Jumat yang lalu, saya dan kekasih saya mencoba Jembatan Suramadu. Saya sebenarnya sudah pernah main ke Madura, tapi selalu pakai kapal ferri. Maklum, dulu, sebelum ada Suramadu, ferri menjadi satu - satunya alat transportasi yang menghubungkan antara Pulau Jawa dan Madura, melalui penyeberangan Ujung - Kamal.
Suramadu akhirnya bulan ini selesai juga pembangunannya. Setelah beberapa kali sempat terhenti, karena berbagai hal. Suramadu menjadi jembatan terpanjang di Indonesia dengan panjang 5.438 m. Selain menjadi satu - satunya jembatan yang dibangun di atas laut tentunya. Konon, Suramadu juga menjadi jembatan terpanjang di Asia Tenggara.
Menurut saya, view yang dihadirkan ketika kita melintasi Suramadu lumayan bagus. Di malam hari, kita bisa melihat kerlap - kerlip lampu, baik dari sisi Surabaya maupun Madura. Tapi, ada yang perlu diwaspadai pengguna jembatan, terutama pengendara kendaraan roda dua. yaitu kecepatan angin, terutama yang mengarah ke arah jembatan. Kalau angin berhembus kencang, kita, yang melintas, bisa "terseok - seok".
Namun sayang, di tengah kebanggaan tersebut, tersimpan banyak kekhawatiran dan keprihatinan tentang "kelangsungan hidup" Suramadu ke depan. Diantaranya adalah banyaknya pengguna jembatan yang melanggar peraturan yang berlaku. Mereka banyak yang berhenti di tengah jembatan hanya untuk berfoto - foto. Padahal kan, hal itu dilarang, menyalahi peraturan. Tapi tidak ada tindakan.
Yang kedua adalah mulai hilangnya mur baut dan lampu jembatan seperti yang belakangan marak diberitakan di media. Saya membuktikan yang kedua. Karena untuk mengecek yang pertama terlalu sulit untuk saya yang cuma drive thru. Dari hasil penghitungan saya, ada lima belas lampu jembatan yang tidak menyala. Entah karena hilang atau rusak, saya tak tahu pasti. Lampu - lampu yang mati adalah lampu di sebelah timur jembatan, sebelah kiri jika dari arah Madura. Sedangkan yang dari arah Surabaya, alhamdulillah masih utuh. Tapi tak tahu lagi kalau sebentar lagi akan bernasib sama dengan belahannya. Semoga saja tidak.
Hal tersebut tentu saja memprihatinkan. Dan perlu jadi perhatian. Bagaimana tidak? Suramadu kan baru saja diresmikan tanggal 10 Juni kemarin. Masa' belum genap sebulan diresmikan propertinya sudah pada hilang? Padahal, untuk keamanan, di sana dipasang CCTV. Petugas keamanan, baik dari pihak Jasa Marga maupun pihak Kepolisian pun disiagakan. Yang kemudian menjadi pertanyaan besar saya adalah "siapa yang layak mempertanggungjawabkan keadaan ini?". Pihak Jasa Marga sebagai pengelola, pihak Kepolisian sebagai keamanan atau masyarakat sebagai pengguna? Menurut saya sih semua pihak harus bertanggung jawab. Semua pihak harus secara sadar ikut menjaga dan merawat. Demi kelangsungan Suramadu, kini dan nanti.
Suramadu akhirnya bulan ini selesai juga pembangunannya. Setelah beberapa kali sempat terhenti, karena berbagai hal. Suramadu menjadi jembatan terpanjang di Indonesia dengan panjang 5.438 m. Selain menjadi satu - satunya jembatan yang dibangun di atas laut tentunya. Konon, Suramadu juga menjadi jembatan terpanjang di Asia Tenggara.
Menurut saya, view yang dihadirkan ketika kita melintasi Suramadu lumayan bagus. Di malam hari, kita bisa melihat kerlap - kerlip lampu, baik dari sisi Surabaya maupun Madura. Tapi, ada yang perlu diwaspadai pengguna jembatan, terutama pengendara kendaraan roda dua. yaitu kecepatan angin, terutama yang mengarah ke arah jembatan. Kalau angin berhembus kencang, kita, yang melintas, bisa "terseok - seok".
Namun sayang, di tengah kebanggaan tersebut, tersimpan banyak kekhawatiran dan keprihatinan tentang "kelangsungan hidup" Suramadu ke depan. Diantaranya adalah banyaknya pengguna jembatan yang melanggar peraturan yang berlaku. Mereka banyak yang berhenti di tengah jembatan hanya untuk berfoto - foto. Padahal kan, hal itu dilarang, menyalahi peraturan. Tapi tidak ada tindakan.
Yang kedua adalah mulai hilangnya mur baut dan lampu jembatan seperti yang belakangan marak diberitakan di media. Saya membuktikan yang kedua. Karena untuk mengecek yang pertama terlalu sulit untuk saya yang cuma drive thru. Dari hasil penghitungan saya, ada lima belas lampu jembatan yang tidak menyala. Entah karena hilang atau rusak, saya tak tahu pasti. Lampu - lampu yang mati adalah lampu di sebelah timur jembatan, sebelah kiri jika dari arah Madura. Sedangkan yang dari arah Surabaya, alhamdulillah masih utuh. Tapi tak tahu lagi kalau sebentar lagi akan bernasib sama dengan belahannya. Semoga saja tidak.
Hal tersebut tentu saja memprihatinkan. Dan perlu jadi perhatian. Bagaimana tidak? Suramadu kan baru saja diresmikan tanggal 10 Juni kemarin. Masa' belum genap sebulan diresmikan propertinya sudah pada hilang? Padahal, untuk keamanan, di sana dipasang CCTV. Petugas keamanan, baik dari pihak Jasa Marga maupun pihak Kepolisian pun disiagakan. Yang kemudian menjadi pertanyaan besar saya adalah "siapa yang layak mempertanggungjawabkan keadaan ini?". Pihak Jasa Marga sebagai pengelola, pihak Kepolisian sebagai keamanan atau masyarakat sebagai pengguna? Menurut saya sih semua pihak harus bertanggung jawab. Semua pihak harus secara sadar ikut menjaga dan merawat. Demi kelangsungan Suramadu, kini dan nanti.
Comments