Skip to main content

Green Tea Latte


Green tea emang lagi happening. Banyak orang yang suka, termasuk aku. Kalau aku sih lebih suka green tea dijadikan minuman ketimbang dijadikan makanan. Salah satu favoritku ada green tea latte. Kalau lagi makan di luar aku suka pesen. Tapi ya gitu, harganya lumayan. Kalau dibuat beli jus bisa dapet dua.

Aku penasaran donk ya untuk membuatnya sendiri di rumah. Aku seneng banget waktu nemu resep Matcha Bubble Tea di blognya mbak Hesti. Aku pun mencobanya di rumah. Tapi hasilnya kurang memuaskan. Lalu aku dapat info dari Citra kalau untuk membuat minuman ada susu yang recommended, mereknya F&N, jenisnya susu evaporasi. Saking excited-nya, aku membeli susu tsb untuk diuji coba. Dan setelah dicoba, rasanya ternyata enaaaaaakkk, pas di lidahku.

Bahan:
1 kaleng susu evaporasi merek F&N (bisa diganti merek lain, cuma aku baru nemu merek ini)
1 kaleng air (gunakan kaleng susu untuk menakar, tujuannya adalah membuat perbandingan 1:1 antara air dan susu)
Sirup gula secukupnya (sesuaikan dengan selera)
2 sdm green tea powder
Es batu secukupnya

Cara:
1. Campurkan air, susu, sirup gula dan green tea powder. 
2. Blender hingga berbusa.
3. Sajikan dengan es batu.

Ah, ternyata aku juga bisa bikin green tea latte seenak di cafe-cafe itu. Enakan bikin sendiri di rumah, bisa minum sepuasnya dan harganya lebih murah.

Happy cooking, happy eating :)

Comments

Anonymous said…
Klo aku biasanya pake heavy cream juga mbak buat bikin latte...
biar lbh creamy.....
emang bitter sweet matcha enak bgt disatuin sama sesuatu yg creamy kayak susu, cream ataupun keju...
nanaissance said…
mbak nana, salam kenal, nama saya juga nana. hehe. Saya link, ya, blognya. :) Sekalian nyontek juga resep latte-nya. :)
thx

Popular posts from this blog

Bintang GTM

Seminggu ini menjadi salah satu minggu yang membuatku sedih. Bagaimana tidak, Bintang yang selama ini pemakan segala mendadak GTM. Usut punya usut, dia lagi sariawan. Ini sariawan yang kedua. Setelah yang pertama sembuh, sekarang kok ya nongol lagi. Mana kejadian ini muncul ketika Bintang recovery dari batpil, di mana saat itu makannya tidak seperti biasanya. Ya iyalah, orang sakit mana gampang makannya. Sedih lihat Bintang jadi agak tirus gitu pipinya. Makannya dikit geraknya banyak, nggak bisa diam. Ngocehnya juga banyak. Sedih juga ngebayangin berapa BBnya sekarang. *sembunyikan timbangan. Selama sariawan Bintang jadi sedikit makannya. Di sariawan pertama dia masih mau makan meski harus bubur. Masih gampang juga nyuapinnya. Di sariawan yang kedua susahnya minta ampun, dia lebih sering GTM. Aneka masakan sudah aku coba, aku sengaja memasakkan aneka menu favoritnya. Tapi cuma disentuh seimprit, itupun kalau dia mood. Kesabaran semakin menipis karena khawatir kekurangan asupan...

Cerita Dari Jogja (Part 2)

Bandara Adi Sucipto: tampak depan Kali ini aku akan bercerita tentang bandara yang ada di Jogja, yaitu Adi Sucipto International Airport. Meskipun bertaraf internasional, bandara ini termasuk kecil secara luasan bangunan dan landasan. Beda jauh dengan bandara Juanda di Surabaya atau Soekarno Hatta di Jakarta. Ruangan kedatangan domestiknya nggak terlalu gede, bisa dikatakan kecil malah, "cuma" dilengkapi tiga baggage claim.  boarding room antrian masuk pesawat Untuk boarding room, berbeda dengan bandara lainnya yang bebentuk persegi panjang, di bandara ini bentuknya setengah lingkaran. Karena jumlahnya cuma satu, maka penumpang dari berbagai maskapai akan bercampur baur di sini. Boarding room ini dilengkapi 4 gate untuk naik pesawat. Cuma kemarin pas aku check in , di boarding pas s ku tertera gate 0. Berhubung ini baru pertama kali terjadi, daripada tersesat di bandara, aku bertanya ke salah satu petugas yang ada. Dari beliau, aku mendapatkan informa...

Aku dan Freezer = Pembuktian :)

Suka yang aneh - aneh. Doyan belanja. Boros. Keras kepala. Pemimpi. Itulah komentar orang - orang sekitar pas tahu aku berencana beli freezer baru karena freezer yang lama udah nggak muat buat ASIP. Sempat stress juga karena omongan tersebut. Tapi mereka kan nggak pernah berada di posisiku. Mereka nggak pernah pompa ASI kayak aku. Sempet kendur juga ketika disodori pertanyaan "emang bakal penuh?", "kalau udah nggak dipakai mau diapakan?". Hmm... Akhirnya aku tetap pada keputusanku, beli freezer baru. I don't care with all they said any longer. Modal utamaku cuma bismillah. Dan ketika freezer itu datang, apa yang terjadi? Aku menangis haru saat tahu freezer itu akhirnya penuh, bahkan nggak muat untuk ASIP yang ada setelah botol - botol yang berceceran (baca: dititipkan di mana - mana) dikumpulkan dan dipindahkan ke situ. Alhamdulillah wa syukurillah, aku berhasil membuktikan bahwa freezer ini emang worth to buy . Aku membuktikan kalau aku bisa ...