Skip to main content

Bicara Asuransi Jiwa (dan Hasil Surveynya)


Punya asuransi jiwa adalah salah satu resolusi kami tahun ini. Kenapa sampai jadi resolusi? Karena kita tidak pernah tahu apa yang terjadi esok hari. Memang sih kita selalu berdoa diberikan umur panjang, tapi soal umur hanya Tuhan yang tahu bukan? Maka ketika ketidakpastian itu muncul, salah satu yang bisa kita lakukan adalah mengupayakan adanya rasa aman.

Analogi simple-nya nih, kita beli mobil aja ada ban cadangannya kan? Buat apa? Buat jaga - jaga kalau salah satu bannya kenapa - napa, biar ban cadangannya bisa digunakan dan mobil bisa tetap jalan. Kita pun bisa sampai tujuan. Begitu juga dalam hidup, kita harus punya ban cadangan agar mobil kehidupan kita bisa tetap berjalan. Salah satu ban cadangan yang perlu kita punya adalah asuransi jiwa. Asuransi Jiwa bukan berarti mengganti nyawa yang hilang ya, tapi untuk meng-cover pendapatan yang hilang apabila pencari nafkah utama meninggal dunia. Nah, asji ini sangat penting untuk dimiliki supaya keluarga yang ditinggalkan masih bertahan hidup. Uang pertanggungan yang keluar bisa untuk bayar cicilan hutang, bayar sekolah, bayar kebutuhan sehari - hari.

Asji ini ada banyak macamnya, ada termlife, whole life dan endownment. Untuk lebih lengkapnya bisa baca artikel dari Fitriani Noeriman, seorang Financial Planner dari QM Financial. Kami memilih asji murni yang term life karena preminya terjangkau. Sengaja tidak membeli unit link karena untuk investasi kami sudah ada di instrumen lain. Dari kantor suami, sebenarnya juga ada fasilitas asji. Namun jumlah uang pertanggungannya tidak terlalu besar, kurang untuk kebutuhan kami. That's why kami memutuskan untuk membeli sendiri. 

Oiya, sebelum membeli asuransi jiwa jangan lupa untuk menghitung uang pertanggungan yang diperlukan. Rumusnya ada dua:
  1. Income replacement based. UP = lama proteksi (tahun) x jumlah pendapatan bulanan x 12
  2. Income value based. UP = jumlah pendapatan bulanan / (risk free rate/12). Risk free rate adalah asumsi bunga rendah resiko, bisa menggunakan asumsi 5% per tahun.
Setelah browsing ke berbagai situs perusahaan asuransi, jadi ketahuan mana - mana yang tidak punya asji murni. Yang punya asji murni barulah aku telepon. Hasilnya adalah sebagai berikut*:

Manulife
Minimal premi: 3.000.000/tahun
UP 1,2 M: 3.360.000/tahun (20 tahun)
Waiver of Premium: 480.000/tahun
Di sini suami nggak bisa pakai UP yang 1 M dan ambil term yang 10 tahun karena jatuhnya di bawah premi minimum. 
Manulife ini punya term 1, 5, 10, 15 dan 20 tahun.

Axa Mandiri
Minimum premi: 1.500.000/tahun
UP 500 juta: 1.625.000/tahun (10 tahun)
UP 750 juta: 2.347.500/tahun (10 tahun)
UP 1 M: 3.070.000/tahun (10 tahun)
Semua skema tsb udah lengkap sama waiver. Untuk yang UP 1 M kalau nggak pakai waiver jatuhnya 2.780.000/tahun.
Axa Mandiri termnya 1, 5 dan 10 tahun.

BNI Life
Meski udah bilang kalau nyari asji murni, tetap aja ditawari unit link yang premi tahunannya bikin pingsan. 77 juta per tahun bo! Mahaaaalll pake banget (ya iyalah unit link). Duit segitu mending buat renov rumah atau DP mobil atau DP haji. Setelah keukeuh nolak, akhirnya dapet juga perhitungan yg murninya. UP 1 M: 2.650.000/tahun. Sayang sungguh sayang sama marketingnya dibilangin kalau untuk yang murni term-nya tahunan, padahal temen pakai di sini bisa tuh pakai term yang 10 tahun.

AXA
UP 1 M: untuk tahun pertama 2.930.000/tahun. Untuk tahun 2-10 turun jadi 2.784.000/tahun (10 tahun).
AXA punya term 1, 5 dan 10 tahun.

Zurich Life
Di sini adanya unit link, nggak bisa murni. Untuk UP 1 M, preminya 7.800.000/tahun (10 tahun).

