Skip to main content

Ujian Itu Bernama GTM

Selama aku menjadi ibu, rasanya fase ini menjadi ujian paling berat untukku. GTM menjadi sesuatu yang complicated bagiku. Bintang sebenarnya pemakan segala, hanya sedikit sekali jenis makanan yang ditolaknya (cuma cookies dan cake). Tapiiii... nafsu makannya angin-anginan. Kadang naik, kadang turun. Kadang mau makan banyak, kadang nggak mau sama sekali.

Setiap hari aku menyediakan makanan yang bervariasi untuk mencegah Bintang bosan. Aku juga sediakan cemilan dan jus buah. Adakalanya semuanya dilahap tuntas, adakalanya semuanya dimakan tapi sedikit, adakalanya dimakan salah satu atau dua, namun adakalanya tak disentuh sama sekali. Dalam satu hari, jangan dihitung berapa kali kami membujuk dan menawarinya makan. Bisa dibayangkan betapa sedihnya aku sudah capek masak dan membujuknya tapi tak membawa hasil. 

Kami sudah mengkonsultasikan ini pada dokter anak, pada para konselor laktasi yang sudah mengikuti pelatihan manajemen MPASI. Segala saran sudah saya coba, hasilnya hanya terlihat pada satu waktu tertentu, tidak setiap hari. Berat badan Bintang pun naik turun, kadang stagnan. Kalau diplot di growth chart sih masih kategori normal. Kadang aku terganggu dengan omongan orang yang bilang Bintang kurusan. Iya memang terlihat kurusan dibandingkan ketika dia under 1 year. Tapi aku paling terganggu sama yang bilang aku nggak bisa ngurus anak makanya Bintang kurus, itu pasti karena karena kurang gizi.

Rasanya pengen nangis. Ibu waras mana yang tidak mau mengurus anaknya, memberikan kebutuhannya? Jawabannya nggak ada. Tahu apa mereka soal apa yang aku lakukan pada Bintang sehingga bisa memberikan label seperti itu padaku. I guess they know my name only, not my story. :(( Aku pribadi tidak mengingikan Bintang menjadi gemuk supaya terlihat menggemaskan. Aku sadar, genetisku adalah berbadan kecil. Wajar kalau Bintang mewarisi genetis itu. Aku cuma pengen Bintang mau makan secara normal, agar pertumbuhannya tidak terganggu, agar dia sehat dan kuat. Apalagi dengan aktivitasnya yang super itu.

Maka, dalam setiap doaku, kupanjatkan semua doa baik untuk Bintang. Aku berdoa agar dia senantiasa sehat, tumbuh menjadi anak yang sholeh, pintar dan bermanfaat. Tak lupa doa agar dia mau makan, agar tumbuh kembangnya optimal. Terdengar lebay ya? Dibilang iya, juga nggak apa-apa kok. Aku cuma mengharapkan yang terbaik untuk makhluk yang kehadirannya aku perjuangkan dengan taruhan nyawa. Just that, no more. Aku termasuk orang yang percaya pada kekuatan doa. Doa adalah hal yang tak boleh dilupakan. Ketika semua daya dan upaya telah dilakukan, saatnya berserah pada Tuhan. Biarkan Tuhan yang menentukan. Dialah yang tahu segalanya.

Comments

Popular posts from this blog

Nasi Pupuk

Nasi Pupuk adalah Nasi Campur khas Madiun. Biasa ada di resepsi perkawinan dengan konsep tradisional, bukan prasmanan. Makanya biasa juga disebut Nasi Manten. Isinya adalah sambal goreng (bisa sambel goreng kentang, krecek, ati, daging, atau printil), opor ayam (bisa juga diganti opor telur), acar mentah dan krupuk udang. Berhubung sudah lama tidak ke mantenan tradisional, jadi aku sudah lama banget tidak menikmatinya. So, membuat sendirilah pilihannya. Soalnya tidak ada mantenan dalam waktu dekat juga. Hehehe. Alhamdulillah bisa makan dengan puas :) Happy cooking, happy eating.

Cerita Tentang Pesawat Terbang

To invent an airplane is nothing.  To build one is something.  But to fly is everything.  (Otto Lilienthal) Naik pesawat terbang buat sebagian orang adalah makanan sehari-hari. Surabaya - Jakarta bisa PP dalam sehari, lalu esoknya terbang ke kota lainnya lagi. Tapi, bagi sebagian orang naik pesawat terbang adalah kemewahan, atau malah masih sekedar harapan. Aku ingat betul, ketika aku masih kecil, sumuran anak taman kanak-kanak, aku punya cita-cita naik pesawat. Setiap kali ada pesawat terbang melintas, aku mendongakkan kepala dan melambaikan tangan.  Seusai ritual itu, aku akan bertanya "Bu, kapan aku bisa naik pesawat". "Nanti kalau kamu sudah besar, belajar yang rajin ya", jawab Ibu. Pada saat itu aku cuma mengangguk, tidak menanyakan lebih lanjut apa hubungan antara naik pesawat dengan rajin belajar. Yang pasti, mimpi itu tetap terpatri. Ketika usiaku semakin bertambah, aku menjadi lebih paham bahwa sebenarnya naik pesawat tidak masuk

[Review] Urban Wagyu: Makan Steak di Rumah

tenderloin steak rib eye steak Sejak kapan itu pengen makan steak, cuma suami keluar kota terus. Lalu, lihat feed IG kok nemu steak yang bisa delivery. Tergodalah aku untuk ikut beli di  @urbanwagyu . Mereka adalah steak house yang melayani delivery order saja, karena untuk sementara belum ada restonya. "Wah, seru nih  bisa makan steak di rumah", pikirku. Pesananku: rib eye well done, mashed potato, mixed vegies, extra grilled baby potato dg mushroom sauce. Sedangkan pesanan suami: tenderloin well done, french fries, mix vegies dengan black pepper sauce. Pesanan kami datang dengan kemasan box cokelat ala pizza dengan keterangan tentang detail pesanan di salah satu sisinya. Dagingnya dibungkus alumunium foil, saus dibungkus cup plastik dan diberikan peralatan makan dari plastik  dan dilengkapi dengan saus tomat dan sambal sachet. Reviewnya sebagai berikut: Dagingnya empuk banget, bisa dipotong dengan peralatan makan plastik. Lembut dan