Skip to main content

Dana Pendidikan

Bintang sudah mau satu tahun, dan salah satu isu penting menjelang ulang tahunnya yang pertama adalah dana pendidikan. Kenapa baru sekarang, karena di setahun pertama kehidupannya Bintang, kami lebih konsen ke imunisasi yang nggak semuanya dicover sama asuransi. Setelah sembilan bulan, imunisasi akan dilakukan sekitar 3 bulan sekali sampai umur dua tahun, lalu jaraknya sudah mulai lebih lama. Sebulan terakhir, aku dan suami mulai serius belajar tentang pengelolaan keuangan untuk pos ini mulai deposito, tabungan berjangka, tabungan pendidikan, asuransi pendidikan dan reksadana.

Dari hasil baca sana - sini, yang paling disarankan untuk dapend ini adalah reksadana. Suami yang orang ekonomi sudah punya gambaran tentang reksadana, tapi aku masih awam sekali. Makanya kami belajar untuk mengetahui seluk beluk reksadana lebih lanjut, sekaligus menentukan teknis dan rinciannya seperti jangka waktunya, beli di mana, apa jenisnya, berapa nilai investasi tiap bulannya.

Lebih lanjut, kami akan membuat perencanaan keuangan lainnya, baik untuk jangka pendek, menengah maupun panjang. Semua itu untuk kehidupan yang lebih baik :) Bismillah, insyaallah pasti bisa :)
Money doesn’t grow on a tree, you have to earn it. Whether you work as an employee or you run your own business or you earn it from your investment, you have to earn your money. That way, you’ll appreciate it more.
You can use your money but it doesn’t buy everything you want, everything in this world has a limit. If you want more, you have to put more effort in the process of earning your money. 
(Ligwina Hananto) 

Comments

Popular posts from this blog

Bintang GTM

Seminggu ini menjadi salah satu minggu yang membuatku sedih. Bagaimana tidak, Bintang yang selama ini pemakan segala mendadak GTM. Usut punya usut, dia lagi sariawan. Ini sariawan yang kedua. Setelah yang pertama sembuh, sekarang kok ya nongol lagi. Mana kejadian ini muncul ketika Bintang recovery dari batpil, di mana saat itu makannya tidak seperti biasanya. Ya iyalah, orang sakit mana gampang makannya. Sedih lihat Bintang jadi agak tirus gitu pipinya. Makannya dikit geraknya banyak, nggak bisa diam. Ngocehnya juga banyak. Sedih juga ngebayangin berapa BBnya sekarang. *sembunyikan timbangan. Selama sariawan Bintang jadi sedikit makannya. Di sariawan pertama dia masih mau makan meski harus bubur. Masih gampang juga nyuapinnya. Di sariawan yang kedua susahnya minta ampun, dia lebih sering GTM. Aneka masakan sudah aku coba, aku sengaja memasakkan aneka menu favoritnya. Tapi cuma disentuh seimprit, itupun kalau dia mood. Kesabaran semakin menipis karena khawatir kekurangan asupan...

Cerita Dari Jogja (Part 2)

Bandara Adi Sucipto: tampak depan Kali ini aku akan bercerita tentang bandara yang ada di Jogja, yaitu Adi Sucipto International Airport. Meskipun bertaraf internasional, bandara ini termasuk kecil secara luasan bangunan dan landasan. Beda jauh dengan bandara Juanda di Surabaya atau Soekarno Hatta di Jakarta. Ruangan kedatangan domestiknya nggak terlalu gede, bisa dikatakan kecil malah, "cuma" dilengkapi tiga baggage claim.  boarding room antrian masuk pesawat Untuk boarding room, berbeda dengan bandara lainnya yang bebentuk persegi panjang, di bandara ini bentuknya setengah lingkaran. Karena jumlahnya cuma satu, maka penumpang dari berbagai maskapai akan bercampur baur di sini. Boarding room ini dilengkapi 4 gate untuk naik pesawat. Cuma kemarin pas aku check in , di boarding pas s ku tertera gate 0. Berhubung ini baru pertama kali terjadi, daripada tersesat di bandara, aku bertanya ke salah satu petugas yang ada. Dari beliau, aku mendapatkan informa...

Aku dan Freezer = Pembuktian :)

Suka yang aneh - aneh. Doyan belanja. Boros. Keras kepala. Pemimpi. Itulah komentar orang - orang sekitar pas tahu aku berencana beli freezer baru karena freezer yang lama udah nggak muat buat ASIP. Sempat stress juga karena omongan tersebut. Tapi mereka kan nggak pernah berada di posisiku. Mereka nggak pernah pompa ASI kayak aku. Sempet kendur juga ketika disodori pertanyaan "emang bakal penuh?", "kalau udah nggak dipakai mau diapakan?". Hmm... Akhirnya aku tetap pada keputusanku, beli freezer baru. I don't care with all they said any longer. Modal utamaku cuma bismillah. Dan ketika freezer itu datang, apa yang terjadi? Aku menangis haru saat tahu freezer itu akhirnya penuh, bahkan nggak muat untuk ASIP yang ada setelah botol - botol yang berceceran (baca: dititipkan di mana - mana) dikumpulkan dan dipindahkan ke situ. Alhamdulillah wa syukurillah, aku berhasil membuktikan bahwa freezer ini emang worth to buy . Aku membuktikan kalau aku bisa ...