Ini cerita tentang seseorang yang sempet jadi bagian hidupnya sahabatku, sebutlah Jojo. Siang itu, kami mau makan siang bareng. Nah, di tengah perjalanan, berhubung baru kenalan, obrolan kami adalah seputar info diri, standar orang baru kenalan gitu deh. Salah satu tujuan hang out kami adalah stasiun. Kenapa oh kenapa? Karena aku dan dia mau beli tiket.
Jojo: "Eh Na, kamu kuliah di Unair ya?"
Aku: "Iya, emang kenapa? Kamu punya temen ta di sana? Kan temen2 SMAmu banyak banget yang di Unair?"
Jojo: "Iya, temen2ku banyak banget yang di sana. Adiku juga di sana?"
Aku: "Oh iya ta? Jurusan apa?"
Jojo: "Anak MIPA"
Aku: "Jurusan?"
Jojo: "Nggak tahu"
Aku: "Lhah, kok bisa?" (Kaget)
Jojo: "Emang kenapa klo nggak tahu?"
Aku: "Ya aneh aja, kan kamu kakaknya"
Jojo: "Urusanku banyak Na, jadi aku nggak mungkin ngurusi hal - hal nggak penting kaya gitu"
Aku: "Hah, nggak penting?? Dia kan adikmu?" (Lebih Kaget)
Jojo: "Ngapain juga ngurusin jurusan orang?"
Aku: "Jo, dia kan adikmu, bukan orang lain. Masa kamu sebagai kakaknya nggak tahu?" (Mulai emosi)
Jojo: "Emang kamu tahu adikmu jurusan atau kelas berapa?"
Aku: "Ya iyalah"
Jojo: "Oh, gitu ta?"
Aku: "Ya iyalah, kan kamu kakaknya. Masa kamu nggak tahu apa - apa tentang adikmu. Emang kamu mau adikmu nggak tahu apa - apa tentang kamu. Kalau menurutku sih, kamu bukannya nggak tahu, tapi kamu nggak mau tahu, kamu nggak mau peduli". (Emosi, menghela nafas panjang)
Hiaaa, aku shock banget dengan ketidaktahuannya tentang adiknya. Dalam hati aku bertanya "kakak macam apa sih kamu ini??", masak nggak tahu apa - apa tentang saudara kandungnya sendiri. Okelah mereka udah sama - sama gedhe, live separately in different town, but i think it's not a reason to not care each other. Hmmm... Untungnya aku nggak pernah ngalami hal kayak gini, semoga nggak pernah. Aku bersyukur banget punya keluarga yang akrab, dekat dan perhatian satu sama lain.
Jojo: "Eh Na, kamu kuliah di Unair ya?"
Aku: "Iya, emang kenapa? Kamu punya temen ta di sana? Kan temen2 SMAmu banyak banget yang di Unair?"
Jojo: "Iya, temen2ku banyak banget yang di sana. Adiku juga di sana?"
Aku: "Oh iya ta? Jurusan apa?"
Jojo: "Anak MIPA"
Aku: "Jurusan?"
Jojo: "Nggak tahu"
Aku: "Lhah, kok bisa?" (Kaget)
Jojo: "Emang kenapa klo nggak tahu?"
Aku: "Ya aneh aja, kan kamu kakaknya"
Jojo: "Urusanku banyak Na, jadi aku nggak mungkin ngurusi hal - hal nggak penting kaya gitu"
Aku: "Hah, nggak penting?? Dia kan adikmu?" (Lebih Kaget)
Jojo: "Ngapain juga ngurusin jurusan orang?"
Aku: "Jo, dia kan adikmu, bukan orang lain. Masa kamu sebagai kakaknya nggak tahu?" (Mulai emosi)
Jojo: "Emang kamu tahu adikmu jurusan atau kelas berapa?"
Aku: "Ya iyalah"
Jojo: "Oh, gitu ta?"
Aku: "Ya iyalah, kan kamu kakaknya. Masa kamu nggak tahu apa - apa tentang adikmu. Emang kamu mau adikmu nggak tahu apa - apa tentang kamu. Kalau menurutku sih, kamu bukannya nggak tahu, tapi kamu nggak mau tahu, kamu nggak mau peduli". (Emosi, menghela nafas panjang)
Hiaaa, aku shock banget dengan ketidaktahuannya tentang adiknya. Dalam hati aku bertanya "kakak macam apa sih kamu ini??", masak nggak tahu apa - apa tentang saudara kandungnya sendiri. Okelah mereka udah sama - sama gedhe, live separately in different town, but i think it's not a reason to not care each other. Hmmm... Untungnya aku nggak pernah ngalami hal kayak gini, semoga nggak pernah. Aku bersyukur banget punya keluarga yang akrab, dekat dan perhatian satu sama lain.
Comments