Kemarin sore, habis pulang kantor, saya ke Pameraya Surabaya. Tempatnya di bawah kantor saya (baca: Exhibition Gramedia Expo). Pamerannya multiproduk, campur aduk. Mulai craft, garment, banking, sampai kuliner juga ada. Yang terakhir, adalah alasan utama saya pergi ke sana. Saya pengen nyobain Lontong Balap Pak Gendhut. Orang - orang kantor pada beli, katanya enak, makanya saya tergoda.
Jujur, saya belum penah makan Lontong Balap sebelumnya. Saya tidak tertarik mencobanya meski sudah lima tahun di Surabaya. Padahal makanan tersebut happening banget karena merupakan salah satu makanan khas Surabaya. Saya doyan makan, dan makanan khas Surabaya yang saya suka adalah Rujak Cingur, Tahu Tek, Bebek dan Semanggi. Lontong Mie dan Lontong Kupang saya ogah, rasanya aneh, campur aduk nggak jelas.
Setelah masuk ke pameran, dan muter - muter sebentar, mencari pacar saya yang hilang, heheheh, dengan semangat empat lima khas orang kelaparan saya menuju food court area. Saya pesen seporsi, dua porsi dengan dia, heheheh. Trus, begitu pesenan saya datang, saya sempat a little bit shocked. Saya kaget melihat isi mangkuk saya yang dipenuhi tauge gondrong khas Surabaya. Dan saya sebel sama tuh tauge. Saya mengaduk - aduk isi mangkuk saya. Berharap menemukan "barang" lain yang lebih banyak selain tauge. Dan ternyata saya gagal. Mangkuk saya 60% dipenuhi tauge. Sisanya, kuah, tahu dan lontong, masing - masing 10%. Saya tambah shock, dan bertanya "ini Lontong Balap atau Tauge Balap Siiihhhhhh?"
Jujur, saya belum penah makan Lontong Balap sebelumnya. Saya tidak tertarik mencobanya meski sudah lima tahun di Surabaya. Padahal makanan tersebut happening banget karena merupakan salah satu makanan khas Surabaya. Saya doyan makan, dan makanan khas Surabaya yang saya suka adalah Rujak Cingur, Tahu Tek, Bebek dan Semanggi. Lontong Mie dan Lontong Kupang saya ogah, rasanya aneh, campur aduk nggak jelas.
Setelah masuk ke pameran, dan muter - muter sebentar, mencari pacar saya yang hilang, heheheh, dengan semangat empat lima khas orang kelaparan saya menuju food court area. Saya pesen seporsi, dua porsi dengan dia, heheheh. Trus, begitu pesenan saya datang, saya sempat a little bit shocked. Saya kaget melihat isi mangkuk saya yang dipenuhi tauge gondrong khas Surabaya. Dan saya sebel sama tuh tauge. Saya mengaduk - aduk isi mangkuk saya. Berharap menemukan "barang" lain yang lebih banyak selain tauge. Dan ternyata saya gagal. Mangkuk saya 60% dipenuhi tauge. Sisanya, kuah, tahu dan lontong, masing - masing 10%. Saya tambah shock, dan bertanya "ini Lontong Balap atau Tauge Balap Siiihhhhhh?"
Comments