Kemarin ke RS buat nganter Bintang imunisasi. Dan di RS yang termasuk RS pro-ASI ini, topik yang selalu menjadi perbincangan menarik adalah ASI. Setiap kali ke sana, pasti ditanyain anaknya umur berapa dan minum apa. Lucunya, ketika aku jawab minum ASI, statement yang keluar selanjutnya adalah "Enak sih ya, kalau nggak kerja, jadi bisa full ngasih ASI". Bukan nanya, tapi asal tembak sekenanya, terus salah pula. Kalau kemudian aku menjawab, "Aku bekerja kok", mereka bilang "Kok bisa sih?". Ya bisalah, apa sih yang nggak bisa di dunia ini, nothing is impossible right?, batinku. Kalau kemudian aku bercerita soal memerah ASI semenjak cuti dan masih berlanjut hingga kini, mereka menjawab "Aku juga kayak gitu lhooo. Tapi lama - lama kering. Terus anaknya nangis mulu, makanya aku kasih sufor". Seperti postinganku sebelumnya, kalau ada statement kayak gini, bisa ditebak apa biang keladinya. Apalagi kalau bukan dot. Jengjengjeng :((
Dari kejadian ini bisa disimpulkan mereka nampaknya nggak paham dengan konsep yang namanya bingung puting seperti kasus yang mereka hadapi saat ini. Bayi itu sebenarnya bukan menolak ASI, tapi bayi lupa cara menyusu yang baik dan benar karena sudah terbiasa dengan dot yang melenakan. Jadi, yang ditolak itu payudara ibunya, bukan isinya :) Lagipula, sebenarnya nggak ada masalah kok sama ASI ibunya, ASI kan selalu baik selama di payudara atau dikeluarkan dan disimpan dengan cara yang benar. Karena punya banyak efek samping inilah, maka dot tidak direkomendasikan oleh dokter anak dan konselor laktasi. Sebagai gantinya, pemberian ASIP bisa melalui cup feeder, sendok, gelas sloki atau pipet. Kalau ada yang menyangsikan masak iya bayi bisa minum tanpa dot, monggo dicoba. Insyallah berhasil asal dilakukan dengan sabar dan telaten. Karena pemakaian dot sendiri, menurutku lebih karena tradisi yang sudah turun temurun dilakukan di masyarakat kita. Dan bukan suatu keharusan atau kebutuhan. Ingatlah kata pepatah: What's popular is not always right, what's right is not always popular.
Meski ada beberapa bayi yang nggak bingung puting setelah memakai dot, sebaiknya pemakaian dot tetap dihindari. Karena kita tidak pernah tahu kapan resiko itu datang dan bagaimana wujudnya. Mencegah lebih baik daripada mengobati bukan?
Postingan ini tidak dimaksudkan untuk menyinggung pihak manapun. Cuma untuk meluruskan fakta yang ada soal dot dan efek sampingnya.
Salam ASI :)
Comments