Sekitar seminggu yang lalu aku posting ke grup ibu-ibu menyusui tentang keinginanku donor ASI karena freezer sudah overload. Aku berharap bisa membantu mereka yang membutuhkan, seperti pengalamanku waktu menerima donor ASIP buat Bintang. Saat itu ASIku belum banyak sementara Bintang harus difototerapi karena bilirubinnya tinggi, yang mengakibatkan naiknya kebutuhan ASI akibat penyinaran.
Beberapa hari nggak ada tanggapan di postinganku yang menyatakan memerlukan donor ASI. Sampai akhirnya ada dua email yang masuk ke inbox-ku. Email pertama datang dari Jawa Barat. Membutuhkan donor ASI karena ASI belum banyak padahal sudah rajin disusukan dan dipompa. Aku mau banget membantu, tapi terkendala pengiriman. Jujur aku masih belum menemukan cara bagaimana ASI beku yang aku kirimkan akan baik - baik saja saat diterima nantinya. Karena untuk ASIP beku daya tahannya hanya 12 jam, dan harus segera diminumkan maksimal 24 jam setelah mencair.
Email kedua datang hari ini. Membutuhkan donor ASI karena nggak telaten pumping dan sudah masuk kerja. Alhasil anaknya cuma tiga bulan menikmati ASI, setelahnya minum sufor sampai sekarang anaknya udah delapan bulan. Jujur, aku super mangkel sama alasan ini dan membuatku berat untuk memberikan ASI padanya. Emang dipikirnya aku nggak males? Aku kadang males juga kok, ya wajar karena tiap hari pumping terus, tapi aku berusaha semaksimal mungkin buat melawannya. Aku juga working mom, tapi aku juga sebisa mungkin pumping. Aku membalas emailnya mengatakan bersedia mendonorkan ASI-ku sembari dia relaktasi, tapi sampai sekarang nggak ada balasan, enggak tahu kenapa. Ya sudah, berarti dia cuma mau enaknya sendiri. Mau anaknya tetep pengen minum ASI tapi dia nggak mau bersusah payah ngumpulin ASInya sendiri. Kalau cuma ngandalin ASI orang lain, ini namanya cuma memanfaatkan.
Yang perlu digarisbawahi dari pemberian donor ASI adalah diberikan pada keadaan yang sangat memaksa. Karena kalau hanya mengandalkan donor, masalah tidak akan selesai begitu saja. Iya kalau tetep dapet donor, kalau nggak?? In my humble opininon, penggunaan ASI donor harus dibarengi niat dan usaha ibu untuk tetep menyusui atau memerah ASI-nya sendiri. Bagaimanapun juga, bayi pasti lebih seneng minum ASI ibunya sendiri dibandingkan ASI dari orang lain.
Yang perlu digarisbawahi dari pemberian donor ASI adalah diberikan pada keadaan yang sangat memaksa. Karena kalau hanya mengandalkan donor, masalah tidak akan selesai begitu saja. Iya kalau tetep dapet donor, kalau nggak?? In my humble opininon, penggunaan ASI donor harus dibarengi niat dan usaha ibu untuk tetep menyusui atau memerah ASI-nya sendiri. Bagaimanapun juga, bayi pasti lebih seneng minum ASI ibunya sendiri dibandingkan ASI dari orang lain.
Aku posting curhatan ini di grup ibu-ibu menyusui. Komennya beragam. Ada yang nyuruh tetep ngasih, ada yang melarang. Aku pribadi dan suami menolak untuk memberikan kalau alasannya seperti itu. Terserah mau dibilang apa pada akhirnya, aku cuma menuruti nuraniku. Jujur, ada yang mengganjal di hatiku kalau aku harus bercapek - capek demi orang yang males. Akhirnya ASIP-ku aku simpen lagi deh. Apalagi untuk masalah storage alhamdulillah sudah ada penyelesaian. Aku bisa memanfaatkan kulkas kantor sebagai sarana penyimpanan tambahan. Aku juga berencana puasa yang selain karena alasan ibadah juga untuk "mengurangi" stok yang ada, karena konon kalau puasa produksi ASI dimungkinkan mengalami penurunan.
Comments