Skip to main content

Surat Dari Hujan


Pada kemarau panjang, ketika tanaman tak lagi menghijau, kamu sangat menantikan kehadiranku. Berharap aku segera mendinginkanmu. Membasahi sawah, ladang dan hutan untuk kehidupanmu. Tak jarang aku menemuimu secara khusus bermunajat pada Tuhan, memohon untuk menyegerakan kedatanganku. Tapi, aku bisa apa, Tuhan bilang padaku tunggu dulu. Aku tidak datang hari itu, lalu kamu menggerutu.

Musim berganti, dan aku mulai menghampiri. Kadang gerimis, kadang deras sekali. Kadang sebentar, kadang sepanjang hari. Tapi tak jarang aku menemui kamu mencaci. Kenapa aku datang di malam hari. Kamu bilang aku mengganggu waktumu merajut mimpi. Kalau aku datang pagi hari, kamu bilang aku mengganggu aktivitasmu mengawali hari. Kalau aku datang siang, kamu bilang cucian tak bisa kering. Kalau aku datang sore, kamu bilang aku menghambatmu pulang.

Ah, aku lelah menghadapimu. Aku tak tahu apa sebenarnya maumu. Pagi ini aku diminta Tuhan turun lama. Hingga rintik - rintikku merendam bumi, membanjiri apa yang kamu punyai. Dan seperti yang bisa aku prediksi, kamu kembali mencaci, bahkan kali ini tanpa henti. Sementara itu, aku membatin dalam hati. Terus saja mencaci, terus saja mendebatkan solusi, terus saja menangisi. Kalau kamu pikir itu semua bisa membuatku berhenti. Hei kamu, lupakah kamu pada satu hal yang pasti, kamu tidak akan pernah mampu mencegah takdir Ilahi. Dan aku menang kali ini.


Dari aku yang selalu menjadi misteri,
Hujan

Comments

Unknown said…
Halooo yelloo bunda bintang :3 nice sekali bisa bertemu dengan blognya :p

Popular posts from this blog

Bintang GTM

Seminggu ini menjadi salah satu minggu yang membuatku sedih. Bagaimana tidak, Bintang yang selama ini pemakan segala mendadak GTM. Usut punya usut, dia lagi sariawan. Ini sariawan yang kedua. Setelah yang pertama sembuh, sekarang kok ya nongol lagi. Mana kejadian ini muncul ketika Bintang recovery dari batpil, di mana saat itu makannya tidak seperti biasanya. Ya iyalah, orang sakit mana gampang makannya. Sedih lihat Bintang jadi agak tirus gitu pipinya. Makannya dikit geraknya banyak, nggak bisa diam. Ngocehnya juga banyak. Sedih juga ngebayangin berapa BBnya sekarang. *sembunyikan timbangan. Selama sariawan Bintang jadi sedikit makannya. Di sariawan pertama dia masih mau makan meski harus bubur. Masih gampang juga nyuapinnya. Di sariawan yang kedua susahnya minta ampun, dia lebih sering GTM. Aneka masakan sudah aku coba, aku sengaja memasakkan aneka menu favoritnya. Tapi cuma disentuh seimprit, itupun kalau dia mood. Kesabaran semakin menipis karena khawatir kekurangan asupan...

Cerita Dari Jogja (Part 2)

Bandara Adi Sucipto: tampak depan Kali ini aku akan bercerita tentang bandara yang ada di Jogja, yaitu Adi Sucipto International Airport. Meskipun bertaraf internasional, bandara ini termasuk kecil secara luasan bangunan dan landasan. Beda jauh dengan bandara Juanda di Surabaya atau Soekarno Hatta di Jakarta. Ruangan kedatangan domestiknya nggak terlalu gede, bisa dikatakan kecil malah, "cuma" dilengkapi tiga baggage claim.  boarding room antrian masuk pesawat Untuk boarding room, berbeda dengan bandara lainnya yang bebentuk persegi panjang, di bandara ini bentuknya setengah lingkaran. Karena jumlahnya cuma satu, maka penumpang dari berbagai maskapai akan bercampur baur di sini. Boarding room ini dilengkapi 4 gate untuk naik pesawat. Cuma kemarin pas aku check in , di boarding pas s ku tertera gate 0. Berhubung ini baru pertama kali terjadi, daripada tersesat di bandara, aku bertanya ke salah satu petugas yang ada. Dari beliau, aku mendapatkan informa...

Aku dan Freezer = Pembuktian :)

Suka yang aneh - aneh. Doyan belanja. Boros. Keras kepala. Pemimpi. Itulah komentar orang - orang sekitar pas tahu aku berencana beli freezer baru karena freezer yang lama udah nggak muat buat ASIP. Sempat stress juga karena omongan tersebut. Tapi mereka kan nggak pernah berada di posisiku. Mereka nggak pernah pompa ASI kayak aku. Sempet kendur juga ketika disodori pertanyaan "emang bakal penuh?", "kalau udah nggak dipakai mau diapakan?". Hmm... Akhirnya aku tetap pada keputusanku, beli freezer baru. I don't care with all they said any longer. Modal utamaku cuma bismillah. Dan ketika freezer itu datang, apa yang terjadi? Aku menangis haru saat tahu freezer itu akhirnya penuh, bahkan nggak muat untuk ASIP yang ada setelah botol - botol yang berceceran (baca: dititipkan di mana - mana) dikumpulkan dan dipindahkan ke situ. Alhamdulillah wa syukurillah, aku berhasil membuktikan bahwa freezer ini emang worth to buy . Aku membuktikan kalau aku bisa ...