gambar diambil dari Google Pulang kampung seharusnya menjadi moment yang menyenangkan, berkumpul dengan keluarga dan orang-orang tercinta. Tapi, nyatanya mudik tahun ini justru memperdalam luka. Aku pulang ke kampung halaman dengan pemandangan yang menyedihkan, dipaksa menerima kenyataan bahwa Laras, kekasihku, dijodohan dengan pria pilihan orangtuanya yang konon lebih tampan dan tentu saja mapan. Aku tahu masalah keuangan tak bisa disepelekan dalam pernikahan. Orang emang nggak akan hidup kalau cuma cinta yang diandalkan. Cinta nggak bisa buat belanja bulanan kan? Aku emang bukan orang dari keluarga berada yang punya duit berceceran di mana - mana, tapi setidaknya aku sudah berusaha semampuku untuk membuktikan keseriusanku pada orangtuanya, bahwa aku mau dan bisa bekerja keras untuk menafkahi anaknya kelak. Tapi toh, apa yang saat ini aku dapatkan tak jua membuat mereka percaya bahwa anaknya tidak akan kekurangan ketika menikah denganku nanti. Upaya lobiku dan lobi Lar...
The future belong to those who have the courage to live their dreams