Sejak umur 20 bulan, Bintang mulai aku sounding tentang WWL. Tapi nih anak nenennya malah semakin menjadi. Tiap pulang kantor langsung ditempel, dibuntuti kemanapun aku pergi. Ke dapur, ke kamar mandi, sholat, ganti baju dsb. Sambil teriak "Ibuk ayok nenen, nenen enak buk" hahaha.
Bunda: Mas, nanti kalau sudah umur dua tahun, ada lilin, ada kue. Mas nggak nenen bunda lagi ya.
Bintang: Aku emoh ue (kue) buk.
Bunda: "______". Kalau gitu kuenya diganti nasi kuning aja ya. Mas suka nasi kuning kan?
Bintang: iya.
Bunda: Jadi, kalau nanti sudah umur dua tahun, ada lilin ada nasi kuning, mas nggak nenen bunda lagi ya.
Bintang: emoh, aku nenen ae.
Bunda: *ngakak*
Cerita pertama membuatku mikir mau sounding dengan kata-kata apa.
Cerita Kedua
Bunda: yuk baca majalah yuk. *ambil majalah*
Bintang: ini bayek *nunjuk gambar bayi*
Bunda: Mas kan juga bayek?
Bintang: gak, aku edhe (gedhe)
Bunda: kalau sudah gedhe, berarti berhenti nenen bunda ya, minumnya jus sama air putih dari gelas.
Bintang: gak, aku bayek kok.
Bunda: "___________"
Lalu aku jadi males sounding karena selalu dimentahkan Bintang. Soalnya nggak narget umur dua tahun harus nyapih Bintang sih. Soalnya belum ikhlas nyapih Bintang karena masih pengen ditempelin, masih pengen nyusuin. Hahahah. Ketahuan niatnya belum bulat. Aku prefer membiarkan Bintang menyapih dirinya sendiri.
Comments