Skip to main content

Nasi Bakar Tuna



Nasi bakar menjadi salah satu menu favorit di keluargaku. Aku, suami bahkan Bintangpun juga suka. Kalau biasanya beli di daerah Masjid Al Akbar, kapan hari aku mencoba membuat sendiri. Ternyata gampang kok, dan enak. :)

Bahan:
500 gram nasi pulen
250 gram jamur merang, potong kasar
250 gram daging ayam, potong kotak (bisa diganti tuna, daging sapi atau udang)
seikat daun kemangi ambil daunnya
150 ml santan dari 1/4 butir kelapa
2 lembar daun salam
3 cm lengkuas, iris tipis
1 sdt garam
Daun pisang untuk membungkus
Lidi

Bumbu Halus:
7 buah bawang merah
3 siung bawang putih

Cara membuat:
1. Tumis bumbu halus, daun salam dan lengkuas sampai harum. Masukkan daging ayam, aduk hingga berubah warna.
2. Tambahkan nasi, jamur, garam dan santan. Aduk sampai bumbu meresap, angkat.
3. Taburkan daun kemangi, aduk rata. Sendokkan ke daun pisang, gulung, semat dengan lidi di kedua ujungnya.
4. Bakar di atas bara api sampai harum, angkat. Sajikan selagi hangat.

Pernah juga membuatnya dalam porsi banyak trus iseng-iseng dijual ke teman kantor. Laku tak bersisa. Sebenarnya mereka request buat beli lagi, cuma cooking project macam gini gak bisa tiap hari. Harus prepare bahan - bahan at least sehari sebelumnya. Dan yang paling penting lihat kondisi tubuh, kecapekan apa enggak, plus keadaan bayi di pagi hari. Soalnya sering udah prepare tapi anak rewel jadi ditunda dulu, ganti masak yang simple saja. Hehehe.

Comments

Popular posts from this blog

Nasi Pupuk

Nasi Pupuk adalah Nasi Campur khas Madiun. Biasa ada di resepsi perkawinan dengan konsep tradisional, bukan prasmanan. Makanya biasa juga disebut Nasi Manten. Isinya adalah sambal goreng (bisa sambel goreng kentang, krecek, ati, daging, atau printil), opor ayam (bisa juga diganti opor telur), acar mentah dan krupuk udang. Berhubung sudah lama tidak ke mantenan tradisional, jadi aku sudah lama banget tidak menikmatinya. So, membuat sendirilah pilihannya. Soalnya tidak ada mantenan dalam waktu dekat juga. Hehehe. Alhamdulillah bisa makan dengan puas :) Happy cooking, happy eating.

Cerita Tentang Pesawat Terbang

To invent an airplane is nothing.  To build one is something.  But to fly is everything.  (Otto Lilienthal) Naik pesawat terbang buat sebagian orang adalah makanan sehari-hari. Surabaya - Jakarta bisa PP dalam sehari, lalu esoknya terbang ke kota lainnya lagi. Tapi, bagi sebagian orang naik pesawat terbang adalah kemewahan, atau malah masih sekedar harapan. Aku ingat betul, ketika aku masih kecil, sumuran anak taman kanak-kanak, aku punya cita-cita naik pesawat. Setiap kali ada pesawat terbang melintas, aku mendongakkan kepala dan melambaikan tangan.  Seusai ritual itu, aku akan bertanya "Bu, kapan aku bisa naik pesawat". "Nanti kalau kamu sudah besar, belajar yang rajin ya", jawab Ibu. Pada saat itu aku cuma mengangguk, tidak menanyakan lebih lanjut apa hubungan antara naik pesawat dengan rajin belajar. Yang pasti, mimpi itu tetap terpatri. Ketika usiaku semakin bertambah, aku menjadi lebih paham bahwa sebenarnya naik pesawat tidak masuk

[Review] Urban Wagyu: Makan Steak di Rumah

tenderloin steak rib eye steak Sejak kapan itu pengen makan steak, cuma suami keluar kota terus. Lalu, lihat feed IG kok nemu steak yang bisa delivery. Tergodalah aku untuk ikut beli di  @urbanwagyu . Mereka adalah steak house yang melayani delivery order saja, karena untuk sementara belum ada restonya. "Wah, seru nih  bisa makan steak di rumah", pikirku. Pesananku: rib eye well done, mashed potato, mixed vegies, extra grilled baby potato dg mushroom sauce. Sedangkan pesanan suami: tenderloin well done, french fries, mix vegies dengan black pepper sauce. Pesanan kami datang dengan kemasan box cokelat ala pizza dengan keterangan tentang detail pesanan di salah satu sisinya. Dagingnya dibungkus alumunium foil, saus dibungkus cup plastik dan diberikan peralatan makan dari plastik  dan dilengkapi dengan saus tomat dan sambal sachet. Reviewnya sebagai berikut: Dagingnya empuk banget, bisa dipotong dengan peralatan makan plastik. Lembut dan