Skip to main content

Bintang: 12 Months

berdiri sambil pegang mainan

Yay, Bintang sudah setahun. Sudah lulus S2 ASI dan mulai makan menu table food. *jogedjoged* Meskipun gitu, dia selalu punya pengendalian diri terhadap makanan yang manis atau asin. Wajar lah karena selama ini dia nggak mengkonsumsinya.

Giginya sudah enam. Atas empat, gede - gede kayak gigi kelinci, while yang bawah dua kecil - kecil.

Masih belum mau makan sendiri, alhamdulillah nggak pernah GTM, doyan ngemil tapi ya itu masih harus disuapin. Doyan banget sama namanya Jeruk, Tempe, Kelengkeng dan Kerupuk. Dan tetep GTM kalau dikasih biskuit, seringnya dipengang, dilempar atau dibejek. Tapi kalau minum sendiri dia sudah bisa, syaratnya harus pakai gelas kesayangannya. Kalau dikasih gelas yang lain dianya ogah :p

Kosakatanya saat ini adalah:
nen nen = nenen (nyusu)
mam = maem, makan
gak/gah = enggak
moh = emoh, nggak mau
awa = pesawat
pus = kucing
caca = cicak
ayah = ayah
mbah = mbah, nenek
mumu = semut
wis = sudah
no = jangan

Dia udah mulai nyambung kalau diajak ngobrol. Contohnya:
Aku: "Mas, hari ini mau dimasakin sayur asem?"
Bintang: "Nooooo"
Aku: "Lho, kenapa? kan enak panas - panas gini, seger tahu"
Bintang: "moohhh"
Aku: :)))

Bintang udah mulai berjalan, dua tiga langkah. Uhh, gak sabar menantikan dia bisa jalan, kita akan bersama - sama menjelajahi dunia. :)

Comments

Popular posts from this blog

Nasi Pupuk

Nasi Pupuk adalah Nasi Campur khas Madiun. Biasa ada di resepsi perkawinan dengan konsep tradisional, bukan prasmanan. Makanya biasa juga disebut Nasi Manten. Isinya adalah sambal goreng (bisa sambel goreng kentang, krecek, ati, daging, atau printil), opor ayam (bisa juga diganti opor telur), acar mentah dan krupuk udang. Berhubung sudah lama tidak ke mantenan tradisional, jadi aku sudah lama banget tidak menikmatinya. So, membuat sendirilah pilihannya. Soalnya tidak ada mantenan dalam waktu dekat juga. Hehehe. Alhamdulillah bisa makan dengan puas :) Happy cooking, happy eating.

Cerita Tentang Pesawat Terbang

To invent an airplane is nothing.  To build one is something.  But to fly is everything.  (Otto Lilienthal) Naik pesawat terbang buat sebagian orang adalah makanan sehari-hari. Surabaya - Jakarta bisa PP dalam sehari, lalu esoknya terbang ke kota lainnya lagi. Tapi, bagi sebagian orang naik pesawat terbang adalah kemewahan, atau malah masih sekedar harapan. Aku ingat betul, ketika aku masih kecil, sumuran anak taman kanak-kanak, aku punya cita-cita naik pesawat. Setiap kali ada pesawat terbang melintas, aku mendongakkan kepala dan melambaikan tangan.  Seusai ritual itu, aku akan bertanya "Bu, kapan aku bisa naik pesawat". "Nanti kalau kamu sudah besar, belajar yang rajin ya", jawab Ibu. Pada saat itu aku cuma mengangguk, tidak menanyakan lebih lanjut apa hubungan antara naik pesawat dengan rajin belajar. Yang pasti, mimpi itu tetap terpatri. Ketika usiaku semakin bertambah, aku menjadi lebih paham bahwa sebenarnya naik pesawat tidak masuk

[Review] Urban Wagyu: Makan Steak di Rumah

tenderloin steak rib eye steak Sejak kapan itu pengen makan steak, cuma suami keluar kota terus. Lalu, lihat feed IG kok nemu steak yang bisa delivery. Tergodalah aku untuk ikut beli di  @urbanwagyu . Mereka adalah steak house yang melayani delivery order saja, karena untuk sementara belum ada restonya. "Wah, seru nih  bisa makan steak di rumah", pikirku. Pesananku: rib eye well done, mashed potato, mixed vegies, extra grilled baby potato dg mushroom sauce. Sedangkan pesanan suami: tenderloin well done, french fries, mix vegies dengan black pepper sauce. Pesanan kami datang dengan kemasan box cokelat ala pizza dengan keterangan tentang detail pesanan di salah satu sisinya. Dagingnya dibungkus alumunium foil, saus dibungkus cup plastik dan diberikan peralatan makan dari plastik  dan dilengkapi dengan saus tomat dan sambal sachet. Reviewnya sebagai berikut: Dagingnya empuk banget, bisa dipotong dengan peralatan makan plastik. Lembut dan