Skip to main content

Toleransi Beragama


Akhir - akhir penyerangan terhadap aliran yang dianggap "sesat" ramai menghiasi media. Aku miris dan prihatin melihatnya. Well, di sini aku akan menyuarakan opiniku terhadapnya. 

Undang - Undang Dasar 1945 pasal 29 ayat menyatakan bahwa: (1) Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.(2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing - masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu. Tapi aku tidak melihat kurangnya jaminan pemerintah terhadap kebebasan untuk beragama dan beribadah. Bahkan pemerintah terkesan "cuek" terhadap adanya penyerangan terhadap kelompok yang dianggap sesat. Terlebih lagi, ketika Majelis Ulama Indonesia (MUI) memfatwa satu (atau beberapa) kelompok atau pergerakan sebagai aliran sesat, penyerangan makin menjadi. Kalau sudah seperti ini, nampaknya yang lebih menonjol adalah kebebasan untuk melakukan penyerangan, dan bukan kebebasan beragama dan beribadah. :( 

Agama memang sesuatu yang sensitif. That's why kita harus berhati - hati dalam melakukan kajian di dalamnya. Terlebih agama merupakan sesuatu yang multitafsir. Suatu ajaran bisa ditafsirkan bermacam - macam. Dalam Islam misalnya, selain bersumber dari kitab suci Al Quran, ada juga hadist sebagai penunjang. Tapi hadist sendiri punya bantak perawi (pengumpul), yang berakibat pada banyaknya penafsiran. Lebih lanjut, penerapan suatu ajaran sangat dimungkinkan untuk menjadi berbeda - beda pada setiap orang, karena didasarkan pada keyakinannya masing - masing. Perbedaan inilah yang menjadi dasar munculnya banyak aliran atau golongan dalam satu agama.

Memang sih, sepanjang pengamatanku ada aliran yang bisa dengan jahatnya aku anggap menyimpang alias sesat. Ajaran atau paham yang mereka anut menyimpang jauh dari doktrin utama.  Aku ambil contoh  dalam Islam. (Aku mengambil contoh agama yang aku anut karena aku punya pengetahuan tentangnya, meski tidak banyak). Penyimpangan paling ekstrim yang pernah terjadi adalah ada orang yang menganggap dirinya Tuhan, mengklaim kitab suci lain sebagai kitab suci, sholat tidak wajib. Hal ini secara langsung bertentangan dengan ajaran yang ada, yang tertulis dalam Al Quran yang misalnya menyebutkan "Tidak ada Tuhan selain Allah". 

Kasus - kasus penyimpangan seperti ini aku yakin bukan baru terjadi sekarang, tapi sudah ada sejak dahulu ketika para nabi masih hidup. Aku pernah baca, pada zaman satu nabi (aku lupa tepatnya nabi siapa) ada juga yang mengaku dirinya sebagai nabi. Tapi nabi pada saat itu nggak melakukan yang namanya penyerangan tuh. Makanya, agak mengherankan lho kalau mengaku beragama yang sama tapi nggak melakukan yang diajarkan nabinya. Aku yakin banget, nggak ada agama manapun yang menganjurkan kekerasan, do they?

Kalau toh, suatu aliran dianggap sesat, itu TIDAK DIBENARKAN dijadikan alasan untuk melakukan penyerangan. Apa iya, nggak ada cara lain untuk mengatasi atau "membasmi" aliran "sesat" selain dengan cara kekerasan?  Betapa nggak manusiawinya kalau sampai menghabisi nyawa orang lain, yang belum tentu ngerti duduk perkaranya. Prihatin banget rasanya ngelihat balita dan lansia  ikut menjadi korban. 

Kalau mau dibilang cuek, ngapain sih pusing - pusing meributkan agama dan ibadahnya orang? Padahal belum tentu kita sudah masuk dalam kategori beribadah dengan baik dan benar. Kenapa juga nggak konsen sama ibadahnya sendiri saja? As long as nggak mengganggu kita secara langsung, ngapain ribut. Nggak usah deh nyenggol tanaman orang kalau nggak mau tanaman kita disenggol.

Ada pepatah Jawa yang bisa dijadikan renungan dalam masalah ini, "uwong pinter kerja nggawe akal, wong bodo kerja nggawe okol" (Orang pintar bekerja memakai otak, orang bodoh bekerja dengan otot). Termasuk yang manakah Anda? Pilihannya ada di tangan Anda sendiri :)


Comments

Popular posts from this blog

Nasi Pupuk

Nasi Pupuk adalah Nasi Campur khas Madiun. Biasa ada di resepsi perkawinan dengan konsep tradisional, bukan prasmanan. Makanya biasa juga disebut Nasi Manten. Isinya adalah sambal goreng (bisa sambel goreng kentang, krecek, ati, daging, atau printil), opor ayam (bisa juga diganti opor telur), acar mentah dan krupuk udang. Berhubung sudah lama tidak ke mantenan tradisional, jadi aku sudah lama banget tidak menikmatinya. So, membuat sendirilah pilihannya. Soalnya tidak ada mantenan dalam waktu dekat juga. Hehehe. Alhamdulillah bisa makan dengan puas :) Happy cooking, happy eating.

Cerita Tentang Pesawat Terbang

To invent an airplane is nothing.  To build one is something.  But to fly is everything.  (Otto Lilienthal) Naik pesawat terbang buat sebagian orang adalah makanan sehari-hari. Surabaya - Jakarta bisa PP dalam sehari, lalu esoknya terbang ke kota lainnya lagi. Tapi, bagi sebagian orang naik pesawat terbang adalah kemewahan, atau malah masih sekedar harapan. Aku ingat betul, ketika aku masih kecil, sumuran anak taman kanak-kanak, aku punya cita-cita naik pesawat. Setiap kali ada pesawat terbang melintas, aku mendongakkan kepala dan melambaikan tangan.  Seusai ritual itu, aku akan bertanya "Bu, kapan aku bisa naik pesawat". "Nanti kalau kamu sudah besar, belajar yang rajin ya", jawab Ibu. Pada saat itu aku cuma mengangguk, tidak menanyakan lebih lanjut apa hubungan antara naik pesawat dengan rajin belajar. Yang pasti, mimpi itu tetap terpatri. Ketika usiaku semakin bertambah, aku menjadi lebih paham bahwa sebenarnya naik pesawat tidak masuk

[Review] Urban Wagyu: Makan Steak di Rumah

tenderloin steak rib eye steak Sejak kapan itu pengen makan steak, cuma suami keluar kota terus. Lalu, lihat feed IG kok nemu steak yang bisa delivery. Tergodalah aku untuk ikut beli di  @urbanwagyu . Mereka adalah steak house yang melayani delivery order saja, karena untuk sementara belum ada restonya. "Wah, seru nih  bisa makan steak di rumah", pikirku. Pesananku: rib eye well done, mashed potato, mixed vegies, extra grilled baby potato dg mushroom sauce. Sedangkan pesanan suami: tenderloin well done, french fries, mix vegies dengan black pepper sauce. Pesanan kami datang dengan kemasan box cokelat ala pizza dengan keterangan tentang detail pesanan di salah satu sisinya. Dagingnya dibungkus alumunium foil, saus dibungkus cup plastik dan diberikan peralatan makan dari plastik  dan dilengkapi dengan saus tomat dan sambal sachet. Reviewnya sebagai berikut: Dagingnya empuk banget, bisa dipotong dengan peralatan makan plastik. Lembut dan