Skip to main content

I Love It. I Enjoy It. That's It!!


Nggak terasa, sudah sembilan bulan aku kerja di kantor ini. Banyak orang yang menyayangkan keputusanku kerja di sini dengan beraneka alasan. Misalnya, posisiku sebagai administrator yang dianggap rendah dan nggak bergengsi. Bagi mereka, yang bergengsi di universitas ya jadi dosen. Dan pada akhirnya banyak yang nanya kenapa aku nggak jadi dosen saja. Yang kedua, status karyawan kontrak Unair, dan bukan PNS. Banyak yang nanya gimana nasibku ke depannya.

Tentang Jadi Dosen
Aku nggak jadi dosen karena aku ngrasa I have no passion in teaching. Pas kuliah dulu aku pernah jadi asisten dosen, selama satu semester aku ikut dalam kegiatan mengajar, aku tidak menemukan passion di sana, aku ngrasa nggak punya bakat untuk mengajar. Jujur, aku suka nggak sabar dalam menjelaskan sesuatu, apalagi kalau yang dijelaskan nggak paham - paham, antara sedih dan geregetan rasanya. Aku bisa mempelajari dan memahami sesuatu untuk diriku sendiri, tapi nggak bisa dengan mudah menjelaskannya kepada orang lain. Memang sih, ada pepatah yang bilang "Bisa Karena Biasa", tapi buatku pribadi bakat dan minat juga punya peranan untuk membuat kita berhasil. Ibuku pengen banget aku jadi dosen, aku disuruh sekolah lagi. Aku mau sekolah lagi, tapi nggak mau jadi dosen. Pemikiran kami berseberangan. Meskipun begitu, demi menyenangkan beliau I've been trying hard for it, I did my best but I couldn't, I was failed. And finally I'm quit.

Nggak bisa dipungkiri passion adalah salah satu faktor yang nggak bisa dianggap remeh, karena passion akan membuat kita mencintai apa yang kita lakukan. Kebayang nggak sih, gimana kita bisa mengerjakan pekerjaan kita dengan baik kalau kita nggak punya passion, bakalan terpaksa dan nggak menikmati. Bisa - bisa malah tersiksa sendiri.

Tentang Administrator
Emang ada yang salah ya kalau aku ada di posisi ini? Kalau ada yang protes silahkan, tapi aku sendiri nggak terlalu peduli. Toh aku sendiri yang menjalani. Buatku, setiap pekerjaan selalu mengajarkan sesuatu (atau banyak hal) bagi yang melakoni. Selama aku di sini aku belajar banyak hal, tentang kerjasama dengan berbagai instansi, belajar menelaah isi naskah perjanjian biar nggak ada satu pihak yang lebih untung atau malah rugi. Aku ketemu dan berkenalan dengan banyak orang dari berbagai latar belakang yang warna - warni. Ada yang ramah, datar, baik, galak sampai bikin ngeri. Aku juga belajar banyak tentang birokrasi di negeri ini, gimana caranya kirim surat, mengubungi atau berkunjung ke kantor mereka, dari perusahaan swasta, militer atau bahkan menteri. Nah, untuk pekerjaan seperti ini, materi tentang komunikasi yang aku dapatkan selama kuliah sangatlah berarti. Dan itu membuatku semakin bangga bisa kuliah di jurusan komunikasi :)

Dari naskah kerjasama yang menjadi menu sehari - hari aku belajar tentang hukum, tentang keadilan dan kesetaraan. Dan aku ngerasa aku punya passion dalam hal itu. Jadi inget pas waktu SMA, aku sempat mau ambil hukum pas SPMB tapi nggak jadi, karena aku lebih milih komunikasi. Sekarang, seiring berjalannya waktu, dan adanya kesempatan untuk bersentuhan dengannya aku seakan menemukan bahwa hukum seems to be my second passion :) Aku senang belajar tentang hukum, harapannya adalah jadi nggak mudah ditindas dan diperlakukan tidak adil. Dan yang paling penting adalah berusaha untuk taat hukum :)

Hal lain yang aku dapatkan di sini adalah kesempatan buat mengasah kemampuan Bahasa Inggrisku. Di kantor internasional ini, aku sering ketemu dan berurusan dengan orang asing, di sinilah Bahasa Inggris berperan penting sebagai jembatan dalam berkomunikasi. Jadilah aku sering writing and speaking in English. Aku percaya kalau dalam urusan belajar bahasa kunci utamanya adalah latihan. Practice makes perfect, right?

