Skip to main content

ASI is The Best

Minggu lalu aku menghadiri acara halal bihalal keluarga besar dari suami. Di sana ada tiga balita, tambah Bintang jadi totalnya ada empat. Semuanya laki - laki dan umurnya sepantaran. Bintang 3,5 bulan, si A 4 bulan, si B & C 5 bulan. Obrolan sesama mahmud alias mamah muda (meminjam istilahnya Ayah ASI) pun dimulai. Topik pertama dan utamanya tentulah susu. Diantara keempat balita tersebut, Bintanglah satu-satunya yang masih dan cuma minum ASI. Si A minum ASI campur sufor karena ibunya kerja. Si B cuma ASI sampai 1 bulan, alasannya bayinya nggak mau sama ASI, milih sufor. Si C, dari lahir sufor, alasannya ASInya nggak keluar. Bahkan dari usia sebulan udah makan. Denger ceritanya, aku miris. Kasian sama anaknya. Nggak dapat haknya atas ASI.

Semua pada nggak interest sama aku ketika aku jawab Bintang cuma minum ASI. Buatku sih itu urusan mereka, aku nggak nuntut mereka untuk suka kok. Tapi, lebih jauh aku merasa itu karena denial mereka aja kalau ASI is the best. Buktinya, bukannya muji - muji anak sendiri ya, diantara bayi - bayi tersebut Bintanglah yang paling kelehatan sehat, segar, aktif dan ceria. Meskipun paling muda, ternyata Bintang kemampuannya nggak kalah sama bayi - bayi tersebut, bahkan bisa mengungguli untuk urusan guling - guling di lantai. Bintang udah bisa tengkurap. Saat yang lain cuma diem aja, bahkan ada yang diajak ngobrol malah nangis, Bintang malah sibuk tebar pesona ke semuanya, hao hao sambil senyum - senyum lucu. Makanya nggak heran banyak yang gemes, ngajak main dan gendong.

Ibu dari tiga bayi tersebut tetap heboh dengan susu. Dengan bangga memamerkan merek dan harga sufor anaknya. Paling mahal adalah sufornya si A, katanya sebulan habis 1,5 juta belum lagi diapersnya. Kalau ditotal ya bisa dua juta. Wawww... Mahal ya sodara - sodara. Dalam hati aku mikir, kasian ya duit delapan juta cuma berujung sampah. Bandingkan dengan Bintang yang minum ASI. Modal breast pump, satu kulkas, satu freezer, cooler bag, ice pack/gel dan botol kaca. Nilainya klo dihitung - hitung hampir sama. Tapiiiiii.... bekasnya beda. Barang - barangnya Bintang masih bisa dimaanfaatkan di masa mendatang. Dan yang lebih penting Bintang lebih sehat dan aktif.

Comments

Popular posts from this blog

Nasi Pupuk

Nasi Pupuk adalah Nasi Campur khas Madiun. Biasa ada di resepsi perkawinan dengan konsep tradisional, bukan prasmanan. Makanya biasa juga disebut Nasi Manten. Isinya adalah sambal goreng (bisa sambel goreng kentang, krecek, ati, daging, atau printil), opor ayam (bisa juga diganti opor telur), acar mentah dan krupuk udang. Berhubung sudah lama tidak ke mantenan tradisional, jadi aku sudah lama banget tidak menikmatinya. So, membuat sendirilah pilihannya. Soalnya tidak ada mantenan dalam waktu dekat juga. Hehehe. Alhamdulillah bisa makan dengan puas :) Happy cooking, happy eating.

Cerita Tentang Pesawat Terbang

To invent an airplane is nothing.  To build one is something.  But to fly is everything.  (Otto Lilienthal) Naik pesawat terbang buat sebagian orang adalah makanan sehari-hari. Surabaya - Jakarta bisa PP dalam sehari, lalu esoknya terbang ke kota lainnya lagi. Tapi, bagi sebagian orang naik pesawat terbang adalah kemewahan, atau malah masih sekedar harapan. Aku ingat betul, ketika aku masih kecil, sumuran anak taman kanak-kanak, aku punya cita-cita naik pesawat. Setiap kali ada pesawat terbang melintas, aku mendongakkan kepala dan melambaikan tangan.  Seusai ritual itu, aku akan bertanya "Bu, kapan aku bisa naik pesawat". "Nanti kalau kamu sudah besar, belajar yang rajin ya", jawab Ibu. Pada saat itu aku cuma mengangguk, tidak menanyakan lebih lanjut apa hubungan antara naik pesawat dengan rajin belajar. Yang pasti, mimpi itu tetap terpatri. Ketika usiaku semakin bertambah, aku menjadi lebih paham bahwa sebenarnya naik pesawat tidak masuk

[Review] Urban Wagyu: Makan Steak di Rumah

tenderloin steak rib eye steak Sejak kapan itu pengen makan steak, cuma suami keluar kota terus. Lalu, lihat feed IG kok nemu steak yang bisa delivery. Tergodalah aku untuk ikut beli di  @urbanwagyu . Mereka adalah steak house yang melayani delivery order saja, karena untuk sementara belum ada restonya. "Wah, seru nih  bisa makan steak di rumah", pikirku. Pesananku: rib eye well done, mashed potato, mixed vegies, extra grilled baby potato dg mushroom sauce. Sedangkan pesanan suami: tenderloin well done, french fries, mix vegies dengan black pepper sauce. Pesanan kami datang dengan kemasan box cokelat ala pizza dengan keterangan tentang detail pesanan di salah satu sisinya. Dagingnya dibungkus alumunium foil, saus dibungkus cup plastik dan diberikan peralatan makan dari plastik  dan dilengkapi dengan saus tomat dan sambal sachet. Reviewnya sebagai berikut: Dagingnya empuk banget, bisa dipotong dengan peralatan makan plastik. Lembut dan