Skip to main content

Bye Bye IUD


gambar diambil dari sini

Weekend kemarin menjadi drama sedih dalam hidupku. Bangun tidur tiba-tiba pendarahan. Awalnya ngeflek tapi tak lama kemudian darah keluar banyak tak terkendalikan. Dalam sejarah, jadwal menstruasiku nggak pernah maju banyak apalagi sampai dua mingguan. Aku merasakan nyeri di perut yang nggak ketulungan, sakitnya sampai nembus ke tulang belakang. Biasanya nggak pernah begini. Nyeri semacam ini hanya terjadi ketika H-1 atau H-2 sebelum mens. Saking sakitnya plus lemes karena darah yang keluar banyak, aku cuma berbaring aja.

Setelah bedrest seharian, dan minum obat penghilang nyeri yang ternyata enggak mempan. Akhirnya diputuskanlah si IUD itu diambil. Pas diperiksa letaknya udah bukan cuma geser kayak aku kontrol terakhir di bulan Juni, tapi udah turuuun banget. Posisinya sudah di mulut rahim. Posisi inilah yang menyebabkan rasa nyeri karena menekan syaraf tulang belakang. 

Proses pengambilannya sebenarnya cepet dan nggak bikin sakit. Aku suka deh sama penanganannya obgyn langganan ini, smooth banget. Tapi tetep aja ya aku yang dari awal udah ngeri sama yang namanya IUD, jadi parno sendiri. Apalagi pas udah naik ke kursi obgyn. Udah deg-degan duluan :p Tapiii, yang bikin seneng adalah begitu IUDnya diambil, semua nyeri yang aku rasakan hilang. Tinggal pendarahan aja, yang kemudian berkurang banyak setelah aku beberapa kali minum obat.

Oiya, penyebab IUD bergeser atau turun yang sering ditemukan adalah:
1. Aktivitas berat seperti olahraga, mengangkat beban/barang yang berat.
2. Trauma, bisa karena benturan atau kecelakaan.
3. Menstruasi di mana darah yang keluar sangat banyak.

Sejauh ini belum ada tindakan pencegahan secara spesifik yang bisa dilakukan. Mencegah aktivitas berat pun kadang masih ada kasus pergeseran yang terjadi.

Kalau aku sih, mending nggak usah pake IUD lagi, daripada kejadian seperti kemarin terulang lagi. Pencegahan lebih baik daripada mengobati bukan? Sebagai gantinya, aku sekarang pake KB suntik yang tiga bulan. Well, bye bye IUD, mungkin kita tak akan berjumpa lagi :)

Comments

Popular posts from this blog

Bintang GTM

Seminggu ini menjadi salah satu minggu yang membuatku sedih. Bagaimana tidak, Bintang yang selama ini pemakan segala mendadak GTM. Usut punya usut, dia lagi sariawan. Ini sariawan yang kedua. Setelah yang pertama sembuh, sekarang kok ya nongol lagi. Mana kejadian ini muncul ketika Bintang recovery dari batpil, di mana saat itu makannya tidak seperti biasanya. Ya iyalah, orang sakit mana gampang makannya. Sedih lihat Bintang jadi agak tirus gitu pipinya. Makannya dikit geraknya banyak, nggak bisa diam. Ngocehnya juga banyak. Sedih juga ngebayangin berapa BBnya sekarang. *sembunyikan timbangan. Selama sariawan Bintang jadi sedikit makannya. Di sariawan pertama dia masih mau makan meski harus bubur. Masih gampang juga nyuapinnya. Di sariawan yang kedua susahnya minta ampun, dia lebih sering GTM. Aneka masakan sudah aku coba, aku sengaja memasakkan aneka menu favoritnya. Tapi cuma disentuh seimprit, itupun kalau dia mood. Kesabaran semakin menipis karena khawatir kekurangan asupan...

Cerita Dari Jogja (Part 2)

Bandara Adi Sucipto: tampak depan Kali ini aku akan bercerita tentang bandara yang ada di Jogja, yaitu Adi Sucipto International Airport. Meskipun bertaraf internasional, bandara ini termasuk kecil secara luasan bangunan dan landasan. Beda jauh dengan bandara Juanda di Surabaya atau Soekarno Hatta di Jakarta. Ruangan kedatangan domestiknya nggak terlalu gede, bisa dikatakan kecil malah, "cuma" dilengkapi tiga baggage claim.  boarding room antrian masuk pesawat Untuk boarding room, berbeda dengan bandara lainnya yang bebentuk persegi panjang, di bandara ini bentuknya setengah lingkaran. Karena jumlahnya cuma satu, maka penumpang dari berbagai maskapai akan bercampur baur di sini. Boarding room ini dilengkapi 4 gate untuk naik pesawat. Cuma kemarin pas aku check in , di boarding pas s ku tertera gate 0. Berhubung ini baru pertama kali terjadi, daripada tersesat di bandara, aku bertanya ke salah satu petugas yang ada. Dari beliau, aku mendapatkan informa...

Aku dan Freezer = Pembuktian :)

Suka yang aneh - aneh. Doyan belanja. Boros. Keras kepala. Pemimpi. Itulah komentar orang - orang sekitar pas tahu aku berencana beli freezer baru karena freezer yang lama udah nggak muat buat ASIP. Sempat stress juga karena omongan tersebut. Tapi mereka kan nggak pernah berada di posisiku. Mereka nggak pernah pompa ASI kayak aku. Sempet kendur juga ketika disodori pertanyaan "emang bakal penuh?", "kalau udah nggak dipakai mau diapakan?". Hmm... Akhirnya aku tetap pada keputusanku, beli freezer baru. I don't care with all they said any longer. Modal utamaku cuma bismillah. Dan ketika freezer itu datang, apa yang terjadi? Aku menangis haru saat tahu freezer itu akhirnya penuh, bahkan nggak muat untuk ASIP yang ada setelah botol - botol yang berceceran (baca: dititipkan di mana - mana) dikumpulkan dan dipindahkan ke situ. Alhamdulillah wa syukurillah, aku berhasil membuktikan bahwa freezer ini emang worth to buy . Aku membuktikan kalau aku bisa ...