Kemarin malam, sahabat saya menelpon. Sebenarnya saya sudah bersiap - sia tidur, maklum seharian ngantor, capek. Tapi akhirnya saya angkat juga. Dan kata - kata pertamanya membuat saya terhenyak "Na, aku putus.. Dia marah karena aku cerita ke orang - orang tentang masalah kemarin". Dugaan saya, pacarnya yang tadi siang juga curhat sama saya, memarahinya. Dan ternyata benar. Perasaan saya jadi tak karuan, bingung, sedih, bersalah. Semua bercampur jadi satu. Kenapa mereka mengambil apa yang sarankan. Yang pada akhirnya menghancurkan hubungan mereka. I couldn't stop talking to my self, blaming my self for giving that damn advice. What I've done?? What I've said?? Look, look it.. You just ruined ur best friend's relationship. What kinda best friend you are!!
I was so speechless then. And the tears of mine were start rolling my cheeks down. I cried, but for unknown reason. She talked a lot, explained what just happened, told about his reason, and of course about her bad feeling. She was down. Not only for the love that has gone, but also for her virginity that has gone. I couldn't do anything much. The only thing I could do was only listening to her, with so more tears. My feeling was too difficult to described. I was speechless, so speechless. After she hang off the phone, I still cried, then I was asleep. And I woke up with my gloomy eyes.
Tapi, setelah aku pikir dengan otak yang lebih fresh keesokan harinya, aku menemukan sisi positif dari keputusan itu. Bahwa mereka nggak akan menyakiti satu sama lain, yang akhirnya mereka tidak akan terus - terusan merasakan penderitaan yang selama ini mereka keluhkan. Saya tahu ini menyakitkan buat mereka, tapi sakit kali ini mungkin memang harus dilalui, agar mereka tidak terus - terusan terkungkung dalam lingkaran hitam ini. Mungkin ini adalah sebuah harga mahal yang harus mereka bayar atas kekhilafan mereka di masa lalu. Yah, semoga saja jalan ini adalah jalan yang terbaik bagi mereka berdua. Semoga mereka mendapatkan kehidupan cinta yang lebih membahagiakan di kemudian hari..Semoga, saya hanya bisa membantu doa..
I was so speechless then. And the tears of mine were start rolling my cheeks down. I cried, but for unknown reason. She talked a lot, explained what just happened, told about his reason, and of course about her bad feeling. She was down. Not only for the love that has gone, but also for her virginity that has gone. I couldn't do anything much. The only thing I could do was only listening to her, with so more tears. My feeling was too difficult to described. I was speechless, so speechless. After she hang off the phone, I still cried, then I was asleep. And I woke up with my gloomy eyes.
Tapi, setelah aku pikir dengan otak yang lebih fresh keesokan harinya, aku menemukan sisi positif dari keputusan itu. Bahwa mereka nggak akan menyakiti satu sama lain, yang akhirnya mereka tidak akan terus - terusan merasakan penderitaan yang selama ini mereka keluhkan. Saya tahu ini menyakitkan buat mereka, tapi sakit kali ini mungkin memang harus dilalui, agar mereka tidak terus - terusan terkungkung dalam lingkaran hitam ini. Mungkin ini adalah sebuah harga mahal yang harus mereka bayar atas kekhilafan mereka di masa lalu. Yah, semoga saja jalan ini adalah jalan yang terbaik bagi mereka berdua. Semoga mereka mendapatkan kehidupan cinta yang lebih membahagiakan di kemudian hari..Semoga, saya hanya bisa membantu doa..
Comments