Skip to main content

Nursing While Fasting, Fasting While Nursing

Ramadhan tahun ini ada yang berbeda. Kalau tahun lalu aku lewatkan berdua dengan suami, tahun ini aku lewatkan bertiga. Aku, suami dan Bintang. Di masa menyusui, terutama di masa ASIX, aku bisa mendapatkan keringanan untuk tidak berpuasa dengan catatan harus mengganti di lain hari dan/atau membayar fidyah. Namun, aku putuskan tetap menjalankan ibadah puasa setelah melalui berbagai pertimbangan antara lain:
  1. Aku tidak mengkhawatirkan diriku dan juga Bintang meski awalnya memang sempat ada keraguan apakah Bintang bakal baik - baik saja kalau aku puasa, apakah ASI-ku akan selancar biasanya.
  2. Puasa tidak akan merubah kebiasanku dan Bintang soal per-ASI-an. Setiap hari kerja, dari pagi sampai sore Bintang tidak menyusu langsung padaku, melainkan minum ASIP. Sedangkan aku, dalam rentang waktu itu akan tetap pumping di kantor.
  3. Ingat kata pepatah "you can make it if you try".
  4. Berat untuk membayar utang puasa sebanyak 30 hari. Apalagi kalau ditambah utang puasaku tahun lalu yang bolong enam hari dan belum sempat terbayar karena aku hamil.
Alhamdulillah seminggu lebih berlalu, I could pass these fasting days smoothly. Both I and Bintang are well. Tapi kemarin puasaku bolong karena dari semalam sebelumnya kepalaku sakit banget, badan lemes kayak dehidrasi. Sekarang lanjut lagi puasanya. Semoga lancar dan nggak bolong lagi. Amin

Comments

Popular posts from this blog

Nasi Pupuk

Nasi Pupuk adalah Nasi Campur khas Madiun. Biasa ada di resepsi perkawinan dengan konsep tradisional, bukan prasmanan. Makanya biasa juga disebut Nasi Manten. Isinya adalah sambal goreng (bisa sambel goreng kentang, krecek, ati, daging, atau printil), opor ayam (bisa juga diganti opor telur), acar mentah dan krupuk udang. Berhubung sudah lama tidak ke mantenan tradisional, jadi aku sudah lama banget tidak menikmatinya. So, membuat sendirilah pilihannya. Soalnya tidak ada mantenan dalam waktu dekat juga. Hehehe. Alhamdulillah bisa makan dengan puas :) Happy cooking, happy eating.

Cerita Tentang Pesawat Terbang

To invent an airplane is nothing.  To build one is something.  But to fly is everything.  (Otto Lilienthal) Naik pesawat terbang buat sebagian orang adalah makanan sehari-hari. Surabaya - Jakarta bisa PP dalam sehari, lalu esoknya terbang ke kota lainnya lagi. Tapi, bagi sebagian orang naik pesawat terbang adalah kemewahan, atau malah masih sekedar harapan. Aku ingat betul, ketika aku masih kecil, sumuran anak taman kanak-kanak, aku punya cita-cita naik pesawat. Setiap kali ada pesawat terbang melintas, aku mendongakkan kepala dan melambaikan tangan.  Seusai ritual itu, aku akan bertanya "Bu, kapan aku bisa naik pesawat". "Nanti kalau kamu sudah besar, belajar yang rajin ya", jawab Ibu. Pada saat itu aku cuma mengangguk, tidak menanyakan lebih lanjut apa hubungan antara naik pesawat dengan rajin belajar. Yang pasti, mimpi itu tetap terpatri. Ketika usiaku semakin bertambah, aku menjadi lebih paham bahwa sebenarnya naik pesawat tidak masuk

[Review] Urban Wagyu: Makan Steak di Rumah

tenderloin steak rib eye steak Sejak kapan itu pengen makan steak, cuma suami keluar kota terus. Lalu, lihat feed IG kok nemu steak yang bisa delivery. Tergodalah aku untuk ikut beli di  @urbanwagyu . Mereka adalah steak house yang melayani delivery order saja, karena untuk sementara belum ada restonya. "Wah, seru nih  bisa makan steak di rumah", pikirku. Pesananku: rib eye well done, mashed potato, mixed vegies, extra grilled baby potato dg mushroom sauce. Sedangkan pesanan suami: tenderloin well done, french fries, mix vegies dengan black pepper sauce. Pesanan kami datang dengan kemasan box cokelat ala pizza dengan keterangan tentang detail pesanan di salah satu sisinya. Dagingnya dibungkus alumunium foil, saus dibungkus cup plastik dan diberikan peralatan makan dari plastik  dan dilengkapi dengan saus tomat dan sambal sachet. Reviewnya sebagai berikut: Dagingnya empuk banget, bisa dipotong dengan peralatan makan plastik. Lembut dan