Skip to main content

My 36 Weeks Pregnancy


Alhamdulillah, sudah melewati 36 enam minggu yang penuh cerita. Ada duka, tapi lebih banyak sukanya. Yes, pregnancy is an amazing and blissful moment for me. Well, di postingan ini aku akan berbagi cerita tentang hasil check up semalam.
  • Sebulan ini berat badanku naik 2 kilo, sekarang jadi 59 kg. So, total kenaikannya selama hamil adalah 9 kilo.
  • Berat baby 2,738 kg. Naik hampir sekilo dari check up empat minggu yang lalu. Berat ini termasuk gedhe untuk ukuran janin di umurnya, tapi masih normal kok. Berat janin di usia ini normalnya 2,3 - 2,5 kg.
  • Tekanan darahku 110/70.
  • Detak jantung baby normal, 143 kali/menit.
  • Nggak ada lilitan tali pusat.
  • Kepala tetap di bawah, tapi belum masuk panggul. My doctor said that no need to worry for that, soalnya kapan turunnya kepala bayi nggak ada patokan pasti harus dimulai di usia kandungan berapa minggu. The one who knows when the right time is the baby itself. Tapi ada cara - cara yang bisa dilakukan untuk membantu menurunkan kepala bayi seperti jalan pagi, berenang, senam dan memperbanyak duduk dengan posisi bersila.
  • Plasenta ada di atas, sehingga tidak menutup jalan lahir.
  • Ketuban kondisinya masih bagus, semoga bertahan sampai hari H. Amin.
  • Hasil USG menunjukkan usia kandunganku 37 minggu 3 hari, sedangkan kalau pake perhitungan HPHT usianya 36 minggu. So, ada kemungkinan lahirannya maju sekitar sepuluh hari.
Selain itu, aku juga menyampaikan keluhan yang aku alami di usia kandungan ini, seperti kalau buang air kecil nggak lancar, munculnya stretch mark di pantat. Oh iya, aku juga menanyakan tentang korelasi antara mengejan dengan kebutaan pada wanita bermata minus saat persalinan. Kata dokter di bawah atau sama dengan lima masih aman. Untuk memastikan bagaimana kondisi retina, bola mata dan urat syaraf mata disarankan untuk konsultasi ke dokter mata. Aku masih belum memutuskan akan ke dokter mata atau tidak, takut denger diagnosis yang jelek soalnya, hehe. Plus hati kecilku yang paling dalam mengatakan kalau nggak akan kenapa - kenapa sama mataku nantinya, amin. Aku selalu berusaha memberikan sugesti positif ke diriku sendiri, soalnya orang bijak bilang "apa yang terjadi berasal dari apa yang kamu pikirkan". Apalagi aku sering baca testimoni dari ibu - ibu bermata minus yang bisa melahirkan normal tanpa ada gangguan sama matanya di kemudian hari. Yap, aku pun optimis, bismillah. Semoga dimudahkan oleh Allah. Amin.


Keep healthy and happy dear Baby.
Ayah and Bunda can't wait to see you soon. 
Love you so much :*

Comments

Popular posts from this blog

Nasi Pupuk

Nasi Pupuk adalah Nasi Campur khas Madiun. Biasa ada di resepsi perkawinan dengan konsep tradisional, bukan prasmanan. Makanya biasa juga disebut Nasi Manten. Isinya adalah sambal goreng (bisa sambel goreng kentang, krecek, ati, daging, atau printil), opor ayam (bisa juga diganti opor telur), acar mentah dan krupuk udang. Berhubung sudah lama tidak ke mantenan tradisional, jadi aku sudah lama banget tidak menikmatinya. So, membuat sendirilah pilihannya. Soalnya tidak ada mantenan dalam waktu dekat juga. Hehehe. Alhamdulillah bisa makan dengan puas :) Happy cooking, happy eating.

Cerita Tentang Pesawat Terbang

To invent an airplane is nothing.  To build one is something.  But to fly is everything.  (Otto Lilienthal) Naik pesawat terbang buat sebagian orang adalah makanan sehari-hari. Surabaya - Jakarta bisa PP dalam sehari, lalu esoknya terbang ke kota lainnya lagi. Tapi, bagi sebagian orang naik pesawat terbang adalah kemewahan, atau malah masih sekedar harapan. Aku ingat betul, ketika aku masih kecil, sumuran anak taman kanak-kanak, aku punya cita-cita naik pesawat. Setiap kali ada pesawat terbang melintas, aku mendongakkan kepala dan melambaikan tangan.  Seusai ritual itu, aku akan bertanya "Bu, kapan aku bisa naik pesawat". "Nanti kalau kamu sudah besar, belajar yang rajin ya", jawab Ibu. Pada saat itu aku cuma mengangguk, tidak menanyakan lebih lanjut apa hubungan antara naik pesawat dengan rajin belajar. Yang pasti, mimpi itu tetap terpatri. Ketika usiaku semakin bertambah, aku menjadi lebih paham bahwa sebenarnya naik pesawat tidak masuk

[Review] Urban Wagyu: Makan Steak di Rumah

tenderloin steak rib eye steak Sejak kapan itu pengen makan steak, cuma suami keluar kota terus. Lalu, lihat feed IG kok nemu steak yang bisa delivery. Tergodalah aku untuk ikut beli di  @urbanwagyu . Mereka adalah steak house yang melayani delivery order saja, karena untuk sementara belum ada restonya. "Wah, seru nih  bisa makan steak di rumah", pikirku. Pesananku: rib eye well done, mashed potato, mixed vegies, extra grilled baby potato dg mushroom sauce. Sedangkan pesanan suami: tenderloin well done, french fries, mix vegies dengan black pepper sauce. Pesanan kami datang dengan kemasan box cokelat ala pizza dengan keterangan tentang detail pesanan di salah satu sisinya. Dagingnya dibungkus alumunium foil, saus dibungkus cup plastik dan diberikan peralatan makan dari plastik  dan dilengkapi dengan saus tomat dan sambal sachet. Reviewnya sebagai berikut: Dagingnya empuk banget, bisa dipotong dengan peralatan makan plastik. Lembut dan