Skip to main content

Menabung ASIP

Hasil pumping di suatu pagi buta :)

Salah satu agenda penting selama cuti adalah menabung ASIP. Alasannya adalah aku dan suami berkomitmen untuk memberikan ASIX ke Bintang. Nah, makanya sekarang aku (harus) rajin pumping buat persediaan selama aku tinggal ke kantor nanti. Setiap harinya aku bisa ngumpulin 2-3 botol. Aku pumping sehari minimal tiga kali, pagi, siang dan sore atau malam. Alhamdulillah sekarang sudah dapat empat puluh botol. Targetnya saat aku masuk kantor nanti freezer sudah penuh, estimasinya sekitar 120 botol. Kalau bisa lebih, insyaallah. 

Kegiatan pumping ini sendiri baru diawali hari ke enam setelah melahirkan karena ASIku baru lancar jelang seminggu. Aku masih inget dulu pas awal pumping hasil yang keluar masih berupa tetesan, kalau sekarang sudah berupa aliran. Makanya tiap menuang ASIP dari botol bawaan pompa ke botol kaca penyimpanan, aku pastikan tidak ada tetesan yang tertinggal. Sayang banget rasanya kalau sampai ada yang tertinggal kalau inget perjuangan ngumpulinnya yang nggak mudah. Ya, buatku setiap tetesan ASI sangatlah berharga. 

Sekarang waktu yang digunakan untuk pumping pun semakin pendek karena sudah semakin lancar. Apalagi kalau pumping-nya tengah malam atau dini hari di mana produksi hormon prolaktin dan oksitosin yang berperan penting dalam produksi ASI sedang tinggi - tingginya. Senang banget rasanya melihat persediaan ASIPku perlahan tapi pasti bertambah.

Jujur, salah satu tujuan pemberian ASIX ini, selain memberikan yang terbaik untuk buah hati, aku pengen banget membuktikan mitos yang berkembang di masyarakat awam, especially to the under informed ones about breast milk, kalau bayi laki - laki nutrisinya nggak akan cukup kalau cuma ngandalin ASI adalah salah. Alasannya adalah kebutuhaan bayi laki - laki terhadap ASI lebih banyak. Padahal kalau secara teori dan fakta produksi ASI didasarkan pada prinsip supply and demand. Di mana ketika kebutuhan ASI semakin tinggi dan semakin sering dikeluarkan, entah disusukan atau dipompa, secara otomatis akan membuat produksi ASI juga meningkat. Aku membuktikannya sendiri. Waktu Bintang dirawat di RS, kerjaanku di rumah cuma mompa dan mompa, alhasil ASIku semakin banyak dan lancar keluarnya dari pada sebelumnya. Bahkan sampai rembes kalau dibiarkan terlalu lama di payudara, dan itu terjadi sampai sekarang.

According to my opinion, ASI adalah nutrisi terbaik. Kenapa? Karena ciptaan Tuhan. Sebaik - baik tiruan manusia nggak bakal ada yang bisa mengalahkan ciptaan Tuhan. Aku percaya bahwa tujuan Allah memberikan payudara pada wanita bukanlah untuk pajangan semata. Tapi ada alasan yang lebih penting yaitu untuk memberikan nutrisi demi kelangsungan hidup buah hati yang dititipkan kepadanya. Makanya aku suka gemes kalau ada ibu - ibu yang nggak mau nyusui anaknya karena alasan yang nggak kuat misalnya takut bentuk payudaranya berubah. Errrr, apa iya kalau nggak nyusui bentuk payudaranya tetap seksi sampai tua nanti? Atau ibu - ibu yang ngerasa kaya yang mampu membeli sufor termahal demi gengsi kalau dikalangan teman atau keluarganya. 

Meskipun demikian, aku berusaha menghargai keputusan ibu - ibu yang ngasih sufor ke anaknya. Karena menurutku they have their own prerogative to chose or do something for their children. Toh itu anak mereka sendiri kok. Aku percaya bahwa sebenarnya setiap ibu pengen dan berusaha memberikan yang terbaik untuk anak - anaknya, melalui cara mereka masing - masing. Lagipula sufor bukan racun. Aku sendiri juga menikmati sufor kok, selain ASI dari ibu. Dan alhamdulillah sehat dan bisa jadi sarjana :)

Balik lagi ke program ASIXku, selain berusaha aku juga berdoa agar program ini bisa berhasil. Doakan aku, suami dan Bintang sukses ASIX sampai dua tahun (atau lebih) ya... Buat ibu - ibu yang juga punya program ASIX, happy breast feeding and pumping mom. Semoga sukses :)

Comments

Popular posts from this blog

Nasi Pupuk

Nasi Pupuk adalah Nasi Campur khas Madiun. Biasa ada di resepsi perkawinan dengan konsep tradisional, bukan prasmanan. Makanya biasa juga disebut Nasi Manten. Isinya adalah sambal goreng (bisa sambel goreng kentang, krecek, ati, daging, atau printil), opor ayam (bisa juga diganti opor telur), acar mentah dan krupuk udang. Berhubung sudah lama tidak ke mantenan tradisional, jadi aku sudah lama banget tidak menikmatinya. So, membuat sendirilah pilihannya. Soalnya tidak ada mantenan dalam waktu dekat juga. Hehehe. Alhamdulillah bisa makan dengan puas :) Happy cooking, happy eating.

Cerita Tentang Pesawat Terbang

To invent an airplane is nothing.  To build one is something.  But to fly is everything.  (Otto Lilienthal) Naik pesawat terbang buat sebagian orang adalah makanan sehari-hari. Surabaya - Jakarta bisa PP dalam sehari, lalu esoknya terbang ke kota lainnya lagi. Tapi, bagi sebagian orang naik pesawat terbang adalah kemewahan, atau malah masih sekedar harapan. Aku ingat betul, ketika aku masih kecil, sumuran anak taman kanak-kanak, aku punya cita-cita naik pesawat. Setiap kali ada pesawat terbang melintas, aku mendongakkan kepala dan melambaikan tangan.  Seusai ritual itu, aku akan bertanya "Bu, kapan aku bisa naik pesawat". "Nanti kalau kamu sudah besar, belajar yang rajin ya", jawab Ibu. Pada saat itu aku cuma mengangguk, tidak menanyakan lebih lanjut apa hubungan antara naik pesawat dengan rajin belajar. Yang pasti, mimpi itu tetap terpatri. Ketika usiaku semakin bertambah, aku menjadi lebih paham bahwa sebenarnya naik pesawat tidak masuk

[Review] Urban Wagyu: Makan Steak di Rumah

tenderloin steak rib eye steak Sejak kapan itu pengen makan steak, cuma suami keluar kota terus. Lalu, lihat feed IG kok nemu steak yang bisa delivery. Tergodalah aku untuk ikut beli di  @urbanwagyu . Mereka adalah steak house yang melayani delivery order saja, karena untuk sementara belum ada restonya. "Wah, seru nih  bisa makan steak di rumah", pikirku. Pesananku: rib eye well done, mashed potato, mixed vegies, extra grilled baby potato dg mushroom sauce. Sedangkan pesanan suami: tenderloin well done, french fries, mix vegies dengan black pepper sauce. Pesanan kami datang dengan kemasan box cokelat ala pizza dengan keterangan tentang detail pesanan di salah satu sisinya. Dagingnya dibungkus alumunium foil, saus dibungkus cup plastik dan diberikan peralatan makan dari plastik  dan dilengkapi dengan saus tomat dan sambal sachet. Reviewnya sebagai berikut: Dagingnya empuk banget, bisa dipotong dengan peralatan makan plastik. Lembut dan