Skip to main content

Cerita Pumping Di Kantor

It's been more than two weeks I'm back to office after maternity leave and I didn't share anything about pumping there. I've been busy with any office and job update when I was on leave. Hehehe. Well, let's get the story started.

Di kantorku nggak ada (belum ada, semoga besok-besok ada) nursing room. Jadi harus pintar - pintar nyari ruangan buat pumping. Alhamdulillah aku "nemu" satu ruangan milik tetangga bagian yang jarang dipakai. Ruangan tsb semacam ruang rapat tapi juga ruang penyimpanan properti khusus untuk acara resmi universitas macam wisuda dan pengangkatan guru besar. Tapi kadang - kadang juga dipakai buat rapat kalau semua ruang rapat penuh atau untuk bimbingan skripsi bagi para bos yang kebetulan juga dosen. Nah, kalau ruangannya lagi dipakai aku pumping di pantry-nya ruangan wakil rektor. Berhubung udah lumayan akrab sama sekretarisnya, jadi aku bisa pumping di sana. Meski mereka nggak pumping, ada juga yang nggak ngASI, tapi mereka welcome. Ah senangnya.

Aku memanfaatkan cooler bag to make my breastmilk stay cool when I'm in the office. Jadi sekarang bawaan ke kantor jadi nambah. Untuk sementara katakan sampai jumpa pada tas tenteng imut nan cantik. Aku tiap hari bawa bag pack karena bisa menampung cooler bag, breastpump dan stationerry lain dalam satu tempat. 


Nah, hari ini ada kejadian luar biasa di mana ruang rapat dipakai dan akses menuju pantry terhalang karena diblok sama properti katering untuk acara universitas, jadilah aku pumping di ruanganku. Berhubung aku lupa sama agenda ini, aku lupa bawa apron. Awalnya sempat bingung mau pake penutup apa, tapi akhirnya nemu ide buat make bawahannya mukena, and it's worked. Nggak ada rotan akar pun jadi, hahaha. Tapi berhubung ruanganku termasuk dalam kategori ruangan terbuka, jadilah yang cowok-cowok minggir dulu, hehehe. Untung mereka cukup pengertian. *Love you all*


Untuk masalah waktu, alhamdulillah bisa meluangkan untuk pumping tiap tiga jam sekali. Meski pernah ada sesi yang terlewat karena lagi di suatu acara yang nggak bisa ditinggal. Alhamdulillah atasan nggak keberatan sama sekali. Mendukung malah. Begitu juga teman - teman yang lain. Aku juga diizinkan buat nyimpen ASIP di kulkas kantor karena freezer di rumah sudah penuh. Senang sekali rasanya. Jadi makin semangat untuk ngASI sampe dua tahun (atau lebih). Keep nursing, keep pumping! :)

Comments

Popular posts from this blog

Nasi Pupuk

Nasi Pupuk adalah Nasi Campur khas Madiun. Biasa ada di resepsi perkawinan dengan konsep tradisional, bukan prasmanan. Makanya biasa juga disebut Nasi Manten. Isinya adalah sambal goreng (bisa sambel goreng kentang, krecek, ati, daging, atau printil), opor ayam (bisa juga diganti opor telur), acar mentah dan krupuk udang. Berhubung sudah lama tidak ke mantenan tradisional, jadi aku sudah lama banget tidak menikmatinya. So, membuat sendirilah pilihannya. Soalnya tidak ada mantenan dalam waktu dekat juga. Hehehe. Alhamdulillah bisa makan dengan puas :) Happy cooking, happy eating.

Cerita Tentang Pesawat Terbang

To invent an airplane is nothing.  To build one is something.  But to fly is everything.  (Otto Lilienthal) Naik pesawat terbang buat sebagian orang adalah makanan sehari-hari. Surabaya - Jakarta bisa PP dalam sehari, lalu esoknya terbang ke kota lainnya lagi. Tapi, bagi sebagian orang naik pesawat terbang adalah kemewahan, atau malah masih sekedar harapan. Aku ingat betul, ketika aku masih kecil, sumuran anak taman kanak-kanak, aku punya cita-cita naik pesawat. Setiap kali ada pesawat terbang melintas, aku mendongakkan kepala dan melambaikan tangan.  Seusai ritual itu, aku akan bertanya "Bu, kapan aku bisa naik pesawat". "Nanti kalau kamu sudah besar, belajar yang rajin ya", jawab Ibu. Pada saat itu aku cuma mengangguk, tidak menanyakan lebih lanjut apa hubungan antara naik pesawat dengan rajin belajar. Yang pasti, mimpi itu tetap terpatri. Ketika usiaku semakin bertambah, aku menjadi lebih paham bahwa sebenarnya naik pesawat tidak masuk

[Review] Urban Wagyu: Makan Steak di Rumah

tenderloin steak rib eye steak Sejak kapan itu pengen makan steak, cuma suami keluar kota terus. Lalu, lihat feed IG kok nemu steak yang bisa delivery. Tergodalah aku untuk ikut beli di  @urbanwagyu . Mereka adalah steak house yang melayani delivery order saja, karena untuk sementara belum ada restonya. "Wah, seru nih  bisa makan steak di rumah", pikirku. Pesananku: rib eye well done, mashed potato, mixed vegies, extra grilled baby potato dg mushroom sauce. Sedangkan pesanan suami: tenderloin well done, french fries, mix vegies dengan black pepper sauce. Pesanan kami datang dengan kemasan box cokelat ala pizza dengan keterangan tentang detail pesanan di salah satu sisinya. Dagingnya dibungkus alumunium foil, saus dibungkus cup plastik dan diberikan peralatan makan dari plastik  dan dilengkapi dengan saus tomat dan sambal sachet. Reviewnya sebagai berikut: Dagingnya empuk banget, bisa dipotong dengan peralatan makan plastik. Lembut dan