Skip to main content

Housewife Time


Minggu ini bisa jadi adalah housewife week buatku. Pasalnya bapak ibu mertua (wanna be) mau datang ke Surabaya weekend ini. Mau ke kondangan saudara. Kali ini rombongannya cukup banyak. Bapak, ibu, adik, om, budhe dan pakdhe. Seperti biasa, kalau mereka mau datang yangkuw jadi sibuk, membersihkan rumah biar nggak kena omel karena kotor atau berantakan. Hehehe. Dan seperti biasa juga, si yangkuw suka minta bantuan. Maklum, dia kan penghuni tunggal di rumah sini. Jadi suka keteteran kalau harus mengurus rumah segede itu sendirian.  Selama ini yang paling sering dibersihin cuma kamarnya dan kamar mandi. Karena dari segitu banyak bagian di rumah, cuma dua bagian itu yang paling sering dijamah.

Dan untuk "persiapan" "kunjungan" kali ini, kami sudah mulai berbenah. Sesi pertama kemarin, dan kegiatannya adalah:
  1. Menyapu semua ruangan.
  2. Membersihkan dapur. Merapikan peralatan makan dan peralatan masak yang berantakan. 
  3. Mencuci seprai dari tiga kamar.
  4. Menata pakaian si yangkuw ke lemari. Kapan hari, sekat lemarinya ambrol satu, kemarin kami memperbaikinya dan menata pakaian yang selama ini ditumpuk - tumpuk secara asal. Berhubung pakainnya banyak, it took time, buat melipat dan menatanya ke dalam lemari.
Itu baru empat item, tapi ngerjainnya seharian. Padahal masih ada lagi yang belum dikerjakan seperti ngepel, masang sprei, ganti korden. Hiaaa.. Ternyata banyak juga. Akhirnya, aku jadi ngerti kalau ternyata kerjaan rumah tangga tuh banyak. Kebanyakan simple memang, tapi ngerjainnya nggak bisa instant, really takes time. Harap maklum, selama ini belum pernah ngurus rumah sendiri kayak kasus ini. Kegiatan rumah tangga di rumahku biasanya dikerjain rame - rame. Lha ini, rumah segede ini cuma yangkuw yang ngerjain, dan dengan bantuanku. Jadi kerasa capeknya. Tapi kalau rumah sudah rapi, senang dan puas banget. Rasanya capek dan waktu yang sudah dihabiskan kebayar. Orang Jawa bilang sumbut :)

Moga - moga ntar kalau aku jadi ibu rumah tangga beneran, bisa meng-handle sendiri, tanpa bantuan pembantu, seperti yang saat ini terjadi di keluargaku. Amin. *wink wink :)

Besok pagi kami akan melanjutkan "persiapan" sesi kedua. Dan harus selesai sebelum Dhuhur.  Moga - moga lancar dan beres, so they would be comfort during their stay here. Semangat... :)

Comments

Popular posts from this blog

Nasi Pupuk

Nasi Pupuk adalah Nasi Campur khas Madiun. Biasa ada di resepsi perkawinan dengan konsep tradisional, bukan prasmanan. Makanya biasa juga disebut Nasi Manten. Isinya adalah sambal goreng (bisa sambel goreng kentang, krecek, ati, daging, atau printil), opor ayam (bisa juga diganti opor telur), acar mentah dan krupuk udang. Berhubung sudah lama tidak ke mantenan tradisional, jadi aku sudah lama banget tidak menikmatinya. So, membuat sendirilah pilihannya. Soalnya tidak ada mantenan dalam waktu dekat juga. Hehehe. Alhamdulillah bisa makan dengan puas :) Happy cooking, happy eating.

Cerita Suami Opname

We've been dreaming of having intimate and pleasant times, but here's the story goes. We had to stay in the hospital for five days, and it's okay. Qodarullah wa maa syaa fa’ala. Beberapa hikmah yang bisa diambil antara lain: 1. Apa yang terjadi adalah takdir Allah. "Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri." (Q.S Al Hadid : 22-23)" 2. Allah bersama orang-orang yang sabar. "Sekarang Allah telah meringankan kamu karena Dia mengetahui bahwa ada kelemahan padamu. ... Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS. Al-Anfal : 66) 3...

Cerita Umroh : Makkah Never Sleeps

"Indeed, the first House [of worship] established for mankind was that at Makkah - blessed and a guidance for the worlds." (QS Ali Imran : 96) As the moonlight illuminates the city sky, the pilgrims engage in intense prayer asking forgiveness from their Lord, shedding tears of sadness and joy simultaneously, until their eyes are numb and their faces glow. They face the Ka'bah to quench their thirst and fulfil their desires. The Ka'bah is a sight beyond belief, leaving its witnesses stunned as they stare at it in total awe and disbelief. Looking at the majestic structure, people forget about the world and everything about it. For a brief moment, it's just them and the Ka'bah; it's just them and their Lord. Seeing such a tremendous sight, the heart skips a beat and the mind registers the moment forever. It is something really unique. And the size of the Ka'bah is so big that any photo we see cannot capture this unique structure. All throug...