Kemarin sore, sekitar jam 5-an, saya bangun dari tidur panjang saya. Berhubung kamar mandinya masih dipake, saya ikut forum gosip di gang kelinci, gang depan kamar saya. Setelah ber-chit-chat sana sini, dan dicurhati adik kos tentang skripsinya yang ditimpa masalah, saya pun dengan semangat 45 balik ke kamar buat ngambil peralatan mandi. Tapi begitu saya masuk kamar, dan menengok ke arah televisi, saya langsung menjerit sejadi-jadinya "aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa", saya terduduk di depan kamar saking lemasnya. Anak-anak pun langsung nyamperin. "Ada apa Na?", tanya mbak Titin. "Ada ular, tolong gantiin TVku, aku takuuuut". Si Dian malah ketawa-ketiwi melihat tingkah saya yang, saya yakin, lucu. "Ayo yan, gantiin, aku mo mandi ni", saya memohon dengan wajah melas... "Gak mau, gak mau", Dian malah ketawa-ketawa sambil goyang-goyang di depan saya. "Ayo donk, nggak tak kerjain abstrakmu", kali ini saya mengancam. And it worked. Yeeesssss!!! Akhirnya Dian masuk kamarku, dan mengganti channel. Lega banget rasanya hatiku... meski sempet ketakutan sebelumnya...
Nasi Pupuk adalah Nasi Campur khas Madiun. Biasa ada di resepsi perkawinan dengan konsep tradisional, bukan prasmanan. Makanya biasa juga disebut Nasi Manten. Isinya adalah sambal goreng (bisa sambel goreng kentang, krecek, ati, daging, atau printil), opor ayam (bisa juga diganti opor telur), acar mentah dan krupuk udang. Berhubung sudah lama tidak ke mantenan tradisional, jadi aku sudah lama banget tidak menikmatinya. So, membuat sendirilah pilihannya. Soalnya tidak ada mantenan dalam waktu dekat juga. Hehehe. Alhamdulillah bisa makan dengan puas :) Happy cooking, happy eating.
Comments