Aku sampai terharu pas denger cerita kalau emas itu termasuk barang kesayangan ibu yang buat ngebelinya harus nabung dulu dan itu butuh waktu yang nggak sebentar. Soal model, aku pasrah aja deh, karena feelingku modelnya lebih ke arah ibu - ibu :)
Ngomong - ngomong soal perubahan "mendadak" seperti ini membuatku belajar untuk menjadi lebih bijaksana dan dewasa, untuk bisa legowo dalam menerima kenyataan yang berbeda dari apa yang aku inginkan atau rencanakan sebelumnya. I know sometimes it's not easy, but I try to accept it, apalagi selama tujuannya baik dan tidak merugikan aku. Mengakomodasikan keinginan banyak orang demi kepentingan bersama bukanlah hal yang mudah, tapi bukanlah hal yang mustahil kok.
With so much love,
Ratna Wahyu
Comments