Skip to main content

(Ada Cinta Dalam Sepanci) Gudeg :)


I made my own gudeg, yayy!! I'm beyond happy. Rasanya alhamdulillah enak, aku sampai terharu. Nggak nyangka perjuanganku berbuah manis. Nggak sia-sia aku nguprek hampir tiga jam di dapur. Ketika melihat suami dan Bintang makan dengan lahapnya, semua rasa capek terbayar lunas, berganti jadi kebahagiaan yang berlipat - lipat. 

Jadi tahu kenapa gudeg langganan di Jogja itu nggak murah, karena masaknya lamaaa dan butuh kesabaran. Pelengkapnya pun banyak. Kalau masak sendiri emang capek sih, tapi bisa makan sepuasnya. Kalau nggak mau capek ya beli aja, tapi makannya nggak puas. Hehehe. Di resep ini aku sengaja banyakin kreceknya karena aku suka krecek, jadi makannya bisa sampai puas. Nambah - nambah deh.

Untuk resep aku nyontek dari Gudeg Yogya Komplet di blognya www.diahdidi.com. Kalau berminat silahkan langsung dilihat resepnya di sana, mau post di sini panjang soalnya, males ngetiknya. Klo copas jadinya jelek tampilan blogku, hehehe.


Happy cooking, happy eating!

Comments

Popular posts from this blog

Nasi Pupuk

Nasi Pupuk adalah Nasi Campur khas Madiun. Biasa ada di resepsi perkawinan dengan konsep tradisional, bukan prasmanan. Makanya biasa juga disebut Nasi Manten. Isinya adalah sambal goreng (bisa sambel goreng kentang, krecek, ati, daging, atau printil), opor ayam (bisa juga diganti opor telur), acar mentah dan krupuk udang. Berhubung sudah lama tidak ke mantenan tradisional, jadi aku sudah lama banget tidak menikmatinya. So, membuat sendirilah pilihannya. Soalnya tidak ada mantenan dalam waktu dekat juga. Hehehe. Alhamdulillah bisa makan dengan puas :) Happy cooking, happy eating.

Penjual Nasi

Aku kagum pada seorang ibu penjual nasi Selalu semangat mengais rejeki Meski umurnya sudah tidak muda lagi Setiap hari dia selalu bangun pagi - pagi Demi hidangan secepatnya tersaji Karena kalau kesiangan sedikit, pembeli sudah pergi Catatan dari pengamatan di sebuah pasar

Cerita Tentang Pesawat Terbang

To invent an airplane is nothing.  To build one is something.  But to fly is everything.  (Otto Lilienthal) Naik pesawat terbang buat sebagian orang adalah makanan sehari-hari. Surabaya - Jakarta bisa PP dalam sehari, lalu esoknya terbang ke kota lainnya lagi. Tapi, bagi sebagian orang naik pesawat terbang adalah kemewahan, atau malah masih sekedar harapan. Aku ingat betul, ketika aku masih kecil, sumuran anak taman kanak-kanak, aku punya cita-cita naik pesawat. Setiap kali ada pesawat terbang melintas, aku mendongakkan kepala dan melambaikan tangan.  Seusai ritual itu, aku akan bertanya "Bu, kapan aku bisa naik pesawat". "Nanti kalau kamu sudah besar, belajar yang rajin ya", jawab Ibu. Pada saat itu aku cuma mengangguk, tidak menanyakan lebih lanjut apa hubungan antara naik pesawat dengan rajin belajar. Yang pasti, mimpi itu tetap terpatri. Ketika usiaku semakin bertambah, aku menjadi lebih paham bahwa sebenarnya naik pesawat tidak masuk...