Skip to main content

Rectoverso - Cinta Yang Tak Terucap

gambar diambil dari sini
I watch a film only when I really want to. Ya, aku jarang sekali menonton film. Banyak film bagus betebaran di bioskop, tapi sedikit sekali yang aku tonton, apalagi yang benar-benar aku nikmati. Aku lebih suka membaca buku karena aku bisa mengembangkan imajinasiku pada orang, tempat dan cerita yang ada di dalamnya. Akhir bulan yang lalu aku nonton Iron Man, tapi pikiranku tidak di sana, malah asyik mengembara kemana-mana, bergelut dengan pikiran dan perasaan tentang satu hal. 

Kemarin, internet kantor mati. Kebetulan pas nggak ada kerjaan *ceritanya magabut*, jadi aku nonton film Rectoverso. Esumpah film ini bagus banget, sebagus buku (dan lagunya). Baru kali ini nemu cerita yang sama bagusnya dalam bentuk buku dan film.

Lima cerita: Malaikat Juga Tahu, Firasat, Curhat Buat Sahabat, Hanya Isyarat dan Cicak di Dinding, hadir silih berganti dalam sekuel masing - masing. Meskipun ceritanya berbeda, tapi tidak terkesan terpisah karena ada benang merah yang menghubungkan kelimanya yaitu cinta yang tak terucap. Akting Lukman Sardi, Sofia Latjuba dan Tio Pakusadewo memang juara.

1. Malaikat Juga Tahu
Cinta tulus Abang, seorang pengidap autis, kepada Leia. Perempuan muda yang menjadi anak kos ibunya. Leia mengisi hari-harinya. Namun semuanya berubah ketika Han, adik Abang, pulang dari luar negeri. Apa mau di kata, Leia jatuh cinta pada Han. Malaikat juga tahu, (cinta tulus mana) yang jadi juara (diantara keduanya). Namun, apa mau dikata. Cinta tidak bisa memilih. Leia pergi dari kos untuk mempertahankan cintanya pada Han. Cinta Abang tak pernah terucap. Abang patah hati luar biasa mendapati Leia sudah pergi.

2. Firasat
Senja jatuh cinta pada Panca, salah satu temennya di klub Firasat, perkumpulan orang-orang yang percaya bahwa firasat memberikan isyarat dalam kehidupan manusia. Senja sendiri punya indra keenam, dia punya intuisi yang kuat saat ia akan kehilangan orang-orang terdekatnya. Ia mendapatkan firasat berulang kali, lewat mimpi, memberinya peringatan. Tapi apa daya peringatan itu tidak bisa menahan orang yang disayangi untuk pergi, supaya kejadian itu bisa dihindari. Cinta senja pada Panca tak terucap karena Panca terlebih dahulu pergi, pulang ke kampung halamannya.

3. Curhat Buat Sahabat
Curhat kepada sahabat adalah ajang menyenangkan untuk menumpahkan uneg-uneg, senang dan sedih. Sahabat selalu ada setiap saat. Namun kedekatan itu justru mengaburkan perasaan yang ada diantara keduanya. Seperti yang dialami Reggie yang jatuh cinta pada Amanda, sahabatnya yang supel tapi punya banyak masalah tentang percintaan. Cintanya Reggie tak terucap karena tertimbun cerita Amanda dengan para mantan pacarnya yang tak ada habisnya.

4. Hanya Isyarat
Al, memuja Raga, teman dari milis backpaker. Cintanya berawal dari kekaguman terhadap tulisan-tulisan Raga di milis tsb, terutama cara pandang Raga terhadap dunia. Setiap hari Al mengamati Raga, tapi hanya sebatas punggungnya. Al hanya bisa mengirimkan isyarat, dalam jarak dekat meski kadang tak dilihat. Bisa berdekatan dengan yang dipuja adalah hal yang paling disuka meski di satu sisi ada sedih mengaliri hati karena hanya itu yang bisa dilakukan. Al memang ingin menjaga jarak, karena bagi Al mengetahui warna bola mata Raga sudah lebih dari cukup.

