Skip to main content

Sop Buntut






Akhirnya kesampaian juga untuk membuat sop buntut. Untuk masakan tertentu aku memakai bumbu instant dengan alasan kepraktisan dan rasa lebih terjamin. Aku memakai Bumbu Munik yang direkomendasikan Pak Sony. Menurutku Bumbu Instant Munik ini memang juara, belum ada duanya. Nggak salah kalau harganya di atas bumbu instant lain, tiga empat kali lebih mahal bahkan. Varian yang sudah aku coba adalah Sop Tum Yam dan Kepiting Saus Padang, dua - duanya bikin masakan jadi lezat. Munik sendiri punya puluhan varian, untuk lebih lengkapnya bisa di lihat di sini.

Kali ini aku cuma setengah resep, karena kalau bikin satu resep kebanyakan. 

Bahan:
1,5 liter air
1/2 kg buntut sapi, potong-potong
4 siung bawang merah, iris tipis
4 siung bawang putih, iris tipis
1 buah wortel besar, potong-potong
2 buah kentang, potong-potong (aku menambahkan kentang supaya lebih rame)
2 buah tomat, potong-potong
1/2 bungkus Bumbu Munik Sop Buntut
1 batang daun bawang
3 batang seledri

Pelengkap:
Jeruk Nipis
Emping Melinjo

Cara membuat:
  1. Didihkan air. Masukkan buntut sapi, irisan bawang merah putih, kentang, wortel dan bumbu Munik. Masak sampai buntut empuk.
  2. Menjelang diangkat masukkan irisan tomat, daun bawang dan daun seledri. Sebenarnya daunnya diiris, tapi berhubung aku nggak suka, aku mengikatnya saja. Fungsinya cuma menambah aroma, itupun aku nggak mau yang tebal. Begitu masakan masak, daunnya langsung aku buang :)
  3. Sajikan sop buntut selagi hangat dengan bahan pelengkap.
Happy cooking, happy eating.

Published with Blogger-droid v2.0.10

Comments

Popular posts from this blog

Bintang GTM

Seminggu ini menjadi salah satu minggu yang membuatku sedih. Bagaimana tidak, Bintang yang selama ini pemakan segala mendadak GTM. Usut punya usut, dia lagi sariawan. Ini sariawan yang kedua. Setelah yang pertama sembuh, sekarang kok ya nongol lagi. Mana kejadian ini muncul ketika Bintang recovery dari batpil, di mana saat itu makannya tidak seperti biasanya. Ya iyalah, orang sakit mana gampang makannya. Sedih lihat Bintang jadi agak tirus gitu pipinya. Makannya dikit geraknya banyak, nggak bisa diam. Ngocehnya juga banyak. Sedih juga ngebayangin berapa BBnya sekarang. *sembunyikan timbangan. Selama sariawan Bintang jadi sedikit makannya. Di sariawan pertama dia masih mau makan meski harus bubur. Masih gampang juga nyuapinnya. Di sariawan yang kedua susahnya minta ampun, dia lebih sering GTM. Aneka masakan sudah aku coba, aku sengaja memasakkan aneka menu favoritnya. Tapi cuma disentuh seimprit, itupun kalau dia mood. Kesabaran semakin menipis karena khawatir kekurangan asupan...

Cerita Dari Jogja (Part 2)

Bandara Adi Sucipto: tampak depan Kali ini aku akan bercerita tentang bandara yang ada di Jogja, yaitu Adi Sucipto International Airport. Meskipun bertaraf internasional, bandara ini termasuk kecil secara luasan bangunan dan landasan. Beda jauh dengan bandara Juanda di Surabaya atau Soekarno Hatta di Jakarta. Ruangan kedatangan domestiknya nggak terlalu gede, bisa dikatakan kecil malah, "cuma" dilengkapi tiga baggage claim.  boarding room antrian masuk pesawat Untuk boarding room, berbeda dengan bandara lainnya yang bebentuk persegi panjang, di bandara ini bentuknya setengah lingkaran. Karena jumlahnya cuma satu, maka penumpang dari berbagai maskapai akan bercampur baur di sini. Boarding room ini dilengkapi 4 gate untuk naik pesawat. Cuma kemarin pas aku check in , di boarding pas s ku tertera gate 0. Berhubung ini baru pertama kali terjadi, daripada tersesat di bandara, aku bertanya ke salah satu petugas yang ada. Dari beliau, aku mendapatkan informa...

Aku dan Freezer = Pembuktian :)

Suka yang aneh - aneh. Doyan belanja. Boros. Keras kepala. Pemimpi. Itulah komentar orang - orang sekitar pas tahu aku berencana beli freezer baru karena freezer yang lama udah nggak muat buat ASIP. Sempat stress juga karena omongan tersebut. Tapi mereka kan nggak pernah berada di posisiku. Mereka nggak pernah pompa ASI kayak aku. Sempet kendur juga ketika disodori pertanyaan "emang bakal penuh?", "kalau udah nggak dipakai mau diapakan?". Hmm... Akhirnya aku tetap pada keputusanku, beli freezer baru. I don't care with all they said any longer. Modal utamaku cuma bismillah. Dan ketika freezer itu datang, apa yang terjadi? Aku menangis haru saat tahu freezer itu akhirnya penuh, bahkan nggak muat untuk ASIP yang ada setelah botol - botol yang berceceran (baca: dititipkan di mana - mana) dikumpulkan dan dipindahkan ke situ. Alhamdulillah wa syukurillah, aku berhasil membuktikan bahwa freezer ini emang worth to buy . Aku membuktikan kalau aku bisa ...