Skip to main content

Survey Undangan


Jauh sebelum dapat tanggal nikah, aku udah mulai browsing wedding thingy, termasuk undangan. Aku pengennya tetap dalam nuansa hijau dan putih seperti tema besar pernikahanku nanti. So far si sudah ada gambaran mau kayak apa, aku juga udah punya beberapa alternatif. Minggu ini aku mau pulang, buat ke perias sama final check lamaran, nah sekalian mau nunjukkin desain undangan ke ortu. Dalam memilih undangan aku punya beberapa pertimbangan:
  1. Nggak usah yang mahal. Karena toh ujung - ujungnya bakal dibuang. Yang penting informasi tentang mempelai, tanggal, tempat dan jam acara tersampaikan dengan baik.
  2. Nggak pake foto. Males juga ngebayangin fotoku akhirnya berujung di tempat sampah, ketumpukan dengan berbagai macam sampah.
Aku sih sebenarnya pengen undangan yang ekslusif, tapi sepertinya aku harus "merelakan" niat itu nggak terwujud, and it's okey, no problem. Setelah dipikir - pikir, pos undangan tuh potensial banget untuk ditekan budget-nya, apalagi dengan pertimbangan di atas. Menurutku, dananya mending dialokasikan buat yang lain aja yang lebih penting. Meskipun begitu, aku juga nggak mau yang terlalu ecek - ecek, yang sewajarnya lah. Not too bad, not too good.

Aku udah survey model dan percetakan. So far aku prefer ke salah satu vendor dari Jogja yang aku temukan dari internet. Aku udah nanya - naya detail, desain, proses pengerjaan dan pembayaran. So, how my (our) wedding invitation card would be? Tunggu sampe waktunya disebar ya, biar ada surprisenya meski modelnya kemungkinan besar sudah pernah kalian lihat sebelumnya. :)

Comments

Popular posts from this blog

Bintang GTM

Seminggu ini menjadi salah satu minggu yang membuatku sedih. Bagaimana tidak, Bintang yang selama ini pemakan segala mendadak GTM. Usut punya usut, dia lagi sariawan. Ini sariawan yang kedua. Setelah yang pertama sembuh, sekarang kok ya nongol lagi. Mana kejadian ini muncul ketika Bintang recovery dari batpil, di mana saat itu makannya tidak seperti biasanya. Ya iyalah, orang sakit mana gampang makannya. Sedih lihat Bintang jadi agak tirus gitu pipinya. Makannya dikit geraknya banyak, nggak bisa diam. Ngocehnya juga banyak. Sedih juga ngebayangin berapa BBnya sekarang. *sembunyikan timbangan. Selama sariawan Bintang jadi sedikit makannya. Di sariawan pertama dia masih mau makan meski harus bubur. Masih gampang juga nyuapinnya. Di sariawan yang kedua susahnya minta ampun, dia lebih sering GTM. Aneka masakan sudah aku coba, aku sengaja memasakkan aneka menu favoritnya. Tapi cuma disentuh seimprit, itupun kalau dia mood. Kesabaran semakin menipis karena khawatir kekurangan asupan...

Cerita Dari Jogja (Part 2)

Bandara Adi Sucipto: tampak depan Kali ini aku akan bercerita tentang bandara yang ada di Jogja, yaitu Adi Sucipto International Airport. Meskipun bertaraf internasional, bandara ini termasuk kecil secara luasan bangunan dan landasan. Beda jauh dengan bandara Juanda di Surabaya atau Soekarno Hatta di Jakarta. Ruangan kedatangan domestiknya nggak terlalu gede, bisa dikatakan kecil malah, "cuma" dilengkapi tiga baggage claim.  boarding room antrian masuk pesawat Untuk boarding room, berbeda dengan bandara lainnya yang bebentuk persegi panjang, di bandara ini bentuknya setengah lingkaran. Karena jumlahnya cuma satu, maka penumpang dari berbagai maskapai akan bercampur baur di sini. Boarding room ini dilengkapi 4 gate untuk naik pesawat. Cuma kemarin pas aku check in , di boarding pas s ku tertera gate 0. Berhubung ini baru pertama kali terjadi, daripada tersesat di bandara, aku bertanya ke salah satu petugas yang ada. Dari beliau, aku mendapatkan informa...

Aku dan Freezer = Pembuktian :)

Suka yang aneh - aneh. Doyan belanja. Boros. Keras kepala. Pemimpi. Itulah komentar orang - orang sekitar pas tahu aku berencana beli freezer baru karena freezer yang lama udah nggak muat buat ASIP. Sempat stress juga karena omongan tersebut. Tapi mereka kan nggak pernah berada di posisiku. Mereka nggak pernah pompa ASI kayak aku. Sempet kendur juga ketika disodori pertanyaan "emang bakal penuh?", "kalau udah nggak dipakai mau diapakan?". Hmm... Akhirnya aku tetap pada keputusanku, beli freezer baru. I don't care with all they said any longer. Modal utamaku cuma bismillah. Dan ketika freezer itu datang, apa yang terjadi? Aku menangis haru saat tahu freezer itu akhirnya penuh, bahkan nggak muat untuk ASIP yang ada setelah botol - botol yang berceceran (baca: dititipkan di mana - mana) dikumpulkan dan dipindahkan ke situ. Alhamdulillah wa syukurillah, aku berhasil membuktikan bahwa freezer ini emang worth to buy . Aku membuktikan kalau aku bisa ...