Skip to main content

Marble (Butter) Cake

Kreativitasku dalam bidang seni boleh dibilang payah, dulu waktu kecil aku paling males kalau ada tugas bikin hasta karya, gambar atau apa saja. Bisanya sih bisa, tapi hasilnya tak pernah memuaskanku, aku sendiri tidak menikmati kegiatan itu. Aku lebih suka baca buku dan nulis. Karena dulu ibuku suka terima pesanan bikin jajanan, aku nggak asing dengan kegiatan di dapur. Waktu katering itu masih eksis, aku bertugas untuk nimbang dan menyiapkan bahan. Urusan menghias dan packaging aku angkat tangan. :p

Setelah sekian lama vakum dari gegap gempita urusan dapur, aku mulai menemukan ketertarikan untuk kembali ke dapur dan bereksperimen dengan beraneka resep baru. Aku menikmati browsing resep, belanja bahan lalu mengeksekusinya di dapur. Konsen utama sih soal rasa, bentuk nomor dua. Perlahan bentuk masakanku membaik, tapi aku belum bisa menghias. Belum minat juga sih untuk belajar menghias karena yang pertama terbayang di otakku adalah, ribet dan hasilnya belum tentu bagus. Iya, aku masih males nyoba. 

Nah, waktu browsing resep aku sering menemukan cara menghias yang sederhana. Salah satunya adalah dengan membuat motif marble. Kali ini aku tertarik mencobanya. Resep yang aku pakai adalah Butter Cake dari blognya Ummu Fatima.


Motif marmer dalam loyang utuh
Marble (Butter) Cake
Bahan:
3 butir telur
100 gram mentega
70 gram gula
100 gram tepung terigu
1/2 sdt baking powder
1 sdm pasta moka

Cara:
1. Campur tepung terigu dan baking powder. Ayak dan sisihkan.
2. Panaskan oven ke suhu 160 derajat.
3. Kocok mentega hingga lembut, masukkan gula perlahan sambil terus dikocok hingga mengembang dan pucat.
4. Masukkan telur satu persatu sambil tetap dikocok. Kecilkan kecepatan mixer, tuang campuran terigu dan baking powder, aduk hingga rata.
5. Tuang adonan ke dalam loyang yang sebelumnya sudah diolesi mentega. Sisakan sekitar satu sendok sayur. Campur sisa adonan dengan pasta moka. Tuang secara acak di atas adonan pertama. Buat motif marmer dengan bantuan tusuk sate.
4. Oven selama 30 menit.

tampak samping

tampak atas
Jadinya tipis karena loyangnya kegedean, loyang persegi yang aku punya hanya satu ukuran. Harusnya pakai ukuran 18. Tapi untuk rasa dan uji coba motif marble sudah okey. Yayy.

Happy cooking, happy eating.

Comments

Popular posts from this blog

Nasi Pupuk

Nasi Pupuk adalah Nasi Campur khas Madiun. Biasa ada di resepsi perkawinan dengan konsep tradisional, bukan prasmanan. Makanya biasa juga disebut Nasi Manten. Isinya adalah sambal goreng (bisa sambel goreng kentang, krecek, ati, daging, atau printil), opor ayam (bisa juga diganti opor telur), acar mentah dan krupuk udang. Berhubung sudah lama tidak ke mantenan tradisional, jadi aku sudah lama banget tidak menikmatinya. So, membuat sendirilah pilihannya. Soalnya tidak ada mantenan dalam waktu dekat juga. Hehehe. Alhamdulillah bisa makan dengan puas :) Happy cooking, happy eating.

Cerita Tentang Pesawat Terbang

To invent an airplane is nothing.  To build one is something.  But to fly is everything.  (Otto Lilienthal) Naik pesawat terbang buat sebagian orang adalah makanan sehari-hari. Surabaya - Jakarta bisa PP dalam sehari, lalu esoknya terbang ke kota lainnya lagi. Tapi, bagi sebagian orang naik pesawat terbang adalah kemewahan, atau malah masih sekedar harapan. Aku ingat betul, ketika aku masih kecil, sumuran anak taman kanak-kanak, aku punya cita-cita naik pesawat. Setiap kali ada pesawat terbang melintas, aku mendongakkan kepala dan melambaikan tangan.  Seusai ritual itu, aku akan bertanya "Bu, kapan aku bisa naik pesawat". "Nanti kalau kamu sudah besar, belajar yang rajin ya", jawab Ibu. Pada saat itu aku cuma mengangguk, tidak menanyakan lebih lanjut apa hubungan antara naik pesawat dengan rajin belajar. Yang pasti, mimpi itu tetap terpatri. Ketika usiaku semakin bertambah, aku menjadi lebih paham bahwa sebenarnya naik pesawat tidak masuk

[Review] Urban Wagyu: Makan Steak di Rumah

tenderloin steak rib eye steak Sejak kapan itu pengen makan steak, cuma suami keluar kota terus. Lalu, lihat feed IG kok nemu steak yang bisa delivery. Tergodalah aku untuk ikut beli di  @urbanwagyu . Mereka adalah steak house yang melayani delivery order saja, karena untuk sementara belum ada restonya. "Wah, seru nih  bisa makan steak di rumah", pikirku. Pesananku: rib eye well done, mashed potato, mixed vegies, extra grilled baby potato dg mushroom sauce. Sedangkan pesanan suami: tenderloin well done, french fries, mix vegies dengan black pepper sauce. Pesanan kami datang dengan kemasan box cokelat ala pizza dengan keterangan tentang detail pesanan di salah satu sisinya. Dagingnya dibungkus alumunium foil, saus dibungkus cup plastik dan diberikan peralatan makan dari plastik  dan dilengkapi dengan saus tomat dan sambal sachet. Reviewnya sebagai berikut: Dagingnya empuk banget, bisa dipotong dengan peralatan makan plastik. Lembut dan