Skip to main content

Centil, Cerah, Ceria

Judul postingan yang aku banget, paling tidak untuk akhir - akhir ini. Nggak tahu kenapa aku akhir - akhir ini tiba - tiba suka ma warna oranye. Cerah ceria menurutku. Salah satunya terinspirasi oleh acara lamarannya Tara dan Gama, temenku. Mereka pakai tema oranye, mulai dari baju, kotak seserahan sampai tenda. Bagus jadinya, menurutku. Seger dan ceria gitu deh, hehehe. Dan salah satu bukti kecintaanku pada warna ini, kemarin aku beli sandal jepit oranye. And, this is it my new orange stuf...

sandal jepit oranye buat sholat di kantor

Trus, ada satu lagi hal baru dari aku. Aku tiba - tiba beli cincin lucu di pasar dekat kos. Berawal dari keisengan sambil menunggu Fidya yang akan kutebengi ke kantor. Tak pikir - pikir aku kok agak - agak centil gimana gitu ya... Hehehe. Dan inilah hasil percobaanku...

cincin bintang nan gaya

Dulu aku tuh nggak suka pakai cincin imitasi kayak gini. Alasannya adalah aku suka gatel kalau pake aksesori kalau bukan dari emas atau perak. Gaya banget ya kesannya, tapi ya mau gimana lagi. Itulah kenyataannya. Kulitku termasuk sensitif. Sampai sekarang sih masih suka gatel sebenarnya, tapi dicoba dulu aja ah, moga - moga nggak kenapa - kenapa. Biar aku bisa beli cincin - cincin gaya lainnya, hehehe. Tapi kalau toh ditolak ma kulitku ya terima nasib aja... Ya Allah, tolonglah hamba *lha kok?? :)

Comments

bagus kan say.. warna orange..
cerah dan kesannya happy ;-)

Popular posts from this blog

Nasi Pupuk

Nasi Pupuk adalah Nasi Campur khas Madiun. Biasa ada di resepsi perkawinan dengan konsep tradisional, bukan prasmanan. Makanya biasa juga disebut Nasi Manten. Isinya adalah sambal goreng (bisa sambel goreng kentang, krecek, ati, daging, atau printil), opor ayam (bisa juga diganti opor telur), acar mentah dan krupuk udang. Berhubung sudah lama tidak ke mantenan tradisional, jadi aku sudah lama banget tidak menikmatinya. So, membuat sendirilah pilihannya. Soalnya tidak ada mantenan dalam waktu dekat juga. Hehehe. Alhamdulillah bisa makan dengan puas :) Happy cooking, happy eating.

Cerita Tentang Pesawat Terbang

To invent an airplane is nothing.  To build one is something.  But to fly is everything.  (Otto Lilienthal) Naik pesawat terbang buat sebagian orang adalah makanan sehari-hari. Surabaya - Jakarta bisa PP dalam sehari, lalu esoknya terbang ke kota lainnya lagi. Tapi, bagi sebagian orang naik pesawat terbang adalah kemewahan, atau malah masih sekedar harapan. Aku ingat betul, ketika aku masih kecil, sumuran anak taman kanak-kanak, aku punya cita-cita naik pesawat. Setiap kali ada pesawat terbang melintas, aku mendongakkan kepala dan melambaikan tangan.  Seusai ritual itu, aku akan bertanya "Bu, kapan aku bisa naik pesawat". "Nanti kalau kamu sudah besar, belajar yang rajin ya", jawab Ibu. Pada saat itu aku cuma mengangguk, tidak menanyakan lebih lanjut apa hubungan antara naik pesawat dengan rajin belajar. Yang pasti, mimpi itu tetap terpatri. Ketika usiaku semakin bertambah, aku menjadi lebih paham bahwa sebenarnya naik pesawat tidak masuk

[Review] Urban Wagyu: Makan Steak di Rumah

tenderloin steak rib eye steak Sejak kapan itu pengen makan steak, cuma suami keluar kota terus. Lalu, lihat feed IG kok nemu steak yang bisa delivery. Tergodalah aku untuk ikut beli di  @urbanwagyu . Mereka adalah steak house yang melayani delivery order saja, karena untuk sementara belum ada restonya. "Wah, seru nih  bisa makan steak di rumah", pikirku. Pesananku: rib eye well done, mashed potato, mixed vegies, extra grilled baby potato dg mushroom sauce. Sedangkan pesanan suami: tenderloin well done, french fries, mix vegies dengan black pepper sauce. Pesanan kami datang dengan kemasan box cokelat ala pizza dengan keterangan tentang detail pesanan di salah satu sisinya. Dagingnya dibungkus alumunium foil, saus dibungkus cup plastik dan diberikan peralatan makan dari plastik  dan dilengkapi dengan saus tomat dan sambal sachet. Reviewnya sebagai berikut: Dagingnya empuk banget, bisa dipotong dengan peralatan makan plastik. Lembut dan