Minggu lalu aku menghadiri acara halal bihalal keluarga besar dari suami. Di sana ada tiga balita, tambah Bintang jadi totalnya ada empat. Semuanya laki - laki dan umurnya sepantaran. Bintang 3,5 bulan, si A 4 bulan, si B & C 5 bulan. Obrolan sesama mahmud alias mamah muda (meminjam istilahnya Ayah ASI) pun dimulai. Topik pertama dan utamanya tentulah susu. Diantara keempat balita tersebut, Bintanglah satu-satunya yang masih dan cuma minum ASI. Si A minum ASI campur sufor karena ibunya kerja. Si B cuma ASI sampai 1 bulan, alasannya bayinya nggak mau sama ASI, milih sufor. Si C, dari lahir sufor, alasannya ASInya nggak keluar. Bahkan dari usia sebulan udah makan. Denger ceritanya, aku miris. Kasian sama anaknya. Nggak dapat haknya atas ASI. Semua pada nggak interest sama aku ketika aku jawab Bintang cuma minum ASI. Buatku sih itu urusan mereka, aku nggak nuntut mereka untuk suka kok. Tapi, lebih jauh aku merasa itu karena denial mereka aja kalau ASI is the best . Buktinya,...
The future belong to those who have the courage to live their dreams