Skip to main content

Pilihan


Aku nggak ngerti. Tentang beberapa orang yang hidupnya selalu dipenuhi dengan iri, benci dan dengki. Setiap keputusan dan pilihan orang lain selalu dicaci. Padahal, apapun keputusan orang tersebut dia tidak akan rugi

Pagi ini aku kembali dicaci. Dicuci habis - habisan soal mahar di pernikahanku nanti. Nggak boleh ini, nggak boleh gitu. Harus seperti ini, harus seperti itu. Jujur, aku nggak mau peduli. Toh ini prerogatifku sendiri. Aku sudah menyepakati dengan calon suami. Bukankah mahar itu pemberian suami kepada istri atas dasar kerelaan pribadi? Bukan karena ada tekanan, apalagi menghindari caci maki. Aku sudah mencari berbagai referensi dan berkali - kali diskusi dengan mereka yang lebih "ahli" soal mahar ini. Sampai detik ini belum menemukan hadist yang menyebutkan mahar harus berupa apa dan berapa jumlahnya. Syarat yang aku temukan adalah mahar harus berupa materi dan memberikan manfaat. Untuk lebih jelas mengenai mahar bisa klik di sini. Penemuan inilah yang akhirnya aku jadikan pegangan. Kalau dikorelasikan dengan persyaratan yang ditetapkan, insyaallah maharku sudah memenuhi persyaratan. Untuk pemilihan ini, aku sudah mengawali dengan mengucap "Bismillahirrahmanirrahim". Selebihnya, wallahualam. Untuk penilaian manusia, itu nomor dua.

Hidup ini pilihan. Dan untuk kesekian kali, aku akan kukuh pada keputusan yang aku buat sendiri, mengabaikan segala caci makimu. Silahkan kalau kamu mau terus terusan nyinyir. Aku nggak ambil pusing. Buat aku pribadi pilihan adalah hak asasi. Hak untuk memilih adalah salah satu bentuk demokrasi, dan itu dilindungi undang - undang yang berlaku di negeri ini. Aku akan tetap bebas menentukan pilihan - pilihanku sendiri, sesuai dengan persepsi dan mimpiku sendiri, tapi aku selalu mengusahakan sebisa mungkin nggak membuat orang lain rugi. Aku setuju dengan kalimat teman saya berikut ini: "Kita tidak pernah belajar mengapresiasi. Kita terbiasa memuji diri sendiri. Maka, saat ada teman yang mendapat prestasi, atau mungkin sekedar kemajuan yang berarti, seringkali kita hanya mencibir dan iri hati. Oh, mungkin hanya selevel itu yang kita bisa" (Satrya Wibawa)

Comments

Popular posts from this blog

Nasi Pupuk

Nasi Pupuk adalah Nasi Campur khas Madiun. Biasa ada di resepsi perkawinan dengan konsep tradisional, bukan prasmanan. Makanya biasa juga disebut Nasi Manten. Isinya adalah sambal goreng (bisa sambel goreng kentang, krecek, ati, daging, atau printil), opor ayam (bisa juga diganti opor telur), acar mentah dan krupuk udang. Berhubung sudah lama tidak ke mantenan tradisional, jadi aku sudah lama banget tidak menikmatinya. So, membuat sendirilah pilihannya. Soalnya tidak ada mantenan dalam waktu dekat juga. Hehehe. Alhamdulillah bisa makan dengan puas :) Happy cooking, happy eating.

Cerita Tentang Pesawat Terbang

To invent an airplane is nothing.  To build one is something.  But to fly is everything.  (Otto Lilienthal) Naik pesawat terbang buat sebagian orang adalah makanan sehari-hari. Surabaya - Jakarta bisa PP dalam sehari, lalu esoknya terbang ke kota lainnya lagi. Tapi, bagi sebagian orang naik pesawat terbang adalah kemewahan, atau malah masih sekedar harapan. Aku ingat betul, ketika aku masih kecil, sumuran anak taman kanak-kanak, aku punya cita-cita naik pesawat. Setiap kali ada pesawat terbang melintas, aku mendongakkan kepala dan melambaikan tangan.  Seusai ritual itu, aku akan bertanya "Bu, kapan aku bisa naik pesawat". "Nanti kalau kamu sudah besar, belajar yang rajin ya", jawab Ibu. Pada saat itu aku cuma mengangguk, tidak menanyakan lebih lanjut apa hubungan antara naik pesawat dengan rajin belajar. Yang pasti, mimpi itu tetap terpatri. Ketika usiaku semakin bertambah, aku menjadi lebih paham bahwa sebenarnya naik pesawat tidak masuk

[Review] Urban Wagyu: Makan Steak di Rumah

tenderloin steak rib eye steak Sejak kapan itu pengen makan steak, cuma suami keluar kota terus. Lalu, lihat feed IG kok nemu steak yang bisa delivery. Tergodalah aku untuk ikut beli di  @urbanwagyu . Mereka adalah steak house yang melayani delivery order saja, karena untuk sementara belum ada restonya. "Wah, seru nih  bisa makan steak di rumah", pikirku. Pesananku: rib eye well done, mashed potato, mixed vegies, extra grilled baby potato dg mushroom sauce. Sedangkan pesanan suami: tenderloin well done, french fries, mix vegies dengan black pepper sauce. Pesanan kami datang dengan kemasan box cokelat ala pizza dengan keterangan tentang detail pesanan di salah satu sisinya. Dagingnya dibungkus alumunium foil, saus dibungkus cup plastik dan diberikan peralatan makan dari plastik  dan dilengkapi dengan saus tomat dan sambal sachet. Reviewnya sebagai berikut: Dagingnya empuk banget, bisa dipotong dengan peralatan makan plastik. Lembut dan