5. Cicak di Dinding
Taja jatuh cinta pada Saras, perempuan dengan tato cicak di perutnya yang dikenalnya di sebuah bar. Mereka kemudian melakukan one night stand. Namun sayang Saras menghilang tanpa pesan setelah kencan kedua mereka di sebuah kafe. Saras ternyata memilih untuk menikah dengan sahabat Taja. Cinta Taja tak pernah terucap. Taja menghadiahi Saras dan suaminya lukisan cicak di dinding, dengan filosofi: Cicak setia menempel di dinding menunggui manusia, tak peduli diperhatikan atau tidak.

Oiya, ada quote yang saya suka dari film ini "Apa yang harus terjadi pasti terjadi. Kadang pilihan terbaik adalah menerima, dan semua akan baik - baik saja. Kita harus belajar menerima agar kita bisa berdamai dengan kenyataan".

Comments

Popular posts from this blog

Bintang GTM

Seminggu ini menjadi salah satu minggu yang membuatku sedih. Bagaimana tidak, Bintang yang selama ini pemakan segala mendadak GTM. Usut punya usut, dia lagi sariawan. Ini sariawan yang kedua. Setelah yang pertama sembuh, sekarang kok ya nongol lagi. Mana kejadian ini muncul ketika Bintang recovery dari batpil, di mana saat itu makannya tidak seperti biasanya. Ya iyalah, orang sakit mana gampang makannya. Sedih lihat Bintang jadi agak tirus gitu pipinya. Makannya dikit geraknya banyak, nggak bisa diam. Ngocehnya juga banyak. Sedih juga ngebayangin berapa BBnya sekarang. *sembunyikan timbangan. Selama sariawan Bintang jadi sedikit makannya. Di sariawan pertama dia masih mau makan meski harus bubur. Masih gampang juga nyuapinnya. Di sariawan yang kedua susahnya minta ampun, dia lebih sering GTM. Aneka masakan sudah aku coba, aku sengaja memasakkan aneka menu favoritnya. Tapi cuma disentuh seimprit, itupun kalau dia mood. Kesabaran semakin menipis karena khawatir kekurangan asupan...

Cerita Dari Jogja (Part 2)

Bandara Adi Sucipto: tampak depan Kali ini aku akan bercerita tentang bandara yang ada di Jogja, yaitu Adi Sucipto International Airport. Meskipun bertaraf internasional, bandara ini termasuk kecil secara luasan bangunan dan landasan. Beda jauh dengan bandara Juanda di Surabaya atau Soekarno Hatta di Jakarta. Ruangan kedatangan domestiknya nggak terlalu gede, bisa dikatakan kecil malah, "cuma" dilengkapi tiga baggage claim.  boarding room antrian masuk pesawat Untuk boarding room, berbeda dengan bandara lainnya yang bebentuk persegi panjang, di bandara ini bentuknya setengah lingkaran. Karena jumlahnya cuma satu, maka penumpang dari berbagai maskapai akan bercampur baur di sini. Boarding room ini dilengkapi 4 gate untuk naik pesawat. Cuma kemarin pas aku check in , di boarding pas s ku tertera gate 0. Berhubung ini baru pertama kali terjadi, daripada tersesat di bandara, aku bertanya ke salah satu petugas yang ada. Dari beliau, aku mendapatkan informa...

Aku dan Freezer = Pembuktian :)

Suka yang aneh - aneh. Doyan belanja. Boros. Keras kepala. Pemimpi. Itulah komentar orang - orang sekitar pas tahu aku berencana beli freezer baru karena freezer yang lama udah nggak muat buat ASIP. Sempat stress juga karena omongan tersebut. Tapi mereka kan nggak pernah berada di posisiku. Mereka nggak pernah pompa ASI kayak aku. Sempet kendur juga ketika disodori pertanyaan "emang bakal penuh?", "kalau udah nggak dipakai mau diapakan?". Hmm... Akhirnya aku tetap pada keputusanku, beli freezer baru. I don't care with all they said any longer. Modal utamaku cuma bismillah. Dan ketika freezer itu datang, apa yang terjadi? Aku menangis haru saat tahu freezer itu akhirnya penuh, bahkan nggak muat untuk ASIP yang ada setelah botol - botol yang berceceran (baca: dititipkan di mana - mana) dikumpulkan dan dipindahkan ke situ. Alhamdulillah wa syukurillah, aku berhasil membuktikan bahwa freezer ini emang worth to buy . Aku membuktikan kalau aku bisa ...