Dan sekarang aku lagi les Bahasa Perancis di CCCL dengan biaya kantor. Menyenangkan sekali rasanya. Mendapatkan kesempatan di bidang yang kita suka, apalagi tanpa biaya :)

Tentang Non PNS
Sebenarnya status apapun selalu ada sisi negatif dan positifnya, termasuk status ini. Negatifnya adalah nggak ada jaminan buat jenjang karir dan keberlanjutannya, tiap tahun harus memperbarui kontrak, di sini sih pake SK (Surat Keputusan). Positifnya adalah aku nggak terikat, I could leave anytime I get better offer from other company. Meskipun bukan PNS, tapi aku tetap punya kesempatan buat dapetin beasiswa atau kursus dengan biaya kantor, itung - itung buat bekal dan menaikkan bargaining position. Soal gaji, not too bad kok. Itungannya kayak swasta, selain gaji pokok, ada uang makan, uang transport, tunjangan kinerja dan uang lembur.

Intinya sih, aku merasa di sini aku bisa dapat banyak ilmu, pengalaman dan kesempatan. Dan tentu saja merasa nyaman (ini paling penting). That's why aku menerima tawaran untuk bekerja di sini dan bertahan sampai saat ini. I never know what the future would bring, all I could do know is do the best and enjoy it. So far, aku mensyukuri nikmat dan kesempatan yang diberikan untukku, aku berusaha untuk memanfaatkan sebaik - baiknya, karena aku percaya apa yang aku lakukan saat ini akan menentukan bagaimana dan seperti apa aku nanti. Sampai saat ini aku dengan bangga dan senang hati bilang "Yes, I love my job and I do enjoy it, what about you?"


Alhamdulillah untuk semua nikmat ini. :)

Comments

Mayarivoe said…
mantap klarifikasinya neng...
I love your idea.... great dagh!

Popular posts from this blog

Nasi Pupuk

Nasi Pupuk adalah Nasi Campur khas Madiun. Biasa ada di resepsi perkawinan dengan konsep tradisional, bukan prasmanan. Makanya biasa juga disebut Nasi Manten. Isinya adalah sambal goreng (bisa sambel goreng kentang, krecek, ati, daging, atau printil), opor ayam (bisa juga diganti opor telur), acar mentah dan krupuk udang. Berhubung sudah lama tidak ke mantenan tradisional, jadi aku sudah lama banget tidak menikmatinya. So, membuat sendirilah pilihannya. Soalnya tidak ada mantenan dalam waktu dekat juga. Hehehe. Alhamdulillah bisa makan dengan puas :) Happy cooking, happy eating.

Cerita Tentang Pesawat Terbang

To invent an airplane is nothing.  To build one is something.  But to fly is everything.  (Otto Lilienthal) Naik pesawat terbang buat sebagian orang adalah makanan sehari-hari. Surabaya - Jakarta bisa PP dalam sehari, lalu esoknya terbang ke kota lainnya lagi. Tapi, bagi sebagian orang naik pesawat terbang adalah kemewahan, atau malah masih sekedar harapan. Aku ingat betul, ketika aku masih kecil, sumuran anak taman kanak-kanak, aku punya cita-cita naik pesawat. Setiap kali ada pesawat terbang melintas, aku mendongakkan kepala dan melambaikan tangan.  Seusai ritual itu, aku akan bertanya "Bu, kapan aku bisa naik pesawat". "Nanti kalau kamu sudah besar, belajar yang rajin ya", jawab Ibu. Pada saat itu aku cuma mengangguk, tidak menanyakan lebih lanjut apa hubungan antara naik pesawat dengan rajin belajar. Yang pasti, mimpi itu tetap terpatri. Ketika usiaku semakin bertambah, aku menjadi lebih paham bahwa sebenarnya naik pesawat tidak masuk

[Review] Urban Wagyu: Makan Steak di Rumah

tenderloin steak rib eye steak Sejak kapan itu pengen makan steak, cuma suami keluar kota terus. Lalu, lihat feed IG kok nemu steak yang bisa delivery. Tergodalah aku untuk ikut beli di  @urbanwagyu . Mereka adalah steak house yang melayani delivery order saja, karena untuk sementara belum ada restonya. "Wah, seru nih  bisa makan steak di rumah", pikirku. Pesananku: rib eye well done, mashed potato, mixed vegies, extra grilled baby potato dg mushroom sauce. Sedangkan pesanan suami: tenderloin well done, french fries, mix vegies dengan black pepper sauce. Pesanan kami datang dengan kemasan box cokelat ala pizza dengan keterangan tentang detail pesanan di salah satu sisinya. Dagingnya dibungkus alumunium foil, saus dibungkus cup plastik dan diberikan peralatan makan dari plastik  dan dilengkapi dengan saus tomat dan sambal sachet. Reviewnya sebagai berikut: Dagingnya empuk banget, bisa dipotong dengan peralatan makan plastik. Lembut dan