Skip to main content

Unforgettable Escape

Semalam aku dan suami mutusin buat malam mingguan keluar. Niatnya mau refreshing gitu, kan setelah aku lahiran kesibukan kami adalah mengurus si Baby Bintang tersayang. Aku yang cuti ini praktis nggak pernah menghirup hiruk pikuk dunia luar. Kalau toh keluar rumah palingan ya ke RS buat check up dan imunisasi sama ke supermarket di ujung kompleks. Suami sih masih setiap hari bergelut dengan keramaian Surabaya karena ke kantor dan beliin aneka makanan yang sering aku request ke dia. Tapi nasib kita sebenarnya sama, jadi nggak pernah nongkrong, makan di luar atau ngemall. Eh, tapi minggu kemarin kami ngemall, gara - gara aku ngidam makan nasi bakar dan cumi bakarnya dapur desa. Itupun cuma sebentar, habis makan capcus karena nggak tenang ninggal Bintang lama - lama di rumah.

Kembali ke escape semalem. Kami pergi ke Kedai Sabindo di Jalan Gayung Kebonsari. Alasannya ada dua, pertama: aku lagi pengen roti tisu yang sebenarnya pengennya sejak dari hamil tapi baru keturutan setelah lahiran. Kedua, karena lokasinya nggak terlalu jauh dari rumah. Di sini di jual aneka kuliner khas Malaysia macam roti tisue, roti canai, roti bom, teh tarik, dll. Sayang nggak ada laksa, padahal aku pengen nyobain tuh makanan. Berhubung laper, aku nggak tertarik sama aneka roti yang aku yakin nggak bakal mengenyangkan perut karetku semenjak jadi busui ini. So, aku pesen Nasi Udang Tiga Rasa dan Teh Tarik Peng. Kalau suami, pesen Nasi Goreng Planta sama Lemon Tea Peng. Oiya, kata "Peng" ini berarti dingin. Suamiku ini penggemar Nasi goreng, jadi kalau mengunjungi tempat makan baru hampir bisa dipastikan dia pesen nasi goreng, nggak ada variasi deh, hehe. Dia paling suka nyobain varian nasi goreng yang belum pernah dia makan sebelumnya. Oiya, kami juga pesen Roti Tisue Keju untuk dibawa pulang.

Nasi Goreng Planta

Nasi Udang Tiga Rasa
Oke mari dimulai review amatirannya. Hehe. 
  • Nasi Goreng Planta ini adalah nasi goreng mentega kalau versi Indonesia. Nasinya dicampur sama orak - arik telor, suwiran aya, udang dan kacang polong plus ditaburi bawang goreng di atasnya. Rasanya sih enak, tapi nggak ada yang spesial menurutku. Cuma yang bikin kami berdua couldn't stop wondering adalah kenapa ini nasgor disajikan bersama kuah? Makannya terpisah ato dicampur itu kami bingung. Rasa kuahnya kayak kuah bakso. Berhubung merasa aneh akhirnya suami mengacuhkan kuah tsb setelah mencicipinya sedikit.
  • Nasi Udang Tiga Rasa. Rasanya mirip kayak udang masak asam manis, cuma ada rasa pedasnya. I love it. Rasanya jadi beda dan nggak membosankan. Udangnya ukuran sedang, dibelah trus digoreng pake tepung dan disiram kuah tiga rasa tsb. Porsinya pas buat perutku yang sedang kelaparan ini, hehehe.
  • Teh Tarik Peng. Rasanya sih enak, tapi dinginnya kurang, jadi kurang nendang deh. Kata suami sih pas dinginnya, tapi buatku enggak. Mungkin ada hubungannya sama kegilaanku pada minuman dingin selama hamil dan menyusui yang meningkat pesat, jadi standar dinginku jadi berubah.
  • Roti Tisu Keju. Rotinya mirip crepe-nya De Crepes. Tipis dan renyah ditaburi susu putih dan keju parut. Aku suka tapi makannya ini semacam agak ribet dan messy karena susunya lengket di tangan.
Habis makan, kami memutuskan buat keliling kota. Soalnya kalau mau nongkrong perut udah penuh, ntar malah nggak bisa makan apa - apa kan rugi. Pas nyampe parkiran eh ternyata ban motor belakang bocor. Tanya ke tukang parkir di mana tukang tambal ban, dikasih tahu dua tempat yang sama - sama jauhnya yang katanya kalau malam belum tentu buka. Ini sih namanya gambling, tapi ya sudah mau gimana. Harus dicoba satu biar bisa pulang. Udah jalan jauh eh ternyata tutup donk, jalan lagi nemu bengkel yang juga tutup. Sedih dan capek. Hiks. Makanan yang tadi terasa mengenyangkan pun sudah mulai sirna. Setelah berjalan beberapa ratus meter ke depan alhamdulillah kami nemu tukang tambal ban. Untung alhamdulillah tempatnya sebelahan sama Indomaret, jadi bisa beli minuman untuk sekedar melepas dahaga. Setelah selesai ditambal, kami memutuskan untuk pulang karena udah agak malem plus hujan mulai turun.

