Skip to main content

Kembali (Pumping) Ke Jalan Yang Benar

Dua bulan ini jadwal pumpingku bisa dibilang berantakan. Alasan utamanya adalah kesibukan. Dinas luar kota, event dan rapat penting yang sama sekali tidak bisa ditingalkan. Selama di kantor tak jarang aku cuma pumping dua kali. Sampai rumah, karena sudah capek, jadwal pumping malam hampir pasti terlewati. Sedangkan jadwal pumping pagi, hanya dilakukan sesekali. *janganditiru*

Alhasil, sudah bisa ditebak gimana endingnya. Hasil pumping mulai menurun, bahkan sampai cuma setengah dari biasanya. Belum lagi ditambah Bintang sudah mulai makan. Aku pun jadi kepikiran. Dan itu malah membuat hasil pumpingan tak kunjung mengalami perbaikan.

Aku beberapa kali mencoba disiplin di jadwal yang dulu sudah aku buat dan aku amalkan. Namun selang beberapa waktu, eh kesibukan datang lagi. Akibatnya, perbaikan yang sedang aku lakukan jadi berantakan lagi.

Belum lagi sebelumnya aku mendonorkan ASI dalam jumlah yang lumayan. Botol ASIP kosong pun jumlahnya bertambah. Dan aku semakin stres ngelihatnya. Di bawah alam sadarku, muncul perasaan yang mengganggu, semacam beban di pikiranku kapankah aku bisa kembali memenuhi semua botol - botol itu seperti dulu. Selain itu, botol - botol itu juga memunculkan ancaman buatku. Aku tak jarang merasa bahwa stok ASIPku tidak aman. Meskipun jumlahnya masih seratus lima puluhan. Nenek dan suami sudah berkali - kali meyakinkan, tapi rasanya tak mempan. Kemudian, aku putuskan untuk menyimpan sebagian, hanya untuk membuatku lebih rileks, dan tidak merasa punya banyak tanggungan.

Pekerjaan di akhir tahun memang selalu berdatangan. Tapi aku berusaha semaksimal mungkin agar tidak ada jadwal pumping yang terlewatkan. Pun demikian dengan jadwal pumping ketika di rumah. Sesi tengah malam dan dini hari harus kembali diaktifkan. Aku sengaja memasang alarm untuk membangunkan. Awalnya beraaaattt banget. Tapi aku selalu berusaha tetap semangat dan menyingkirkan semua kemalasan yang melanda. Aku berkali - kali mengingatkan diriku sendiri, kalau aku tidak memperbaiki ini sekarang dan konsisten setelahnya, maka stok ASIP yang banyak itu pada akhirnya akan tinggal kenangan. Kalau aku malas pumping saat ini, maka besok - besok Bintang tidak akan bisa minum ASI lagi.

Hal yang perlu aku lakukan adalah me-refresh otakku. Bahwa aku tidak perlu mati-matian pumping hanya demi punya stok ASIP seperti dulu. Kalau itu masih jadi patokanku, malah akan jadi bumerang buatku. Harus diingat, bagaimanapun juga, Bintang sudah makan, kebutuhan ASInya pun mengalami penyesuaian karena sudah ada asupan makanan lain yang masuk ke tubuhnya. Yang paling penting adalah konsistensi, bukan pada hasil akhir semata.

Seminggu berlalu, perjuanganku (pumping) ke jalan yang benar mulai menunjukkan hasil yang signifikan dan menggembirakan. Aku pun juga mulai terbiasa lagi dengan rutinitas pumping tengah malam dan dini hari. Once again, I'm telling you that breastfeeding is never easy. But it's not something impossible to do. Jadi ingat motonya @mamaperah "Ingin sukses menyusui? Menyusuilah dengan keras kepala". You deserve better only when you tried harder.


Pesan penting (untuk diri sendiri): kalau hasil pumping banyak, jangan lengah. Begitupun juga sebaliknya, kalau hasil pumping sedikit jangan cepat menyerah. Keep on pumping!! Happy pumping, happy breastfeeding. :)

Comments

Popular posts from this blog

Nasi Pupuk

Nasi Pupuk adalah Nasi Campur khas Madiun. Biasa ada di resepsi perkawinan dengan konsep tradisional, bukan prasmanan. Makanya biasa juga disebut Nasi Manten. Isinya adalah sambal goreng (bisa sambel goreng kentang, krecek, ati, daging, atau printil), opor ayam (bisa juga diganti opor telur), acar mentah dan krupuk udang. Berhubung sudah lama tidak ke mantenan tradisional, jadi aku sudah lama banget tidak menikmatinya. So, membuat sendirilah pilihannya. Soalnya tidak ada mantenan dalam waktu dekat juga. Hehehe. Alhamdulillah bisa makan dengan puas :) Happy cooking, happy eating.

Cerita Tentang Pesawat Terbang

To invent an airplane is nothing.  To build one is something.  But to fly is everything.  (Otto Lilienthal) Naik pesawat terbang buat sebagian orang adalah makanan sehari-hari. Surabaya - Jakarta bisa PP dalam sehari, lalu esoknya terbang ke kota lainnya lagi. Tapi, bagi sebagian orang naik pesawat terbang adalah kemewahan, atau malah masih sekedar harapan. Aku ingat betul, ketika aku masih kecil, sumuran anak taman kanak-kanak, aku punya cita-cita naik pesawat. Setiap kali ada pesawat terbang melintas, aku mendongakkan kepala dan melambaikan tangan.  Seusai ritual itu, aku akan bertanya "Bu, kapan aku bisa naik pesawat". "Nanti kalau kamu sudah besar, belajar yang rajin ya", jawab Ibu. Pada saat itu aku cuma mengangguk, tidak menanyakan lebih lanjut apa hubungan antara naik pesawat dengan rajin belajar. Yang pasti, mimpi itu tetap terpatri. Ketika usiaku semakin bertambah, aku menjadi lebih paham bahwa sebenarnya naik pesawat tidak masuk

[Review] Urban Wagyu: Makan Steak di Rumah

tenderloin steak rib eye steak Sejak kapan itu pengen makan steak, cuma suami keluar kota terus. Lalu, lihat feed IG kok nemu steak yang bisa delivery. Tergodalah aku untuk ikut beli di  @urbanwagyu . Mereka adalah steak house yang melayani delivery order saja, karena untuk sementara belum ada restonya. "Wah, seru nih  bisa makan steak di rumah", pikirku. Pesananku: rib eye well done, mashed potato, mixed vegies, extra grilled baby potato dg mushroom sauce. Sedangkan pesanan suami: tenderloin well done, french fries, mix vegies dengan black pepper sauce. Pesanan kami datang dengan kemasan box cokelat ala pizza dengan keterangan tentang detail pesanan di salah satu sisinya. Dagingnya dibungkus alumunium foil, saus dibungkus cup plastik dan diberikan peralatan makan dari plastik  dan dilengkapi dengan saus tomat dan sambal sachet. Reviewnya sebagai berikut: Dagingnya empuk banget, bisa dipotong dengan peralatan makan plastik. Lembut dan