Skip to main content

Go Vaccine

Akhir - akhir ini lagi rame banget sama namanya pro kontra vaksin. Aku sendiri termasuk yang pro vaksin. Dulu aku divaksin sama orangtuaku dan sekarang pun aku memberikan vaksin kepada Bintang. Langkah ini aku ambil sebagai tindakan preventif as I never know what will happen in the future, karena menurutku mencegah selalu lebih baik dari mengobati. Bintang aku vaksin dengan harapan kekebalannya terhadap penyakit terbentuk. Selain itu supaya tidak ada penyesalan di kemudian hari. Aku sering membaca banyak kasus seseorang menderita suatu penyakit karena dia dulunya nggak divaksin. Nah, pas udah sakit barulah timbul penyesalan. Dan aku nggak mau kejadian kayak gitu menimpa aku. 

Kalau di luar sana banyak yang berani bilang "Bismillah anakku nggak aku vaksin", aku juga berani bilang "bismillah anakku aku vaksin". Terserah deh kalau ada yang bilang vaksin nggak baik, haram dsb. Aku tetap pada pendirianku. Aku cuma berusaha melakukan yang terbaik untuk menjaga amanah yang dititipkan Allah padaku. Kalau ada yang ngeyel dan ceramah untuk menghalangi niatku memvaksin aku nggak mau ambil pusing. Lha wong nggak ikut bayarin aja kok rame. Anak - anakku sendiri suka - suka mau aku apain, seperti kamu juga suka - suka mau ngapain aja ke anakmu.

Oiya, aku juga mau kasih testimoni soal vaksin berdasarkan pengalaman yang aku alami sendiri.
  1. Banyak yang bilang vaksin bikin autis. Duh, miris banget deh dengernya, nggak bener soalnya. Aku dulu divaksin di posyandu dengan imunisasi yang sudah dianjurkan pemerintah, tapi alhamdulillah baik - baik saja tu sampe sekarang. 
  2. Banyak yang bilang imunisasi TT (tetanus) untuk cewek yang mau nikah bakalan bikin si cewek susah hamil. Gosipnya imunisasi ini dilakukan pemerintah sebagai salah satu cara untuk mengendalikan jumlah penduduk. Aku waktu mau nikah melakukan imunisasi TT, melengkapi imunisasi yang sudah aku lakukan sebelumnya, dan alhamdulillah sebulan setelah nikah langsung hamil. Jadi gosip itu salah saudara - saudara. Karena banyak juga teman - temanku yang nggak melakukan imunisasi ini dengan dasar pemikiran di atas tapi sampai sekarang belum hamil. So, kesimpulannya menurutku seseorang cepet hamil atau nggak bukan karena divaksin TT atau nggak, tapi lebih kepada takdir yang Tuhan tetapkan padanya, mau dikasih anak cepat atau nggak.
Nah, pilihan untuk vaksin atau nggak ada di tangan Anda. Terserah Anda mau pilih yang mana. Yang jelas, Anda sendiri yang akan tanggung jawab karenanya.

Comments

Popular posts from this blog

Nasi Pupuk

Nasi Pupuk adalah Nasi Campur khas Madiun. Biasa ada di resepsi perkawinan dengan konsep tradisional, bukan prasmanan. Makanya biasa juga disebut Nasi Manten. Isinya adalah sambal goreng (bisa sambel goreng kentang, krecek, ati, daging, atau printil), opor ayam (bisa juga diganti opor telur), acar mentah dan krupuk udang. Berhubung sudah lama tidak ke mantenan tradisional, jadi aku sudah lama banget tidak menikmatinya. So, membuat sendirilah pilihannya. Soalnya tidak ada mantenan dalam waktu dekat juga. Hehehe. Alhamdulillah bisa makan dengan puas :) Happy cooking, happy eating.

Cerita Tentang Pesawat Terbang

To invent an airplane is nothing.  To build one is something.  But to fly is everything.  (Otto Lilienthal) Naik pesawat terbang buat sebagian orang adalah makanan sehari-hari. Surabaya - Jakarta bisa PP dalam sehari, lalu esoknya terbang ke kota lainnya lagi. Tapi, bagi sebagian orang naik pesawat terbang adalah kemewahan, atau malah masih sekedar harapan. Aku ingat betul, ketika aku masih kecil, sumuran anak taman kanak-kanak, aku punya cita-cita naik pesawat. Setiap kali ada pesawat terbang melintas, aku mendongakkan kepala dan melambaikan tangan.  Seusai ritual itu, aku akan bertanya "Bu, kapan aku bisa naik pesawat". "Nanti kalau kamu sudah besar, belajar yang rajin ya", jawab Ibu. Pada saat itu aku cuma mengangguk, tidak menanyakan lebih lanjut apa hubungan antara naik pesawat dengan rajin belajar. Yang pasti, mimpi itu tetap terpatri. Ketika usiaku semakin bertambah, aku menjadi lebih paham bahwa sebenarnya naik pesawat tidak masuk

[Review] Urban Wagyu: Makan Steak di Rumah

tenderloin steak rib eye steak Sejak kapan itu pengen makan steak, cuma suami keluar kota terus. Lalu, lihat feed IG kok nemu steak yang bisa delivery. Tergodalah aku untuk ikut beli di  @urbanwagyu . Mereka adalah steak house yang melayani delivery order saja, karena untuk sementara belum ada restonya. "Wah, seru nih  bisa makan steak di rumah", pikirku. Pesananku: rib eye well done, mashed potato, mixed vegies, extra grilled baby potato dg mushroom sauce. Sedangkan pesanan suami: tenderloin well done, french fries, mix vegies dengan black pepper sauce. Pesanan kami datang dengan kemasan box cokelat ala pizza dengan keterangan tentang detail pesanan di salah satu sisinya. Dagingnya dibungkus alumunium foil, saus dibungkus cup plastik dan diberikan peralatan makan dari plastik  dan dilengkapi dengan saus tomat dan sambal sachet. Reviewnya sebagai berikut: Dagingnya empuk banget, bisa dipotong dengan peralatan makan plastik. Lembut dan