Skip to main content

Krisis Air

gambar diambil dari sini

Sudah empat hari ini air PDAM di daerah rumahku mati. Hell yeah. Di rumah ada dua tandon dengan kapasitas total lebih dari seribu liter. Tapiii... kalau dipakai terus - menerus tanpa pernah diisi ujung - ujungnya ya bakal habis. Mandi sehari sekali demi penghematan airpun terpaksa dilakukan. *sigh

Semalam sudah telepon ke call centernya PDAM, sudah mendapatkan penjelasan dari mereka plus informasi kalau aliran airnya sudah mulai normal mulai kemarin pagi. Lha tapi nyatanya, sampai pagi ini janji mereka tinggalah janji. Dan puncaknya pagi ini, persedian air hampir habis. Akhirnya ketika Subuh datang, perburuan airpun dimulai. Suami pergi ke jalan sebelah rumah demi membeli dan mengantri air jerigenan. Hari ini lebih beruntung dari kemarin karena bisa beli lebih banyak. Satu jerigen air dihargai dua ribu perak. Murah? Iya, kalau perbandingannya air mineral dalam kemasan. Tapi menjadi mahal kalau bandingannya tagihan PDAM sebulan. Untuk memenuhi tandon bawah aku harus mengeluarkan kocek yang jumlahnya sama dengan uang belanjaku sehari. Damn

Kalau udah kayak gini benar - benar kerasa deh betapa berharganya air, dan betapa pentingnya untuk bijak dalam menggunakannya. Airr, aku merindukanmu. Mengalirlah duhai air. 

Comments

Popular posts from this blog

Nasi Pupuk

Nasi Pupuk adalah Nasi Campur khas Madiun. Biasa ada di resepsi perkawinan dengan konsep tradisional, bukan prasmanan. Makanya biasa juga disebut Nasi Manten. Isinya adalah sambal goreng (bisa sambel goreng kentang, krecek, ati, daging, atau printil), opor ayam (bisa juga diganti opor telur), acar mentah dan krupuk udang. Berhubung sudah lama tidak ke mantenan tradisional, jadi aku sudah lama banget tidak menikmatinya. So, membuat sendirilah pilihannya. Soalnya tidak ada mantenan dalam waktu dekat juga. Hehehe. Alhamdulillah bisa makan dengan puas :) Happy cooking, happy eating.

Cerita Tentang Pesawat Terbang

To invent an airplane is nothing.  To build one is something.  But to fly is everything.  (Otto Lilienthal) Naik pesawat terbang buat sebagian orang adalah makanan sehari-hari. Surabaya - Jakarta bisa PP dalam sehari, lalu esoknya terbang ke kota lainnya lagi. Tapi, bagi sebagian orang naik pesawat terbang adalah kemewahan, atau malah masih sekedar harapan. Aku ingat betul, ketika aku masih kecil, sumuran anak taman kanak-kanak, aku punya cita-cita naik pesawat. Setiap kali ada pesawat terbang melintas, aku mendongakkan kepala dan melambaikan tangan.  Seusai ritual itu, aku akan bertanya "Bu, kapan aku bisa naik pesawat". "Nanti kalau kamu sudah besar, belajar yang rajin ya", jawab Ibu. Pada saat itu aku cuma mengangguk, tidak menanyakan lebih lanjut apa hubungan antara naik pesawat dengan rajin belajar. Yang pasti, mimpi itu tetap terpatri. Ketika usiaku semakin bertambah, aku menjadi lebih paham bahwa sebenarnya naik pesawat tidak masuk

[Review] Urban Wagyu: Makan Steak di Rumah

tenderloin steak rib eye steak Sejak kapan itu pengen makan steak, cuma suami keluar kota terus. Lalu, lihat feed IG kok nemu steak yang bisa delivery. Tergodalah aku untuk ikut beli di  @urbanwagyu . Mereka adalah steak house yang melayani delivery order saja, karena untuk sementara belum ada restonya. "Wah, seru nih  bisa makan steak di rumah", pikirku. Pesananku: rib eye well done, mashed potato, mixed vegies, extra grilled baby potato dg mushroom sauce. Sedangkan pesanan suami: tenderloin well done, french fries, mix vegies dengan black pepper sauce. Pesanan kami datang dengan kemasan box cokelat ala pizza dengan keterangan tentang detail pesanan di salah satu sisinya. Dagingnya dibungkus alumunium foil, saus dibungkus cup plastik dan diberikan peralatan makan dari plastik  dan dilengkapi dengan saus tomat dan sambal sachet. Reviewnya sebagai berikut: Dagingnya empuk banget, bisa dipotong dengan peralatan makan plastik. Lembut dan