*data ini pakai data suami, usia 29 tahun, bukan perokok.

Dari data di atas, perusahaan yang paling cepat memberikan respon adalah Manulife dan Axa Mandiri. Sebenarnya tertarik sama Manulife karena track record yang ada selama ini. Tapi preminya tahunannya nggak masuk budget karena untuk tahun ini ada rencana renovasi rumah yang juga jadi prioritas kami. So, pilihan selanjutnya jatuh pada Axa Mandiri. Insyaallah akan segera direalisasi sebentar lagi.

Sedia payung sebelum hujan, kalau payungmu nggak kepakai berarti kamu harus bersyukur kamu nggak kehujanan. Begitupun dalam membeli asuransi jiwa, kalau duitmu (premi) "hilang" karena nggak ada klaim, berarti kamu harus bersyukur kamu masih punya kesempatan hidup bersama orang yang kamu sayang.

Hope for the best, prepare for the worst.

Comments

Popular posts from this blog

Bintang GTM

Seminggu ini menjadi salah satu minggu yang membuatku sedih. Bagaimana tidak, Bintang yang selama ini pemakan segala mendadak GTM. Usut punya usut, dia lagi sariawan. Ini sariawan yang kedua. Setelah yang pertama sembuh, sekarang kok ya nongol lagi. Mana kejadian ini muncul ketika Bintang recovery dari batpil, di mana saat itu makannya tidak seperti biasanya. Ya iyalah, orang sakit mana gampang makannya. Sedih lihat Bintang jadi agak tirus gitu pipinya. Makannya dikit geraknya banyak, nggak bisa diam. Ngocehnya juga banyak. Sedih juga ngebayangin berapa BBnya sekarang. *sembunyikan timbangan. Selama sariawan Bintang jadi sedikit makannya. Di sariawan pertama dia masih mau makan meski harus bubur. Masih gampang juga nyuapinnya. Di sariawan yang kedua susahnya minta ampun, dia lebih sering GTM. Aneka masakan sudah aku coba, aku sengaja memasakkan aneka menu favoritnya. Tapi cuma disentuh seimprit, itupun kalau dia mood. Kesabaran semakin menipis karena khawatir kekurangan asupan...

Cerita Dari Jogja (Part 2)

Bandara Adi Sucipto: tampak depan Kali ini aku akan bercerita tentang bandara yang ada di Jogja, yaitu Adi Sucipto International Airport. Meskipun bertaraf internasional, bandara ini termasuk kecil secara luasan bangunan dan landasan. Beda jauh dengan bandara Juanda di Surabaya atau Soekarno Hatta di Jakarta. Ruangan kedatangan domestiknya nggak terlalu gede, bisa dikatakan kecil malah, "cuma" dilengkapi tiga baggage claim.  boarding room antrian masuk pesawat Untuk boarding room, berbeda dengan bandara lainnya yang bebentuk persegi panjang, di bandara ini bentuknya setengah lingkaran. Karena jumlahnya cuma satu, maka penumpang dari berbagai maskapai akan bercampur baur di sini. Boarding room ini dilengkapi 4 gate untuk naik pesawat. Cuma kemarin pas aku check in , di boarding pas s ku tertera gate 0. Berhubung ini baru pertama kali terjadi, daripada tersesat di bandara, aku bertanya ke salah satu petugas yang ada. Dari beliau, aku mendapatkan informa...

Aku dan Freezer = Pembuktian :)

Suka yang aneh - aneh. Doyan belanja. Boros. Keras kepala. Pemimpi. Itulah komentar orang - orang sekitar pas tahu aku berencana beli freezer baru karena freezer yang lama udah nggak muat buat ASIP. Sempat stress juga karena omongan tersebut. Tapi mereka kan nggak pernah berada di posisiku. Mereka nggak pernah pompa ASI kayak aku. Sempet kendur juga ketika disodori pertanyaan "emang bakal penuh?", "kalau udah nggak dipakai mau diapakan?". Hmm... Akhirnya aku tetap pada keputusanku, beli freezer baru. I don't care with all they said any longer. Modal utamaku cuma bismillah. Dan ketika freezer itu datang, apa yang terjadi? Aku menangis haru saat tahu freezer itu akhirnya penuh, bahkan nggak muat untuk ASIP yang ada setelah botol - botol yang berceceran (baca: dititipkan di mana - mana) dikumpulkan dan dipindahkan ke situ. Alhamdulillah wa syukurillah, aku berhasil membuktikan bahwa freezer ini emang worth to buy . Aku membuktikan kalau aku bisa ...