Skip to main content

Ayam Taliwang


Selama ini daging ayam aku olah menjadi ayam goreng, chicken nugget, koloke dan garang asem. Kali ini mencoba bikin ayam taliwang. Resepnya aku lupa dari mana, maafkan.

Bahan
1/2 kg ayam
1/2 buah jeruk nipis
minyak goreng untuk menumis
garam

Bumbu halus
6 siung bawang merah
3 siuang bawang putih
1/2 sdt terasi bakar
1 buah tomat
2 buah cabai merah
5 buah cabai rawit
1 sdm gula

Cara Membuat:
  1. Cuci bersih ayam. Lumuri dengan air perasan jeruk nipis dan sedikit garam serta bumbu halus. Aduk rata. Diamkan selama minimal 30 menit.
  2. Panaskan minyak menggunakan api sedang. Masukkan ayam beserta bumbu perendam. Masak sampai ayam setengah matang.
  3. Siapkan wajan tahan panas, gunakan api kecil. (Bisa juga dengan grill atau oven). Panggang ayam, jika kelihatan bumbu kering, olesi lagi dengan bumbu. Lakukan beberapa kali sampai ayam berkerak. Sajikan.

Alhamdulillah rasanya lumayan, cocok untuk lidahku dan suami. Bintang juga mau lhooo. 


Happy cooking, happy eating.

Comments

Popular posts from this blog

Nasi Pupuk

Nasi Pupuk adalah Nasi Campur khas Madiun. Biasa ada di resepsi perkawinan dengan konsep tradisional, bukan prasmanan. Makanya biasa juga disebut Nasi Manten. Isinya adalah sambal goreng (bisa sambel goreng kentang, krecek, ati, daging, atau printil), opor ayam (bisa juga diganti opor telur), acar mentah dan krupuk udang. Berhubung sudah lama tidak ke mantenan tradisional, jadi aku sudah lama banget tidak menikmatinya. So, membuat sendirilah pilihannya. Soalnya tidak ada mantenan dalam waktu dekat juga. Hehehe. Alhamdulillah bisa makan dengan puas :) Happy cooking, happy eating.

Penjual Nasi

Aku kagum pada seorang ibu penjual nasi Selalu semangat mengais rejeki Meski umurnya sudah tidak muda lagi Setiap hari dia selalu bangun pagi - pagi Demi hidangan secepatnya tersaji Karena kalau kesiangan sedikit, pembeli sudah pergi Catatan dari pengamatan di sebuah pasar

Cerita Tentang Pesawat Terbang

To invent an airplane is nothing.  To build one is something.  But to fly is everything.  (Otto Lilienthal) Naik pesawat terbang buat sebagian orang adalah makanan sehari-hari. Surabaya - Jakarta bisa PP dalam sehari, lalu esoknya terbang ke kota lainnya lagi. Tapi, bagi sebagian orang naik pesawat terbang adalah kemewahan, atau malah masih sekedar harapan. Aku ingat betul, ketika aku masih kecil, sumuran anak taman kanak-kanak, aku punya cita-cita naik pesawat. Setiap kali ada pesawat terbang melintas, aku mendongakkan kepala dan melambaikan tangan.  Seusai ritual itu, aku akan bertanya "Bu, kapan aku bisa naik pesawat". "Nanti kalau kamu sudah besar, belajar yang rajin ya", jawab Ibu. Pada saat itu aku cuma mengangguk, tidak menanyakan lebih lanjut apa hubungan antara naik pesawat dengan rajin belajar. Yang pasti, mimpi itu tetap terpatri. Ketika usiaku semakin bertambah, aku menjadi lebih paham bahwa sebenarnya naik pesawat tidak masuk...