Skip to main content

Super Woman dari Generasi ke Generasi



Ada perempuan hebat selain ibuku yang aku kagumi, dialah nenekku. Nenek dari ibu yang populer dengan panggilan "mbah tas". Beliau sudah merawat makhluk tiga generasi. Ibuku, aku, lalu sekarang Bintang.

Aku kagum pada fisik dan ingatannya yang masih kuat jelang umurnya menginjak kepala tujuh. Orangnya nggak pernah bisa diam berpangku tangan, selalu ada saja yang dikerjakan. Sering aku sudah kecapekan sepulang dari kantor, tapi beliau masih kuat untuk melakukan ini itu. Beliau nggak pernah pantang makan apa-apa, tapi alhamdulillah selalu sehat. Mungkin karena selalu aktif.

Banyak nilai - nilai kehidupan yang aku pelajari darinya. Nilai-nilai tradisional khas orang dulu masih dipegangnya. Tapi beliau sangat open-minded terhadap hal-hal baru. Betapa dia semangat belajar pada yang belum diketahuinya. Pemberian ASIP misalnya. Beliau langsung semangat minta dijelaskan, di saat keluarga yang lain menyangsikan. Beliau sangat telaten untuk memberikan ASIP pada Bintang lewat cup feeder, gelas atau special feeder. Tanpa pernah ngeluh "enakan pakai dot". Bahkan lebih telaten dari pengasuhnya Bintang. Beliau juga sangat cekatan dalam hal mengurus bayi. 

Beliau selalu semangat kalau diajak ngontrolin Bintang ke dokter. Alasannya, jadi bisa bertanya dan belajar dari yang berkompeten.

I'm so blessed to have her here in my life. Aku punya hutang budi banyak sama beliau, dan aku tidak akan pernah bisa membalas semua itu. Yang bisa aku lakukan hanyalah berusaha membahagiakan beliau di sisa umurnya. Doaku semoga beliau selalu sehat, bahagia dan diberi umur panjang dan barokah. Diberi kemudahan dan kelancaran menuju tanah suci yang sudah diimpikannya sejak lama.

Aku sayang sama mbah, selalu. :* :*

Comments

Popular posts from this blog

Bintang GTM

Seminggu ini menjadi salah satu minggu yang membuatku sedih. Bagaimana tidak, Bintang yang selama ini pemakan segala mendadak GTM. Usut punya usut, dia lagi sariawan. Ini sariawan yang kedua. Setelah yang pertama sembuh, sekarang kok ya nongol lagi. Mana kejadian ini muncul ketika Bintang recovery dari batpil, di mana saat itu makannya tidak seperti biasanya. Ya iyalah, orang sakit mana gampang makannya. Sedih lihat Bintang jadi agak tirus gitu pipinya. Makannya dikit geraknya banyak, nggak bisa diam. Ngocehnya juga banyak. Sedih juga ngebayangin berapa BBnya sekarang. *sembunyikan timbangan. Selama sariawan Bintang jadi sedikit makannya. Di sariawan pertama dia masih mau makan meski harus bubur. Masih gampang juga nyuapinnya. Di sariawan yang kedua susahnya minta ampun, dia lebih sering GTM. Aneka masakan sudah aku coba, aku sengaja memasakkan aneka menu favoritnya. Tapi cuma disentuh seimprit, itupun kalau dia mood. Kesabaran semakin menipis karena khawatir kekurangan asupan...

Cerita Dari Jogja (Part 2)

Bandara Adi Sucipto: tampak depan Kali ini aku akan bercerita tentang bandara yang ada di Jogja, yaitu Adi Sucipto International Airport. Meskipun bertaraf internasional, bandara ini termasuk kecil secara luasan bangunan dan landasan. Beda jauh dengan bandara Juanda di Surabaya atau Soekarno Hatta di Jakarta. Ruangan kedatangan domestiknya nggak terlalu gede, bisa dikatakan kecil malah, "cuma" dilengkapi tiga baggage claim.  boarding room antrian masuk pesawat Untuk boarding room, berbeda dengan bandara lainnya yang bebentuk persegi panjang, di bandara ini bentuknya setengah lingkaran. Karena jumlahnya cuma satu, maka penumpang dari berbagai maskapai akan bercampur baur di sini. Boarding room ini dilengkapi 4 gate untuk naik pesawat. Cuma kemarin pas aku check in , di boarding pas s ku tertera gate 0. Berhubung ini baru pertama kali terjadi, daripada tersesat di bandara, aku bertanya ke salah satu petugas yang ada. Dari beliau, aku mendapatkan informa...

Aku dan Freezer = Pembuktian :)

Suka yang aneh - aneh. Doyan belanja. Boros. Keras kepala. Pemimpi. Itulah komentar orang - orang sekitar pas tahu aku berencana beli freezer baru karena freezer yang lama udah nggak muat buat ASIP. Sempat stress juga karena omongan tersebut. Tapi mereka kan nggak pernah berada di posisiku. Mereka nggak pernah pompa ASI kayak aku. Sempet kendur juga ketika disodori pertanyaan "emang bakal penuh?", "kalau udah nggak dipakai mau diapakan?". Hmm... Akhirnya aku tetap pada keputusanku, beli freezer baru. I don't care with all they said any longer. Modal utamaku cuma bismillah. Dan ketika freezer itu datang, apa yang terjadi? Aku menangis haru saat tahu freezer itu akhirnya penuh, bahkan nggak muat untuk ASIP yang ada setelah botol - botol yang berceceran (baca: dititipkan di mana - mana) dikumpulkan dan dipindahkan ke situ. Alhamdulillah wa syukurillah, aku berhasil membuktikan bahwa freezer ini emang worth to buy . Aku membuktikan kalau aku bisa ...