Eh tapi ternyata cobaan nggak berhenti sampai di situ. Di tengah perjalanan ban motor kembali bocor. Untung kali ini baru jalan dikit nemu tukang tambalnya, jadi nggak secapek yang pertama. Hmmm, kayaknya kualat ni sama Bintang, soalnya dia nggak diajak jalan - jalan. Next time ya sayang, kalau kamu udah agak gedhean. Nantilah pas puasaan aja, skalian hunting baju lebaran, hehe.

Comments

Popular posts from this blog

Nasi Pupuk

Nasi Pupuk adalah Nasi Campur khas Madiun. Biasa ada di resepsi perkawinan dengan konsep tradisional, bukan prasmanan. Makanya biasa juga disebut Nasi Manten. Isinya adalah sambal goreng (bisa sambel goreng kentang, krecek, ati, daging, atau printil), opor ayam (bisa juga diganti opor telur), acar mentah dan krupuk udang. Berhubung sudah lama tidak ke mantenan tradisional, jadi aku sudah lama banget tidak menikmatinya. So, membuat sendirilah pilihannya. Soalnya tidak ada mantenan dalam waktu dekat juga. Hehehe. Alhamdulillah bisa makan dengan puas :) Happy cooking, happy eating.

Cerita Tentang Pesawat Terbang

To invent an airplane is nothing.  To build one is something.  But to fly is everything.  (Otto Lilienthal) Naik pesawat terbang buat sebagian orang adalah makanan sehari-hari. Surabaya - Jakarta bisa PP dalam sehari, lalu esoknya terbang ke kota lainnya lagi. Tapi, bagi sebagian orang naik pesawat terbang adalah kemewahan, atau malah masih sekedar harapan. Aku ingat betul, ketika aku masih kecil, sumuran anak taman kanak-kanak, aku punya cita-cita naik pesawat. Setiap kali ada pesawat terbang melintas, aku mendongakkan kepala dan melambaikan tangan.  Seusai ritual itu, aku akan bertanya "Bu, kapan aku bisa naik pesawat". "Nanti kalau kamu sudah besar, belajar yang rajin ya", jawab Ibu. Pada saat itu aku cuma mengangguk, tidak menanyakan lebih lanjut apa hubungan antara naik pesawat dengan rajin belajar. Yang pasti, mimpi itu tetap terpatri. Ketika usiaku semakin bertambah, aku menjadi lebih paham bahwa sebenarnya naik pesawat tidak masuk

[Review] Urban Wagyu: Makan Steak di Rumah

tenderloin steak rib eye steak Sejak kapan itu pengen makan steak, cuma suami keluar kota terus. Lalu, lihat feed IG kok nemu steak yang bisa delivery. Tergodalah aku untuk ikut beli di  @urbanwagyu . Mereka adalah steak house yang melayani delivery order saja, karena untuk sementara belum ada restonya. "Wah, seru nih  bisa makan steak di rumah", pikirku. Pesananku: rib eye well done, mashed potato, mixed vegies, extra grilled baby potato dg mushroom sauce. Sedangkan pesanan suami: tenderloin well done, french fries, mix vegies dengan black pepper sauce. Pesanan kami datang dengan kemasan box cokelat ala pizza dengan keterangan tentang detail pesanan di salah satu sisinya. Dagingnya dibungkus alumunium foil, saus dibungkus cup plastik dan diberikan peralatan makan dari plastik  dan dilengkapi dengan saus tomat dan sambal sachet. Reviewnya sebagai berikut: Dagingnya empuk banget, bisa dipotong dengan peralatan makan plastik. Lembut dan