Kita seringkali beribadah dalam ketergesaan. Entah karena waktu istirahat sudah mau habis, untuk karyawan, atau karena dilakukan di penghujung waktu sholat. Karena buru - buru, kita akhirnya tidak lagi "menikmati" ibadah itu sendiri. Ibadah yang kita lakukan, tanpa kita sadari, seringkali hanya berbasis kewajiban, bukan kebutuhan. Hanya dimaksudkan untuk untuk memenuhi, dan bukan meresapi. Hal tersebut juga pernah menimpa saya. Akhir - akhir ini misalnya.
Sampai kemarin saya membaca majalah religi langganan saya, Tarbawi, yang pada edisi itu mengangkat tema "Kita Seringkali Meminta Melalui Ibadah Yang Tergesa - Gesa". Dan saya tersentuh dengan bahasannya. Saya pun menengok pada diri saya. Mereview bagaimana ibadah saya. Saya lantas tertawa malu karenanya. Saya bisa seharian baca buku, berjam - jam di depan internet. Tapi saya suka buru - buru kalau sholat. Sholat yang kurang dari sepuluh menit akdang terasa lebih lama dari pada seharian ngemall.
Selanjutnya saya tergugah. Untuk tidak buru - buru dalam sholat. Saya ingin, dan berniat mewajibkan diri saya, untuk khusyu' dalam ibadah. Konsentrasi dan fokus. Dalam sholat pertama saya setelah membaca artikel itu, saya mencoba untuk tuma'ninah, berdiam sejenak dan meresapi setiap doa yang saya baca dan gerakan yang saya lakukan. Hati dan pikiran saya fokuskan pada ibadah yang saya lakukan. Dan secara ajaib tapi nyata, saya menangis dalam sholat saya. Menyadari begitu banyak kesalahan saya. Tapi di sisi lain, hati saya menjadi sangat tenang. Saya benar - benar merasakan Tuhan itu ada di dekat saya. Memeluk saya. Menyeka air mata saya sambil mendengarkan keluh kesah saya yang tanpa henti. Saya akhirnya, kembali menyadari, bahwa ibadah yang dilakukan dengan sepenuh hati, membawa efek yang luar biasa untuk diri sendiri, terutama untuk hati.
Jadi, apa lagi alasan kita untuk tidak khusyu' dalam sholat? Ibadah itu adalah kebutuhan, bukan kewajiban. Dialah nutrisi untuk hati agar tidak mati. Luangkan waktu sejenak untuk benar - benar berserah diri dalam diam nan tenang untuk mengisi energi hati. Seperti kita berkonsentrasi pada pekerjaan kita. Toh, ibadah kita tak terlalu menyita waktu bila dibandingkan dengan waktu untuk huru - hara di luar sana.
Rabb, ampunilah hambamu ini.
Love
NaaNaa
3-R Campaign: Reduce, Reuse, Recycle
Comments